TEMPO.CO, Jakarta - Penggunaan essential oil atau minyak esensial kini semakin digemari, selain karena aromanya yang menenangkan, minyak atsiri ini juga dipercaya memiliki sejumlah khasiat. Senyawa dalam essential oil disebut memiliki efek kesehatan mulai dari meredakan sakit kepala hingga membuat tidur lebih nyenyak.

Namun ada beberapa pendapat menyebutkan bahwa essensial oil bisa menyebabkan asma. Dokter Reinita Arlin Baskoro menyebutkan bahwa belum ada bukti ilmiah atau penelitian khusus yang membuktikan bahwa essential oil bisa jadi penyebab asma. "Asma itu kan sebenarnya reaksi inflamasi kronis di saluran napas, itu ada peradangan karena alergen," kata dr Reinita dalam konferensi pers virtual pada Selasa 15 September 2020.

Essential oil, kata dr Reinita memang bukan ditujukan untuk pengobatan asma namun lebih kepada pencegahan. "Direkomendasikan essential oil yang bisa membuat saluran napas lebih lega, karena kalau saluran napas lebih lega kita jadi lebih happy dan tubuh merilis hormon endorfin sehingga metabolisme kita jadi bagus. Metabolisme bagus maka imun tubuh akan baik, kata dia.

Dokter yang juga menjadi pembawa acara televisi itu merekomendasikan essential oil beraroma peppermint untuk melegakan pernapasan. "Yang mentol-mentol itu bisa bikin pernapasan lebih lega," kata dia.

Penggunaan essential oil sebaiknya digunakan menggunakan carrier oil dengan jumlah carrier oil yang lebih banyak dibanding essential oil. "Untuk penggunaan pada bayi disarankan di atas tiga bulan, tapi ada juga pendapat di atas enam bulan. Tapi ada juga newborn yang sudah dipakaikan essential oil, semua tergantung tingkat kepekaan masing-masing," kata dr Reinita.

Hari ini Tupperware Indonesia meluncurkan jajaran produk essential oil di bawah merek Trulife by Tupperware. Diklaim terbuat 100 persen dari essential oil murni, produk Trulife sudah mengatongi sertifikat halal dari MUI.