4 Terapi Penderita Claustrophobia, Fobia Ruang Sempit dan Tertutup

Reporter

Tempo.co

Senin, 17 Mei 2021 17:36 WIB

Ilustrasi fobia ruang sempit. Pexels/Cottonbro

TEMPO.CO, Jakarta - Ruang sempit dan tertutup menjadi hal yang akan selalu dihindari orang penderita claustrophobia. Phobia satu ini merupakan salah satu fobia yang dialami banyak orang.

Fobia ruang sempit ini, ketika penderitanya berada dalam ruangan sempit kemudian bergejala keringatan, gemetar, kesulitan bernapas diikuti peningkatan frekuensi denyut jantung, mulut kering sampai rasa bingung atau disorientasi. Penderita mulai merasakan kekhawatiran juga cemas akan terjadi sesuatu.

Jika masuk pada tahap claustrophobia berat kecemasan akan semkain bertambah di mana penderita akan merasakan rasa takut kehilangan kendali, takut terjadinya pingsan bahkan takut akan mati. Dalam satu gambaran, penderita claustrophobia bahkan lebih memilih untuk menaiki tangga daripada harus menggunakan lift.

Jika sudah mengalami beberapa gejala yang menandakan claustrophobia maka ada baiknya untuk segera ditangani oleh ahlinya, supaya tidak mengurangi kualitas hidup penderitanya.

Diketahui ada beberapa terapi yang bisa dilakukan oleh penderita claustrophobia seperti

  1. Terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT) sering kali sangat efektif pada individu dengan fobia. Dalam pelaksanaan terapi jenis ini melakukan eksplorasi pikiran, perasaan, dan perilaku seorang individu dengan efektif.
Advertising
Advertising

Terapis dalam hal ini membantu penderita claustrophobia untuk mengatasi ketakutan yang terkadang juga dikombinasikan dengan terapi eksposur.

2. Relaksasi dan visualisasi.

  1. Terapai ini membuat penderita belajar bagaimana untuk lebih tenang menghadapi ketakutan seperti ruang sempit yang tak lain sering memicu ketakutan dan rasa cemas. Terapi ini lumayan panjang untuk prosesnya sebeb ini juga digantungkan bagaiman kemampuan penderita mengatur diri.

  2. Realitas virtual (VR).

Terapi dengan bantuan teknologi 3D ini sangat membantu penderita claustrophobia seakan memang berada dihadapan hal yang timbulkan ketakutan bahkan kecemasan. Dengan terapi yang mengandalkan visualitas dibantu simulasi komputer, di mana penderita yang mengambil tindakan terapis akan tetap aman.

  1. Perawatan medis.

Jika terapi penderita claustrophobia tidak cukup, dokter Anda dapat meresepkan obat kecemasan atau antidepresan untuk membantu Anda menghadapi situasi yang menyebabkan ketakutan Anda.

TIKA AYU

Baca: Pasien Claustrophobia Tak Lagi Perlu Takut Alat MRI

Berita terkait

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

2 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

9 hari lalu

Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.

Baca Selengkapnya

Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

35 hari lalu

Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

Ambruknya Jembatan Francis Scott Key di Baltimore memunculkan gefirofobia atau fobia melintasi jembatan. Pakar sebut cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

36 hari lalu

Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.

Baca Selengkapnya

26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

36 hari lalu

26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.

Baca Selengkapnya

3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

37 hari lalu

3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.

Baca Selengkapnya

12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

50 hari lalu

12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Peringatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua orang mengenai faktor risiko glaukoma dan melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur.

Baca Selengkapnya

Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

55 hari lalu

Inilah Tanda-tanda Awal Serangan Jantung

Serangan jantung memiliki tanda-tanda awal. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ketamine dan Kegunaannya Sebagai Obat Antidepresan

26 Februari 2024

Ketamine dan Kegunaannya Sebagai Obat Antidepresan

Ketamine bekerja dengan menargetkan bahan kimia utama di otak yang disebut glutamat, yang mempengaruhi memori dan pembelajaran.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Ketamine dan Risikonya untuk Kesehatan

25 Februari 2024

Apa Itu Ketamine dan Risikonya untuk Kesehatan

Awalnya ketamine digunakan untuk merawat tentara yang terluka di medan perang Vietnam, tetapi seiring waktu, peran ketamine mulai berkembang.

Baca Selengkapnya