Kondisi Sudah Parah Tingkatkan Kematian Akibat Covid-19

Reporter

Antara

Kamis, 19 November 2020 16:10 WIB

Ilustrasi Virus Corona atau Covid-19. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat harus bisa menyesuaikan tatanan kehidupan dengan adaptasi kebiasaan baru sebab cepat atau lambat masyarakat akan hidup dengan virus corona. Satgas Penanganan COVID-19 pun memperkirakan masih tingginya angka kematian di Indonesia akibat COVID-19 karena pada saat pasien ditemukan tenaga kesehatan sudah dalam kondisi parah.

"Angka kesembuhan sudah bagus, namun angka kematian juga masih tinggi. Ini kita perkirakan mereka ditemukan sudah dalam kondisi jelek," kata Kasubbid Tracking Satgas COVID-19 dr. Kusmedi Priharto, saat diskusi daring, Kamis, 19 November 2020.

Ia mengatakan masyarakat yang sudah memiliki gejala, bahkan dinyatakan positif COVID-19, maka seharusnya memberitahukan kepada petugas kesehatan agar dilakukan tindakan penanganan sesegera mungkin sebelum terlambat. Bahkan, akan lebih baik orang yang positif tersebut memberitahukan kepada siapa saja yang kira-kira pernah melakukan kontak dengannya agar mereka juga memeriksakan diri sebagai antisipasi bila terjadi transmisi virus.

"Sehingga dia tidak menularkan kepada keluarga dan orang lain," katanya.

Kusmedi mengatakan kejadian pasien COVID-19 yang tidak jujur dengan kondisi kesehatannya banyak sekali ditemukan. Akibatnya, ia menularkan virus kepada orang yang melakukan kontak dengannya.

Advertising
Advertising

Pemerintah juga telah berkali-kali menyampaikan tracing tidak menakutkan melainkan upaya menolong orang yang bisa saja sudah tertular agar segera ditangani.

Satgas Penanganan COVID-19 juga mengupayakan melaksanakan target yang diberikan oleh badan kesehatan dunia atau WHO bersama Kementerian Kesehatan. Artinya, jika ditemukan satu orang yang positif maka harus dikejar 30 orang lagi yang melakukan kontak erat dengan pasien tersebut.

Selain itu, ada juga target satu orang diperiksa dalam 1.000 penduduk setiap satu minggu. Namun, pada dasarnya target utama Satgas Penanganan COVID-19 ialah memutus mata rantai penularan.

*Ini merupakan artikel kerja sama Tempo.co dengan #SatgasCovid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan, ingat selalu #pesanibu dengan #pakaimasker, #jagajarakhindarikerumunan, dan #cucitanganpakaisabun.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

21 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

21 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya