Sebab Ada Pasien COVID-19 Parah dan yang Tanpa Gejala

Reporter

Antara

Jumat, 21 Agustus 2020 18:15 WIB

ilustrasi anak sesak napas

TEMPO.CO, Jakarta - Pasien COVID-19 bisa mengalami kondisi kesehatan yang menurun sehingga membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit. Di sisi lain, ada juga orang tanpa gejala atau OTG dan tidak membutuhkan pengobatan. Mengapa bisa berbeda-beda?

"Ada yang langsung drop, kematian tinggi. Ada juga yang tanpa gejala atau gejala ringan. Apa penyebabnya? Imunitas yang baik, lalu tidak ada penyakit kronis," jelas dokter spesialis jantung dari Mount Elizabeth Novena Hospital, Singapura, Nikolas Wanahita dalam webinar "Jantung Sehat & COVID-19: The Dos and Don'ts", Jumat, 21 Agustus 2020.

Selain itu, ada juga peran viral load yang diasosiasikan dengan keparahan infeksi COVID-19. Saat virus masuk dalam jumlah tidak banyak, maka ada waktu untuk respons imun primer tubuh bekerja lebih cepat untuk membendung replikasi virus.

Selanjutnya, respons imun sekunder mengambil alih untuk mengeluarkan sel spesifik melawan virus, yakni B-cell dan T-cell.

"Tubuh butuh waktu bergerak ke secondary immune response sekitar lima hari. Mereka keluarkan sel spesifik melawan virus termasuk B-cell dan T-cell untuk mengeluarkan antibodi spesisifik, membuat virus tidak aktif dan mati. Sekitar 1-2 minggu setelah infeksi lalu kita sembuh," jelas Wanahita.

Advertising
Advertising

Pada skenario buruk, virus load dalam jumlah banyak menyebabkan respons imun primer kewalahan sehingga tidak bisa membendung virus dan terjadi badai sitokin berlebihan.

"Produksi primary immune response berlebihan, sitokin akan menyerang badan sendiri, menimbulkan radang atau inflamasi berlebihan. Ini berbahaya, menyebabkan kondisi orang dengan COVID-19 cepat drop," jelasnya.

Selain viral load, penggunaan masker bisa menjadi faktor penentu tingkat keparahan COVID-19 versus hanya bergejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Saat seseorang batuk atau pilek (kemungkinan COVID-19) mengenakan masker dan menjaga jarak kala berada di sekitar orang lain yang juga bermasker, maka jumlah virus corona masuk ke hidung dan mulut orang-orang lebih kecil.

Jika nantinya orang di sekitar terkena COVID-19, maka kemungkinannya tidak parah, ringan, atau bahkan tak bergejala. Terkait hal ini, ia menilai penggunaan masker dan menjaga jarak lebih efektif dibanding strategi lockdown.

"Memang bukan jaminan tidak terkena COVID-19, tetapi kalau memakai masker dan menjaga jarak, COVID-19 yang didapatkan jenisnya ringan atau tidak bergejala," paparnya.

Berita terkait

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

1 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

2 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

3 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

7 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

7 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

8 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

11 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

13 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

13 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

14 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya