WHO Beri Status Pandemi untuk COVID-19, Apa Artinya?

Jumat, 13 Maret 2020 15:00 WIB

Ilustrasi 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). REUTERS/CDC

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan status baru untuk Coronavirus disease 2019 alias COVID-19. Tepatnya pada Rabu, 11 Maret 2020 waktu setempat, Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa Covid-19 berstatus pandemi.

Hal ini diikuti dengan banyaknya korban yang terserang virus corona. “Kami melihat jumlah kasus, jumlah kematian dan jumlah negara yang terdampak semakin tinggi,” katanya seperti yang dilansir dari situs New York Times.

Namun, apa arti dari status baru tersebut? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-mana atau meliputi geografi yang luas. Itu berarti, virus corona sudah diakui menyebar ke hampir seluruh negara di dunia.

Sedangkan WHO sendiri mendefinisikan pandemi sebagai situasi ketika populasi seluruh dunia memiliki kemungkinan untuk terkena infeksi ini. Bahkan, mereka juga berpotensi untuk sakit. Memang hingga kini, sebanyak 124 ribu orang di berbagai negara terjangkit corona dan harus diisolasi untuk menghindari penyebaran yang lebih luas.

Adapun status pandemi tidak hanya digunakan untuk Covid-19. Melainkan sebelumnya, sudah ada empat penyakit yang pernah mendapat label serupa. Ini termasuk H1N1 atau flu babi pada tahun 2009, pandemi 1957-1958, pandemi 1968, dan pandemi 1981. Dari seluruhnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa pandemi 1981 lah yang terparah.

Advertising
Advertising

Lalu, perlukah khawatir dengan status pandemi dari Covid-19? Kepala kedaruratan WHO Michael Ryan pun mengatakan tidak perlu demikian. Sebab, ini hanya digunakan sebagai tanda bahwa aktivitas virus agresif dan intensif, bukan mematikan. Meski begitu, tetap disarankan agar setiap negara semakin fokus untuk mendeteksi, menguji, merawat, mengisolasi, melacak, dan memobilisasi masyarakat.

“Penting bagi setiap negara untuk bekerja secara kooperatif dan terbuka untuk mengendalikan situasi ini. Otoritas kesehatan juga perlu memikirkan dan mempersiapkan ketersediaan rumah sakit, antivirus, serta hal-hal pendukung lainnya,” katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | NEWYORKTIMES | CDC | WHO

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

16 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

4 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

15 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

15 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

16 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya