Hindari Stres, Ini 9 Dampak Buruknya pada Tubuh

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 9 April 2020 16:33 WIB

ilustrasi stres (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Secara sederhana, stres adalah cara tubuh merespons potensi bahaya. Ketika otak mengetahui adanya ancaman, dia mengarahkan kelenjar tertentu untuk melepaskan banjir hormon, yaitu adrenalin dan kortisol, yang meningkatkan kewaspadaan, detak jantung, aliran darah ke otot, dan banyak lagi.

Stres pada dasarnya tidak jahat atau buruk. Ini adalah respons biologis yang dirancang untuk membantu kita berhasil lolos dari ancaman. Di dunia yang ideal, tubuh merespons stres kemudian kembali ke keadaan normal.

Tetapi, di dunia yang kurang ideal, stres bisa menjadi kronis. Saat itulah mulai berdampak negatif bagi kesehatan. Jadi, apa yang terjadi pada tubuh jika selalu stres?Dilansir dari www.insider.com, Cindy Geyer dan Joel Kahn, anggota True Health Initiative, memberi jawaban.

Stres kronis mengganggu tidur
Menurut survei American Pyschological Association, 2019 Stress in America, kebanyakan orang Amerika mengatakan mereka mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dari normal. Itu bisa mengurangi kualitas tidur.

"Anda bisa masuk ke lingkaran setan. Jika stres dan tidak bisa menghentikan kekhawatiran dan kecemasan, Anda tidak bisa tidur atau bangun lebih sering, atau melihat jam dan tidak bisa kembali tidur," ujar Geyer, direktur medis di Canyon Ranch di Lenox, Massachusetts.

Advertising
Advertising

Satu studi 2019 menemukan bahwa hanya satu malam tanpa tidur dapat menyebabkan peningkatan stres 30 persen. Sementara studi 2015 yang meneliti wanita paruh baya selama periode 9 tahun menemukan mereka yang melaporkan tingkat stres tertinggi memiliki kualitas tidur yang lebih rendah dan lebih mungkin mengalami insomnia. Penelitian medis menunjukkan kurang tidur telah dikaitkan dengan segala hal, mulai dari kecemasan hingga depresi.

Kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko masalah jantung, obesitas, dan diabetes, dan itu dapat membatasi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi, menurut National Institutes of Health.

Saat stres, pilihan makanan buruk
"Orang yang stres mungkin menggunakan makanan sebagai penghibur. Anda biasanya tidak mengunyah brokoli ketika sedang stres. Anda biasanya mengambil donat dan keripik," kata Kahn, profesor kedokteran klinis di Sekolah Kedokteran Universitas Negeri Wayne.

Meskipun tidak semua orang makan, stres mengarah pada respons melawan yang dapat melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol, yang meningkatkan nafsu makan. Stres yang terus-menerus dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol, menurut Harvard Health Publishing.

Ketika suatu peristiwa yang menegangkan terjadi, kadar kortisol harus menurun. Tetapi bagi orang-orang yang terjebak dalam siklus stres, kadar kortisol mungkin tetap meningkat dan mungkin masih merasakan keinginan untuk makan makanan ringan yang manis dan berlemak.

Satu penelitian penting 2007 menemukan bahwa orang dengan kadar kortisol yang lebih tinggi lebih cenderung ngemil sebagai respons terhadap stres. Wanita lebih cenderung makan ketika stres daripada pria. Satu studi 2014 menemukan bahwa makan saat stres lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki. American Psychological Association menemukan bahwa wanita lebih cenderung sering melaporkan stres daripada pria, dengan 31 persen wanita melaporkan makan selama masa-masa sulit dibandingkan 21 persen pria.

Saat stres tidak ingin berolahraga
Seringkali orang yang stres tidak menyediakan waktu untuk berolahraga.

Stres dapat mengacaukan hormon
Bagi wanita dan pria, stres dapat memicu ketidakseimbangan hormon. "Ketika pasien datang kepada saya karena ketidakseimbangan hormon, akar penyebabnya biasanya adalah terlalu banyak kortisol atau hormon stres," kata Dr. Jane Oh.

Stres dapat memperburuk masalah kulit
Para peneliti telah mengidentifikasi sejumlah kondisi yang tidak selalu disebabkan oleh stres tetapi dapat diperburuk olehnya. Daftar itu termasuk jerawat, psoriasis, ruam, dan eksim.

Stres memperburuk keadaan hati
Selama episode akut stres, tubuh dibanjiri dengan adrenalin, yang meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Dalam kasus stres ekstrem, Anda bahkan dapat mengalami kondisi yang dikenal sebagai sindrom patah hati, rasanya persis seperti serangan jantung.

Stres membuat rentan terhadap penyakit
Studi 2015 menunjukkan bahwa stres dapat menyebabkan orang terserang demam. Stres juga dikaitkan dengan timbulnya alergi dan asma.

Stres dapat menyebabkan depresi
Intinya adalah bahwa depresi dapat disebabkan oleh kombinasi faktor. Meski begitu, National Institute of Mental Health memang menyebutkan stres sebagai faktor risiko penyakit tersebut.

Stres bisa membuat sistem pencernaan rusak
Jika pernah merasa ingin muntah sebelum memberikan pidato atau presentasi, maka Anda sudah tahu bahwa stres memiliki efek langsung pada usus. Faktanya, stres diketahui menyebabkan gejala-gejala seperti mulas, gangguan pencernaan, mual, muntah, diare, dan sembelit. Itu karena otak dan usus terhubung erat dan dikendalikan oleh banyak hormon yang sama, menurut Pusat Medis Universitas Maryland.

Berita terkait

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

6 jam lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

2 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

2 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

2 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

2 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

4 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

4 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

4 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

7 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

7 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya