Gejala Long Covid-19 dan Cara Menghindarinya Menurut Dokter

Reporter

Swa.co.id

Sabtu, 30 Januari 2021 20:02 WIB

Ilustrasi batuk. health24.com

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan WHO tentang efek jangka panjang Covid-19 yang dipublikasikan pada 9 September 2020 menyebutkan Covid-19 dapat menyebabkan penyakit berkepanjangan bagi sebagian orang. Beberapa gejala mungkin menetap atau berulang selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan setelah pemulihan awal. Hal itu juga bisa terjadi pada penderita Covid-19 dengan gejala ringan.

Dalam survei yang dilakukan melalui telepon ditemukan 35 persen orang yang pernah terpapar Covid-19 belum pulih kesehatannya seperti semula pada 2-3 minggu setelah dinyatakan negatif. Menurut Dr. dr. Agus Dwi Susanto SpP(K), Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, istilah long covid sebelumnya dikenal sebagai sindrom pascacovid atau Covid kronis. Kini, WHO juga memperkenalkannya sebagai long Covid.

“Belakangan ini gejala long Covid sedang marak dibahas oleh praktisi kesehatan,” ujar Agus.

Menurutnya long Covid merupakan suatu kondisi atau gejala yang muncul pada pasien yang sudah dinyatakan sembuh. Adapun gejala yang paling banyak ditemukan yaitu kelelahan kronis, sesak napas, berdebar-debar yang terkait dengan jantung, nyeri sendi, nyeri otot, dan gangguan psikologis, termasuk depresi pascacovid-19.

“Gejala ini bisa muncul berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bisa menetap,” katanya.

Advertising
Advertising

Long Covid, menurut Agus, bukan disebabkan oleh virus yang masih menetap. “Virusnya sendiri sudah hilang begitu orang dinyatakan negatif Covid,” katanya. “Dalam kedokteran, hal seperti ini disebut sequelae, yaitu gejala sisa yang dirasakan oleh pasien yang sudah sembuh.”

Hal ini bisa terjadi karena pada beberapa orang yang sakit telah timbul kelainan yang menetap secara anatomi, yang akhirnya mempengaruhi secara fungsional. Sebagai dokter paru-paru, Agus sering menemukan adanya fibrosis atau kekakuan pada jaringan paru yang sifatnya menetap, bisa 2-3 bulan.

“Fibrosis ini menyebabkan oksigen tidak bisa masuk sehingga pasien merasa napasnya berat atau sesak napas. Dalam tes uji fungsi paru ditemukan adanya penurunan fungsi paru antara 20 dan 30 persen,” paparnya.

Baca juga: Latihan Pernapasan, Cara Jitu Atasi Sesak Napas Akibat Covid-19

Yang perlu dicermati gejala long Covid ini bisa muncul pada semua populasi. Namun, pasien yang memiliki penyakit dasar atau yang dikenal sebagai komorbid, seperti penyakit jantung dan paru-paru kronis, akan lebih mudah mengalami long Covid. Terlebih pada pasien paru-paru dan jantung yang punya kebiasaan merokok.

Bagaimana Covid-19 bisa menyebabkan gangguan pada fungsi jantung? Berikut penjelasan Dr. dr. Isman Firdaus, SpJP(K), Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Menurut Isman, ketika orang terinfeksi Covid-19, akan ada fase peradangan di paru-paru yang menyebabkan kadar oksigen dalam darah berkurang.

Kekurangan kadar oksigen atau yang disebut hipoksia ini bisa menyebabkan cardiac injury atau cedera pada jantung. Menurut Isman, pompa jantung normal adalah sekitar 60-80 kali per menit.

“Tapi, adanya hipoksia akan menurunkan kemampuan jantung untuk memompa,” ujarnya.

Dampak selanjutnya adalah terjadinya penyusutan pembuluh darah, terutama di paru-paru. Diperlukan waktu bagi pasien pascaCovid-19 untuk memulihkan otot-otot ini. Ia berpesan kepada para pasien jantung agar tidak sampai terkena Covid-19 karena penanganannya akan semakin berat.

Agus menjelaskan sejumlah langkah yang bisa ditempuh para penyintas Covid-19 agar terhindar dari gejala long Covid. Yang pertama, menjaga pikiran agar tidak stres dengan berpikir positif dan terus bersemangat.

“Dengan pikiran yang tenang, napas akan menjadi slow dan ini akan mempengaruhi membaiknya fungsi organ-organ vital seperti jantung,” ujarnya.

Sebaliknya, stres bisa menyebabkan pompa jantung menjadi berat. Selanjutnya disarankan untuk menjalani latihan fisik atau beraktivitas, mulai dari yang paling ringan seperti aerobik, jalan kaki, bersepeda, dan sebagainya, yang terus ditingkatkan porsi dan kecepatannya.

Hal lain yang tak kalah penting adalah mengonsumsi makanan bergizi empat sehat lima sempurna. Agus juga menyarankan agar pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 untuk stop merokok.

Jika hal-hal di atas dilakukan, diharapkan dalam sebulan setelah dinyatakan sembuh/negatif dari Covid-19, para penyintas sudah bisa fit kembali seperti sebelumnya. Namun, jika masih merasakan adanya gejala long Covid, disarankan untuk cek ke dokter.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

4 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

4 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

5 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

9 hari lalu

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya