Siapkan Rp 3,7 Miliar, Johnson & Johnson Ajak Atasi Tuberkulosis

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Jumat, 8 Mei 2020 07:15 WIB

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Tuberkulosis (TB – seringkali disebut dengan TBC) merupakan salah satu isu penting dunia. Dengan tujuan untuk mengakhiri epidemi Tuberkulosis pada tahun 2030, Johnson & Johnson Global Public Health bekerja sama dengan Johnson & Johnson Innovation – JLABS mengajak masyarakat dunia untuk terlibat secara langsung dalam mencari solusi terhadap pelayanan kesehatan Drug Resistant Tuberculosis (DR-TB) atau dikenal juga dengan istilah Tuberkulosis Resisten Obat (TB-RO), selama pandemi maupun setelahnya melalui Drug-Resistant Tuberculosis Lifeline QuickFire Challenge. Kesempatan ini terbuka secara khusus untuk masyarakat di negara – negara dengan beban TB tertinggi di dunia, seperti Indonesia, India, Filipina, Afrika Selatan, dan Ukraina.

Pada kompetisi Lifeline QuickFire Challenge, kesempatan terbuka bagi masyarakat untuk mengeksplorasi dan mengusulkan ide – ide kreatif dan inovatif yang dapat diimplementasikan dan dimanfaatkan secara berkesinambungan, sehingga dapat memberikan dampak secara langsung terhadap penanganan pelayanan kesehatan untuk DR-TB. Ide atau inovasi yang dicari secara khusus harus mencakup konsultasi dan tindak lanjut jarak jauh, dukungan pasien berbasis rumah atau digital untuk mempertahankan kepatuhan dan penyelesaian pengobatan Tuberkulosis. Bisa pula tentang akses terhadap perawatan untuk kejadian buruk tanpa harus meninggalkan rumah, dukungan kesehatan mental, nutrisi, mengatasi isolasi sosial, dan dukungan sekitar, serta manfaat sosial.

Lifeline QuickFire Challenge telah dibuka sejak tanggal 5 Mei 2020 dan akan berlangsung hingga tanggal 19 Mei 2020. Sebanyak 5 pemenang terpilih untuk ide kreatif, inovatif, dan berpotensi untuk menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan DR-TB akan diumumkan pada bulan Juni 2020 dan diberikan penghargaan senilai total USD 250 ribu (Rp 3,7 miliar), atau masing-masing memperoleh sebesar USD 50 ribu (Rp 754 juta). Selain itu juga mendapatkan kesempatan untuk terlibat dengan para ahli di Johnson & Johnson Family of Companies.

Untuk keterangan lebih lanjut mengenai Drug-Resistant Tuberculosis Lifeline QuickFire Challenge dapat dilihat pada lampiran berikut ini serta tautan berikut: JLABS.tv/dr-tb

Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia dalam jumlah kasus Tuberkulosis. Badan Kesehatan Dunia (WHO) Global TB Report 2018 memperkirakan kasus TB di Indonesia sebesar 842 ribu kasus, dimana kasus Multi-Drug Resistant TB (MDR-TB) diperkirakan sebanyak 23 ribu kasus.

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

Advertising
Advertising

DR-TB merupakan TB yang resisten terhadap minimal 2 obat anti TB lini pertama, yaitu isoniazid dan Rifampisin atau obat anti TB lini pertama lainnya seperti etambutol, streptomisin, dan pirazinamid. Resistensi obat pada DR-TB itu pada umumnya, terjadi akibat pemberian obat yang tidak tepat, ketidakpatuhan pasien TB dalam pengobatan yang dapat memperburuk kondisi pasien. Pasien seperti ini membutuhkan pengobatan dengan dosis yang lebih tinggi. Pasien DR-TB berpotensi menularkan kuman penyakit TB di level DR.

Hingga saat ini, penyakit Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia. Pada saat yang bersamaan, dunia juga sedang menghadapi pandemi virus corona (COVID-19) yang memberikan dampak negatif kepada dunia di berbagai aspek, baik ekonomi, infrastruktur, maupun kesehatan.

Pandemi COVID-19 mengharuskan dan menghimbau masyarakat untuk melakukan physical distancing dan membatasi kunjungan ke rumah sakit kecuali dalam keadaan terdesak. Selain itu, COVID-19 juga secara spesifik menyebabkan pelayanan kesehatan penyakit lainnya menjadi terganggu.

Seseorang yang positif COVID-19 dapat mengalami beberapa gejala, dimana salah satunya adalah gangguan pernafasan atau kerusakan paru – paru. Namun, gejala – gejala ini akan menjadi lebih serius dan fatal pada seseorang dengan TB/DR TB, karena daya tahan tubuh yang lebih lemah dan kondisi paru yang lebih rentan terinfeksi.

Dengan terganggunya pelayanan kesehatan ini, dapat menjadikan pengobatan dan perawatan pasien TB atau DR-TB menjadi tidak efektif. Padahal, penting bagi pasien TB-DR TB untuk memastikan pengobatan dan perawatan mereka terus berjalan secara teratur hingga mereka sembuh.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

12 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

15 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

5 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

9 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

9 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya