Atasi Stres dan Serangan Panik Saat Pandemi, Latihan Pernapasan Jadi Solusi

Reporter

Bisnis.com

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 29 September 2020 16:12 WIB

Ilustrasi panik. pumirror.com

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan panik dapat terjadi pada siapa saja. Itu adalah respon terhadap bahaya, stres, atau kegembiraan. Serangan panik bisa sangat mungkin terjadi di masa pandemi, karena orang banyak mengalami stres dan ketakutan tertular atau saat mengalami sakit yang diduga terindikasi covid-19.

Akan tetapi, serangan panik juga bisa muncul tanpa alasan yang jelas, bahkan ketika sedang tertidur yang tentu akan sulit untuk mengelolanya. Mereka yang terkena serangan panik mungkin merasa seolah-olah akan mati, mengalami serangan jantung, pingsan, atau kehilangan kendali.

Ketika seseorang terkena serangan panik, detak jantung berdebar kencang, merasa pingsan, pusing, merasa sangat panas atau sangat dingin, berkeringat, gemetar, mual, nyeri di dada atau perut, sulit untuk bernapas atau merasa seperti tersedak. Beberapa merasakan kaki gemetar, bahkan merasa seperti terputus dari pikiran, tubuh, atau lingkungan alias ingin meninggal.

Melansir Express, Senin 28 September 2020, serangan panik bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Beberapa orang merasa serangan panik yang dialaminya dipicu oleh tempat, situasi, dan aktivitas tertentu.

Waktu terasa berjalan sangat lambat saat mengalami serangan panik, dan penderitanya akan merasa kesulitan untuk menenangkan diri selama berjam-jam. Namun, kebanyakan serangan panik hanya berlangsung antara lima dan 20 menit, dengan gejala memuncak pada 10 menit. Dalam kasus ekstrim, serangan panik bisa bertahan hingga satu jam.

Advertising
Advertising

Untuk menghentikannya, Mental Health Charity Mind menjelaskan pertama-tama yakni fokus pada pernapasan. Buat 5 kali hitungan saat menarik napas dan 5 hitungan ketika mengeluarkan napas. Selanjutnya alihkan perhatian ke kaki, injak di tempat saat melakukan latihan pernapasan.

Selanjutnya berkonsentrasilah dengan mengunyah sesuatu yang mint atau peluk sesuatu yang lembut seperti bantal empuk. "Teknik itu benar-benar dapat membantu Anda memperlambat pernapasan dan memulihkan ke keadaan normal," sebut badan amal itu,

Pikiran merekomendasikan bernapas perlahan dan mendengarkan suara-suara di sekitar. Lepaskan sepatu dan kaus kaki serta berjalanlah tanpa alas kaki. Selimuti diri dengan kain, bisa juga dengan menyemprotkan aroma terapi yang menenangkan pada selimut. Jagalah tubuh dan berikan apa yang dibutuhkannya setelah mengalami serangan panik. Adapun yang terpenting, beritahu keluarga, sahabat, atau teman ketika gejala ini datang dan bicarakan kepada mereka untuk mengantisipasi serangan panik berikutnya.

Berita terkait

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

3 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

6 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

6 hari lalu

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

6 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

6 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

9 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

10 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

10 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

11 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya