Klaster Filantropi Kesehatan Dibentuk, Siap Bantu Pemerintah Tangani Covid-19

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 18 November 2020 21:00 WIB

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. REUTERS/Kim Hong-Ji

TEMPO.CO, Jakarta - Masalah kesehatan jadi salah satu hal yang krusial di Indonesia. Banyak persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh pemerintah sendirian, seperti di masa pandemi COVID-19 ini. Pegiat filantropi juga bisa jadi alternatif untuk menopang layanan kesehatan.

Itu yang menjadi alasan peluncuran Klaster Filantropi Kesehatan oleh Filantropi Indonesia bekerja sama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, dan Tahija Foundation.

Menteri Kesehatan RI 2012-2014 Nafsiah Mboi mengatakan filantropi kesehatan perlu membantu mengatasi ketimpangan kondisi dan derajat kesehatan antar daerah, khususnya kesehatan ibu dan anak, penyakit TBC, AIDS dan malaria/DBD.

“Kalau masyarakat bisa diedukasi untuk bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri sebagai harta tak ternilai, maka itu bisa jadi pendekatan yang paling efektif dalam mencapai Indonesia sehat. Upaya itu bisa dilakukan secara konkrit dengan mengoptimalkan dan memandirikan Posyandu dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat,” katanya, saat menjadi pembicara utama peluncuran Klaster Filantropi Kesehatan, bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional pada 12 November 2020.

Filantropi juga bisa mendukung peningkatan kapasitas SDM layanan kesehatan primer, membantu melakukan kajian dan penelitian. Yang lebih penting lagi, filantropi juga perlu membantu penanganan COVID-19 karena pandemi ini tidak hanya berpengaruh pada sektor Kesehatan, tapi juga seluruh sendi kehidupan masyarakat di Indonesia.

“Kalau bicara tentang gerakan kesehatan masyarakat, kita tidak bisa menggantungkan pendanaan untuk program-program itu dari dari pemerintah, tapi perlu menggerakkan inisiatif dan dukungan masyarakat melalui filantropi,” ujar Nafsiah.

Ketua Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Prof Laksono Trisnantoro mengatakan, meski produk domestik bruto (GDP) Indonesia sudah berada di atas Rp 14 ribu triliun, atau di atas USD 1 triliun, tetapi tax ratio masih berkisar di antara 10-11 persen. Ini membuat kemampuan pemerintah mendanai sektor kesehatan belum mencukupi.

Problem kesehatan Indonesia semakin kompleks ketika bencana seperti pandemi Covid-19 terjadi. Prof Laksono mengatakan, walaupun pemerintah telah mengeluarkan dana kebencanaan dari APBN dan APBD untuk mendanai program pencegahan dan perawatan COVID-19, intervensi ini belum cukup untuk mengatasinya.

Advertising
Advertising

“Dengan semangat gotong-royong dan solidaritas yang meningkat di masyarakat pada masa pandemi COVID-19, filantropi memiliki peran yang besar dalam melengkapi kehadiran program pemerintah karena sifat aksinya yang fleksibel dan cepat.” kata Prof Laksono.

Hamid Abidin, Direktur Filantropi Indonesia, mengatakan Klaster Filantropi Kesehatan diharapkan bisa menjadi forum bersama bagi lembaga-lembaga filantropi untuk andil dalam Indonesia Sehat melalui kegiatan riset, berbagi informasi, meningkatkan kapasitas, melakukan advokasi kebijakan, serta mengembangkan kolaborasi dengan sektor lainnya.

Berita terkait

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

13 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

16 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

3 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

3 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

80 Tahun George Lucas Si Bapak Star Wars, Ini Profilnya

3 hari lalu

80 Tahun George Lucas Si Bapak Star Wars, Ini Profilnya

George Lucas produksi film Star Wars pertamanya pada 1977. Kini, usianya 80 tahun tapi ia terus berkarya dan meneguhkan dirinya sebagai filantropi.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

4 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

5 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

9 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya