Isu Klorokuin Bisa Atasi Virus Corona, Harganya Justru Turun

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 20 Maret 2020 10:55 WIB

Ilustrasi klorokuin. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Mewabahnya virus corona membuat orang pun sibuk mencari obat yang dirasa mampu menghadang virus tersebut. Choloroquine atau klorokuin, pengobatan yang digunakan untuk pasien menderita malaria, belakangan ini banyak dicari peneliti seluruh dunia setelah diklaim memiliki potensi untuk mengatasi COVID-19.

Sebuah perusahaan farmasi produsen Choloroquine atau klorokuin di Amerika Serikat pada akhir 2019 sempat menaikkan harga hingga dua kali lipat. Namun kini mereka memangkas harga hingga setengahnya di tengah upaya untuk mencari penawar pandemi virus corona.

Dilansir STAT, data dari perusahan analitik Elsevier melaporkan bahwa Rising Pharmaceuticals, perusahaan obat asal New Jersey, menaikkan harga tablet fosfat klorokuin hingga 98 persen antara antara Desember 2019-Januari 2020, di mana harga tablet 250-miligram naik dari USD 3,87 menjadi USD 7,66.

Kenaikan harga ini terjadi beberapa bulan sebelum virus corona merebak dan menjadi pandemi global serta sebelum para dokter dan ilmuwan yakin bahwa obat ini dapat terbukti sebagai pengobatan yang efektif.

"Setelah isu ini merebak dan menjadi sebuah pandemi, kami melakukan pemotongan harga seperti pada 2015 untuk semua konsumen," ujar CEO Rising Pharmaceuticals, Ira Baeringer, seperti.

Advertising
Advertising

Pada konferensi pers, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menegaskan obat itu dapat menangani virus corona. Dia bahkan mengatakan pengobatan ini disetujui meskipun secara eksklusif digunakan untuk menyembuhkan malaria.

Komisioner Administrasi Makanan dan Obat-obatan, Stephen Hahn, memberikan pernyataan yang kontradiktif dengan pendapat presiden. Dia mengatakan analisis kemanjuran suatu obat untuk mengatasi virus corona harus dilakukan melalui uji coba klinis.

Klorokuin fosfat diproduksi sebagai obat antimalaria sejak akhir 1940-an. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, klorokuin menunjukkan potensi untuk merawat pasien virus corona dan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus tersebut, yang dikenal sebagai COVID-19.

Meski dengan penemuan ini dan meningkatnya minat terhadap klorokuin, Baeringer menegaskan bahwa Rising Pharmaceuticals tidak memasarkan obat ini sebagai obat untuk COVID-19. Baeringer mengatakan kenaikan harga awal terjadi setelah perusahaan melakukan investasi yang signifikan dalam meningkatkan kapasitas, dan merupakan respons terhadap volume yang kecil dan dengan cepat menurun di pasar.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

13 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

16 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

5 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

9 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

9 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

13 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

15 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya