Kenali Gejala Kanker Usus Besar, Ini yang Paling Mudah Terdeteksi

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 28 Agustus 2020 14:30 WIB

Ilustrasi kanker usus (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Gaya hidup yang kurang sehat, usia, riwayat penyakit, genetik, diabetes menjadi faktor pemicu kanker usus besar. Kanker kerap kali terlambat dideteksi, termasuk usus besar. Namun, biasanya penyakit ini menunjukkan gejala pada penderitanya.

Melansir Express UK, ketika kanker usus besar mulai menyerang tubuh, penderitanya mungkin mulai mengalami perubahan ukuran dan bentuk tinja. Perubahan cara mengeluarkan kotoran juga bisa menjadi petunjuk.

Bagi penderita kanker usus besar, tinja yang keluar lebih memanjang atau menipis. Alasan perubahan bentuk ini karena bagian dalam usus besar menyempit dan tinja menjadi lebih ramping.

“Kotoran yang sempit yang jarang terjadi mungkin tidak berbahaya. Namun, dalam beberapa kasus, tinja yang sempit, terutama jika seperti pensil tipis, mungkin merupakan tanda penyempitan atau penyumbatan usus besar akibat kanker," tulis Mayo Clinic.

Dijelaskan Mayo Clinic, Irritable bowel syndrome (IBS) adalah kondisi lain yang dapat menyebabkan perubahan ukuran tinja sehingga menjadi lebih kecil, lebih besar, atau lebih sempit dari biasa.

Advertising
Advertising

Perubahan lain dalam kebiasaan buang air besar mungkin termasuk frekuensi, seperti diare atau sembelit dalam waktu lama, atau sakit perut saat buang air besar. Beberapa pasien dengan kanker rektal juga mungkin mengalami tenesmus atau ingin buang air besar, bahkan setelah buang air. Penyebab perasaan ini adalah karena rektum menipu tubuh agar percaya masih ada kotoran di sana, sehingga menimbulkan sensasi yang aneh.

Dalam skrining kanker usus, pertama yang dilakukan para dokter biasanya melibatkan pengambilan sampel feses, prosedur yang tidak nyaman, tetapi non-invasif dan memiliki sedikit atau tanpa risiko bagi pasien. Tes darah samar feses biasanya digunakan untuk memeriksa feses, menguji keberadaan darah mikroskopis atau tak terlihat di tinja.

Tingkat skrining kedua jauh lebih invasif. Ini melibatkan sigmoidoskopi fleksibel dan kolonoskopi. Kolonoskopi menggunakan tabung tipis fleksibel, panjang sekitar 150 cm untuk memeriksa lapisan dalam usus besar. Ruang lingkup dipandu ke dalam usus melalui anus.

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

5 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

7 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

11 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

12 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

12 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

15 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

17 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya