Cemas karena Pandemi Covid-19, Simak Saran Psikolog

Reporter

Bisnis.com

Senin, 2 November 2020 14:12 WIB

Ilustrasi cemas. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kecemasan berlebihan paling umum dialami masyarakat di masa pandemi Covid-19 ini, entah itu karena khawatir takut tertular atau cemas dengan kehidupan yang serba dibatasi, termasuk berkegiatan di luar rumah. Psikolog klinis Lusiana Bintang Siregar mengatakan kecemasan ini apabila tidak ditangani dan berlangsung lama bisa menimbulkan stres berat dan depresi. Dari beberapa kasus yang ditanganinya, ada yang merasa kehilangan harapan.

Komunikasi antara orang tua dan anak pun berkurang. Hal ini karena pada adaptasi kebiasaan baru yang dituntut serba online, orang tua dan anak sibuk dengan tugas masing-masing. Sementara itu, para remaja bingung mengenai tujuan hidup dan cemas jurusan dan kuliah di masa depan.

Lusiana menambahkan ada dua hal yang menjadi potensi masalah besar kesehatan mental saat pandemi Covid-19, antara lain cyber bullying, khususnya untuk anak dan remaja, kemudian munculnya trauma pada mantan pasien Covid-19.

"Untuk pasien yamg pernah Covid kalau dirasa masih sedih, marah, atau terbayang-bayang kondisi Covid dan takut menularkan, segera hubungi profesional supaya tidak berkelanjutan," ujarnya.

Dalam beberapa kondisi gangguan mental ini, mengelola kecemasan, depresi, stres, dan kehilangan harapan menjadi penting. Lusiana menyebut pertama dengan membatasi informasi yang masuk karena kecemasan berlebih banyak disebabkan pikiran-pikiran dan arus informasi yang deras namun tidak tepat.

Advertising
Advertising

Kedua adalah penerimaan diri. Menurutnya, kalau mengalami sesuatu keadaan krisis, kejengkelan, kemarahan, atau stres, terima kondisi itu.

"Tidak usah menyalahkan diri sendiri," imbuhnya.

Ketiga, jangan terlalu lama merenung atau bermuram diri. Segeralah menemukan titik mengapa timbul kecemasan dan memahami makna di balik setiap peristiwa. Hal ini bisa dilakukan dengan refleksi diri, berbagi dengan orang terdekat, bisa dengan menulis apa yang dipikirkan lalu memetakannya, bahkan dengan meditasi.

Keempat, lakukanlah kegiatan yang disenangi di rumah atau di sekitarnya. Kelima, tetaplah terhubung dan berkomunikasi. Ini sangat penting sehingga tidak mudah untuk menarik diri dan merasa gagal.

Keenam, lakukan gerakan-gerakan fisik. Hal ini membantu menyeimbangkan kondisi fisik.

"Jika kondisi fisik baik akan lebih mudah menjaga kesehatan mental," tambahnya.

Ketujuh jangan ragu meminta bantuan profesional, terutama untuk mengembangkan harapan-harapan. Kedelapan, jaga harapan dengan ibadah dan kepercayaan masing-masing.

*Artikel ini merupakan kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.

Berita terkait

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

1 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

11 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

24 hari lalu

KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.

Baca Selengkapnya

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

25 hari lalu

Teknik Pernapasan 4-7-8 untuk Meredakan Stres dan Kecemasan, Begini Caranya

Berikut cara melakukan teknik pernapasan 4-7-8 untuk membantu meredakan stres dan mengurangi kecemasan. Bagaimana tahapannya?

Baca Selengkapnya

3 Jenis Tes Kesehatan Mental

26 hari lalu

3 Jenis Tes Kesehatan Mental

Jika kesehatan mental terganggu mempengaruhi kemampuan berpikir dan suasana hati yang berdampak terhadap perilaku

Baca Selengkapnya

Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

27 hari lalu

Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

31 hari lalu

Penelitian Sebut Penyakit Autoimun Juga Memicu Depresi dan Kecemasan

Lebih dari 50 persen penderita penyakit autoimun juga mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Berikut penjelasan peneliti.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

34 hari lalu

Mengapa Banyak Orang Senang Nonton Film Horor?

Bioskop yang menayangkan film horor masih terus diminati. Kenapa orang senang nonton film horor? Adakah manfaat bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya