Pemerintah Diminta Waspadai Hubungan Merokok dengan Dampak Corona

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 16 April 2020 21:20 WIB

Ilustrasi larangan merokok. Ulrich Baumgarten/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 40 organisasi masyarakat sipil, akademisi, profesi, dan lembaga nonpemerintah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo untuk meminta penguatan pengendalian tembakau untuk mendukung penanganan virus corona alias COVID-19 di Indonesia. Dalam surat berjudul "Dukungan Terhadap Penanganan COVID-19" tertanggal 15 April 2020 yang diterima di Jakarta, Kamis, 40 organisasi tersebut memaparkan hubungan antara perilaku merokok dengan risiko penularan COVID-19.

Perilaku merokok dikaitkan dengan prevalensi penyakit tidak menular seperti kanker, stroke, kardiovaskular dan penyakit pernafasan kronis. Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan penyebab utama kematian di Indonesia adalah kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes, dan hipertensi; di sisi lain prevalensi laki-laki dewasa perokok mencapai 63 persen.

Surat tersebut mengutip Laporan Misi Gabungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)-Cina yang menunjukkan tingkat kematian pasien COVID-19 yang memiliki riwayat penyakit tidak menular lebih tinggi dibandingkan pasien lain. Sementara itu, Institut Kesehatan Nasional Italia juga melaporkan 99 persen korban COVID-19 yang meninggal memiliki riwayat penyakit tidak menular seperti kardiovaskular, diabetes, hipertensi, penyakit pernafasan kronis, dan kanker. Sedangkan penelitian yang diterbitkan The Lancet menunjukkan perokok di Cina memiliki risiko 14 kali lebih tinggi mengalami risiko COVID-19 yang berat dibandingkan yang bukan perokok.

Karena itu, 40 organisasi tersebut meminta Joko Widodo mengambil langkah-langkah untuk memperkuat pengendalian tembakau, misalnya melakukan kampanye melalui berbagai media tentang hubungan perilaku merokok, baik rokok biasa maupun rokok elektronik, dengan risiko COVID-19. Selain itu, 40 organisasi tersebut juga meminta penanganan pasien COVID-19 juga memastikan status merokok dicatat dan dimasukkan ke dalam rekam medisnya untuk mengembangkan kebijakan lebih lanjut.

Organisasi yang menandatangani surat itu adalah Majelis Pembina Kesehatan Umum PP Muhammadiyah, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardvaskular Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Tim Penanganan COVID-19 Rumah Sakit Persahabatan, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Forum Petani Multikultur Indonesia, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Advertising
Advertising

Kemudian, Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Universitas Indonesia, Hasanuddin Contact Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Central Universitas Udayana, Pusat Kajian Jaminan Sosial UI, MTCC UMY, MTCC UMM, ITB Ahmad Dahlan, STCC Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia, LPAI, TCSC-IAKMI. Kemudian, Komite Nasional Pengendalian Tembakau, Komnas Perlindungan Anak, IISD, Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak, CISDI, Lentera Anak, Forum Warga Kota Jakarta, CTCS Aceh, Yayasan Abdi Sehat Indonesia Jayapura, JP3T.

Kemudian, Yayasan Pusaka Indonesia, Yayasan Peduli Anak Indonesia, Rumah Mediasi Indonesia, The Aceh Institute, Forum JSTT, No-Tobacco Community, Sahabat Cipta Smoke Free Jakarta, AJI Jakarta, Raya Indonesia, dan IAKMI Pengda Bali.

Berita terkait

Olahraga-olahraga Kardio Ini Bisa Dilakukan di Rumah

1 hari lalu

Olahraga-olahraga Kardio Ini Bisa Dilakukan di Rumah

Saat dilakukan secara teratur, olahraga kardio dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan, membakar lemak dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

1 hari lalu

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

Vitamin D memiliki peran dalam menjaga pertumbuhan otot dan tulang yang optimal dengan absorbsi kalsium di saluran cerna.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

20 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

50 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

51 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

56 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

57 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Inilah 8 Risiko jika Tubuh Mengonsumsi Gula Berlebihan

23 Februari 2024

Inilah 8 Risiko jika Tubuh Mengonsumsi Gula Berlebihan

Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan yang serius.

Baca Selengkapnya

71 Petugas KPPS Meninggal Antara Lain karena Kelelahan dan Hipertensi, Kenali 5 Bahaya Darah Tinggi

22 Februari 2024

71 Petugas KPPS Meninggal Antara Lain karena Kelelahan dan Hipertensi, Kenali 5 Bahaya Darah Tinggi

Hingga 18 Februari, terhitung 71 petugas KPPS meninggal antara lain karena kelelahan kronis, penyakit jantung hingga hipertensi atau darah tinggi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Komplikasi Anoreksia? Berikut 5 Cara Mengatasi Gangguan Makan Ini

12 Januari 2024

Apa Itu Komplikasi Anoreksia? Berikut 5 Cara Mengatasi Gangguan Makan Ini

Pola hidup yang tidak seimbang dapat mengakibatkan gangguan makan atau biasa dikenal dengan anoreksia. Bagaimana cara mengatasi anoreksia?

Baca Selengkapnya