Pernah Alami Alergi Karena Efek Samping Obat, Segera Laporkan ke Sini

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 17 September 2020 21:39 WIB

ilustrasi obat (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua International Society of Pharmacovigilance (ISoP) Indonesia Jarir At Thobari mengatakan efek samping yang dirasakan ketika mengonsumsi obat penting untuk dilaporkan. Hal itu perlu dilakukan demi keselamatan dan keamanan pasien saat ini, maupun di masa depan. "Peran masyarakat sangat penting untuk turut aktif dalam memantau dan melaporkan efek samping obat yang tengah dikonsumsi," kata Jarir di webinar Patient Safety Day 2020, Kamis 17 September 2020.

Masyarakat bisa melapornya ke situs resmi Badan Pengawas Obat dan makanan di https://e-meso.pom.go.id/ADR. Selama ini lebih banyak tenaga kesehatan yang melaporkan kasus efek samping obat yang terjadi pada pasien. Padahal, pasien pun punya hak untuk melaporkan efek samping yang dialami mereka.

Akademisi Departemen Farmakologi dan Terapi Universitas Gadjah Mada itu menjelaskan, laporan dari masyarakat akan membantu menentukan tindak lanjut terhadap obat-obatan tersebut. Penting untuk merinci dan mencatat sebanyak mungkin reaksi merugikan demi keselamatan pasien dan obat yang berkelanjutan (pharmacovigilance). "ISoP Indonesia sebagai organisasi ilmiah independen berkomitmen dalam memajukan sistem Farmakovigilans di Indonesia, salah satunya dengan secara terus menerus melakukan sosialisasi tentang pentingnya pelaporan efek samping obat baik untuk masyarakat, industri farmasi dan profesional kesehatan," kata Jarir.

Jarir mengingatkan setiap obat punya dua sisi, yakni khasiat dan efek samping. Dampaknya dapat bervariasi tergantung individu. Ada empat hal yang bisa terjadi kepada pasien dengan penyakit dan obat yang sama. Pertama, tidak mendapatkan khasiat namun mengalami efek samping. Lalu mendapatkan khasiat tanpa efek samping, tidak mendapat khasiat maupun efek samping, juga mendapatkan khasiat obat namun tetap merasakan efek samping. Berbagai faktor mempengaruhi hal ini, termasuk faktor genetik yang sifatnya individual. Efek samping juga dapat terjadi ketika ada interaksi pemakaian obat yang berbeda.

"Melaporkan efek samping obat juga penting untuk diperhatikan oleh pasien kanker," ujar Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Aru Wicaksono Sudoyo pada kesempatan yang sama.

Advertising
Advertising

Aru menuturkan, pasien kanker harus segera melapor kepada dokter bila mengalami efek samping setelah menggunakan obat tertentu. Dengan demikian, dokter dapat memberi saran seperti memberi perawatan medis tertentu atau mengubah obat jika harus menjalani perawatan lain.

Selama mengonsumsi obat, pasien sebaiknya memahami dan bisa mengelola efek samping yang umum terjadi. Efek samping bisa berupa pusing, mual, alergi, kelelahan hingga bibir pecah-pecah. Pasien pun dapat melakukan perubahan gaya hidup serta pola makan untuk menekan efek samping pengobatan bila memungkinkan. ”Efek samping dapat terjadi selama masa pengobatan. Mulai dari yang ringan sampai berat. Sebaiknya pasien dan keluarga dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan informasi terkait efek samping yang bisa atau mungkin terjadi selama pengobatan," ujar Eko Adhi Pangarsa, Ketua YKI Cabang Jawa Tengah.

Pasien dan dokter harus menjalin komunikasi yang baik sehingga efek samping obat yang mungkin terjadi bisa ditangani tepat dan cepat. Dokter akan menghentikan pemberian obat bila memang membahayakan pasien. "Ada juga yang butuh dihentikan sementara, atau turunkan dosisnya dulu, lalu dinaikkan perlahan," kata Aru.

Presiden Direktur Bayer Indonesia Angel Michael Evangelista mengatakan, pihaknya berusaha mendeteksi pola efek samping obat-obatan yang digunakan pasien dengan menyediakan platform di mana masyarakat bisa melaporkan efek samping obat produksi Bayer. "Salah satu langkah kunci dalam memastikan deteksi dini sinyal keselamatan tersebut adalah melalui pelaporan Kejadian Tidak Diinginkan (KTD). Untuk memberikan akses pelaporan efek samping obat Bayer, kami sediakan SafeTrack yang dapat diakses secara online,“ kata Michael.

Berita terkait

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

5 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

5 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

5 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

6 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

6 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

6 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

8 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

9 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

9 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya