Kenali Penyakit Lyme, Gejalanya Mirip Covid-19

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 15 Juni 2020 19:45 WIB

Penyanyi Justin Bieber saat menghadiri acara premiere serial televisi dokumenter "Justin Bieber: Seasons" di Los Angeles, California, 28 Januari 2020. REUTERS/Mario Anzuoni

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu penyanyi Justin Bieber mengungkapkan salah satu alasan dia rehat dari dunia musik adalah karena penyakit lyme yang dideritanya. Lyme sendiri memiliki gejala yang serupa dengan penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru atau COVID-19, meskipun keduanya disebabkan oleh hal yang berbeda.

Lyme adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen yang diturunkan dari satu organisme hidup ke organisme lain, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) seperti dilansir dari laman Health. Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi, dan ditularkan ke manusia melalui gigitan kutu belang atau rusa yang terinfeksi.

Gejala awal lyme adalah; demam, meriang, sakit kepala, pegal-pegal, rasa linu pada sendi, pembengkakan kelenjar getah bening serta mudah lelah. Beberapa dari gejala tersebut serupa dengan gejala awal COVID-19.

Lantas bagaimana membedakan antara penyakit lyme dengan COVID-19?

Ahli imunologi dari NYU Langone Health dokter Purvi Parikh,MD, menyebutkan perbedaan terbesar kedua penyakit itu adalah penyebab dan cara masuknya penyakit ke dalam tubuh manusia. "Lyme disebabkan oleh bakteri, maka pengobatan dengan antibiotik oral sudah mampu menyembuhkan pasien dengan cepat," kata Parikh.

Advertising
Advertising

Sementara COVID-19 disebabkan oleh virus corona yang hingga saat ini masih dicari tata cara pengobatan yang paling sesuai dan manjur. Menurut Parikh jenis virus seperti influenza, virus flu, dan virus corona masuk ke dalam tubuh melalui saluran hidung atau pernapasan dan jaringan paru-paru, jadi gejala yang paling terlihat dari infeksi ini terdapat pada pernapasan.

Sementara itu lyme ditularkan melalui kulit, di mana bakteri itu masuk ke dalam pori-pori dan aliran darah sehingga gejala lyme seringkali disertai dengan ruam-ruam. Karena penularan yang berbeda, maka proteksi terhadap kedua penyakit ini juga berbeda. Untuk penyakit lyme, CDC menganjurkan untuk menghindari paparan kutu dengan membatasi waktu di daerah berumput serta semak.

Bila harus berkegiatan di daerah tersebut, gunakan kemeja lengan panjang dan celana panjang serta menggunakan obat nyamuk untuk melindungi dari kutu. Sementara untuk COVID-19, CDC merekomendasikan untuk membatasi kontak fisik di luar rumah tangga, mengenakan masker dan mencuci tangan secara teratur.

Berita terkait

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

1 hari lalu

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.

Baca Selengkapnya

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

1 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

13 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

20 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

21 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya