Tiba-tiba Keluar Keringat Dingin, Bisa 11 Hal ini Penyebabnya

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 5 Juni 2021 16:52 WIB

Ilustrasi keringat berlebih. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Keringat dingin adalah keringat yang terjadi ketika secara tiba-tiba merasakan hawa dingin di tubuh bersamaan munculnya keringat. Kondisi ini tidak berhubungan sama sekali terhadap seberapa panas atau dinginnya suhu di lingkungan sekitar saat itu. Keringat dingin dapat muncul pada bagian tubuh manapun, namun pada umumnya keringat dingin muncul di telapak tangan, ketiak, dan telapak kaki.

Tidak seperti keringat normal, keringat dingin bukanlah hasil dari olahraga berat atau suhu tinggi. Mereka juga berbeda dari keringat malam atau night sweats. Berbeda dari keringat dingin, keringat malam hanya terjadi ketika ketika tidur di malam hari dengan keringat di seluruh tubuh, bahkan dapat membasahi pakaian, selimut hingga seprai. Namun keringat dingin dapat terjadi kapan saja dan tidak terjadi di seluruh tubuh.

Penyebab keringat dingin sendiri disebabkan oleh berbagai kondisi berbeda beda. Umumnya kondisi ini yang mencegah oksigen atau darah beredar ke seluruh tubuh. Berikut beberapa penyebab terjadinya keringat dingin, dilasnir dari laman resmi healthline.

  1. Syok

Syok terjadi ketika tubuh seseorang bereaksi terhadap kondisi lingkungan yang ekstrem atau cedera parah. Ketika tubuh mengalami syok, organ-organ tidak menerima oksigen atau darah sebanyak yang mereka butuhkan untuk berfungsi. Jika keadaan ini berlangsung terlalu lama, maka dapat merusak organ tubuh. Dalam beberapa kasus, syok bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati.

Adapun gejala syok mulai dari kulit pucat, pernapasan cepat, denyut nadi tinggi yang tidak normal,, merasa sakit atau muntah, pupil melebar tidak normal, merasa lemah atau lelah, merasa pusing, kecemasan abnormal, Infeksi.

Advertising
Advertising

Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri atau virus yang menyerang jaringan tubuh. Dalam banyak kasus, infeksi menyebabkan jaringan meradang saat sistem kekebalan mencoba melawan infeksi.

  1. Mual atau Vertigo

Mual adalah sensasi tidak nyaman yang terkadang membuat seseorang ingin muntah. Mual dapat disebabkan oleh makan yang terlalu banyak, atau efek samping obat.

Vertigo adalah pusing yang dihasilkan dari perasaan seperti ruangan di sekitar seperti bergerak padahal sebenarnya tidak. Ini sering disebabkan oleh masalah dengan telinga bagian dalam dan hubungannya dengan otak.

Gejala umum dari vertigo, mata berkedut, penglihatan kabur, kesulitan berjalan, lemah,mrasa yang tidak normal, telinga berdenging, dan kesulitan berbicara.

  1. Pingsan

Pingsan terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan cukup oksigen ke otak. Keringat dingin dapat terjadi tepat sebelum atau setelah seseorang pingsan. Pingsan karena kehilangan oksigen otak dapat terjadi karena sejumlah alasan, seperti dehidrasi dan terlalu lelah.

  1. Rasa sakit Akibat Cedera

Rasa sakit yang disebabkan oleh cedera, seperti patah tulang atau terbentur di kepala, dapat menyebabkan keringat dingin, mirip dengan syok yang dapat menyebabkan berkeringat karena organ tidak mendapatkan cukup oksigen.

Seseorang yang mengalami kondisi ini, dapat diatasi dengan mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti obat antiinflamasi nonsteroid atau NSAID, ibuprofen. Perlu diingat, sebelum mengonsumsi NSAID konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan obat tersebut pilihan yang aman.

  1. Stres atau Cemas

Stres atau cemas yang disebabkan oleh tanggung jawab yang berlebihan di rumah, di tempat kerja, atau di sekolah dapat memicu keringat dingin. Gejala yang ditimbulkan akbiat rasa cemas bahkan memiliki rasa sakit yang tidak dapat dijelaskan. Untuk kondisi gejala fisik, seseorang dapat alami muntah dan otot tegang.

Efek-efek ini adalah akibat dari stres yang ditimbulkan oleh cemas pada tubuh, yang dapat mencegah oksigen masuk ke otak atau organ lain. Memiliki gangguan kecemasan dapat mengganggu pola hidup seseorang dan menyebabkan efek kesehatan jangka panjang.

6. Migrain

Migrain adalah sakit kepala yang terasa berdenyut, dan biasanya terjadi pada satu sisi kepala saja. Keringat dingin biasanya terjadi selama migrain saat tubuh merespons rasa sakit.

  1. Hipoksia

Hipoksia adalah kondisi rendahnya kadar oksigen di sel dan jaringan. Akibatnya, sel dan jaringan yang ada di seluruh bagian tubuh tidak dapat berfungsi dengan normal.

Hipoksia adalah kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan oksigen yang masuk dalam organ-organ dalam tubuh. Hal ini dapat disebabkan karena seseorang tidak menghirup oksigen dengan cukup. Ini bisa terjadi ketika seseorang menghirup asap atau pergi ke tempat tinggi di mana pasokan udara berkurang.

Ketika otak tidak mendapatkan cukup oksigen, itu disebut hipoksia serebral. Karena otak kekurangan oksigen, tubuh merespons dengan keringat dingin.

  1. Hipotensi

Hipotensi terjadi ketika tekanan darah seseorang turun sangat rendah dari biasanya. Tekanan darah rendah adalah normal ketika seseorang tidur atau melakukan sedikit aktivitas, tetapi hipotensi bisa menjadi serius ketika kondisi tersebut menyebabkan otak atau organ lain tidak mendapatkan cukup oksigen. Gejala umum lainnya dari hipotensi seperti, merasa pusing, penglihatan kabur, pingsan tanpa peringatan, merasa lelah, dan rasa mual.

  1. Menopause

Menopause terjadi ketika keseimbangan tubuh dari dua hormon, estrogen dan progesteron, berubah secara dramatis dan siklus menstruasi berakhir. Seiring dengan hot flashes yang tiba-tiba, keringat dingin adalah salah satu gejala fisik menopause yang paling mencolok.

Hot flashes yaitu kondisi dimana seseorang merasa hangat secara tiba-tiba, biasanya sangat terasa di wajah, leher, dan dada, dan mengeluarkan banyak keringat.

Gejala umum menopause seperti mengalami perubahan dalam siklus menstruasi, kesulitan mengendalikan buang air kecil, kesulitan tidur, perubahan suasana hati atau kondisi mental, bertambah berat badan.

  1. Hiperhidrosis

Hiperhidrosis adalah nama lain dari keringat berlebih. Hiperhidrosis dapat terjadi ketika seseorang berkeringat karena olahraga atau panas, tetapi sering kali dikarenakan keringat dingin dan hiperhidrosis juga dapat terjadi tanpa adanya gejala.

Hiperhidrosis biasanya tidak perlu dikhawatirkan, terutama jika terjadi tanpa gejala lain. Kondisi ini juga dapat diturunkan dari keluarga atau genetik. Jika hiperhidrosis mengganggu kehidupan keseharian, dapat berkonsultasi ke dokter.

  1. Hipoglikemia

Kondisi hipoglikemia, menyebabkan gula darah turun di bawah tingkat normal. Tubuh bereaksi terhadap kekurangan gula darah mirip dengan kekurangan oksigen.

Keringat dingin sering dialami penderita diabetes, disarankan segera cari bantuan medis darurat untuk memulihkan kadar glukosa darah. Solusi lain dapat mengonsumsi makanan atau minuman manis, seperti bar pengganti makanan atau jus buah, juga dapat membantu memulihkan gula darah dalam waktu singkat.

WILDA HASANAH

Baca: Jangan Anggap remeh Keringat Dingin Bisa Jadi Tanda Stres dan Penyakit Jantung

Berita terkait

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

3 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

3 hari lalu

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

Menggunakan parfum dengan benar dapat membuat aroma bertahan lebih lama dan lebih merata.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

4 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

Akuarium air asin memerlukan salinitas, derajat keasaman, hingga perawatan tertentu agar zat kimia seperti amonia, nitrit, dan nitrat tidak masuk ke dalam airnya.

Baca Selengkapnya

Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

4 hari lalu

Mengapa Menggunakan Parfum saat Berkeringat Tidak Disarankan?

Meskipun terlihat sepele, penggunaan parfum saat tubuh sedang berkeringat bisa menyebabkan aroma yang tak sedap.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

5 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker

5 hari lalu

12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker

Rasa kantuk merupakan hal normal yang terjadi dalam tubuh. Tapi, ada beberapa penyebab kantuk berat yang harus diwaspadai. Ini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Diperhatikan Pasien Diabetes kala Cuaca Panas Ekstrem

6 hari lalu

Yang Perlu Diperhatikan Pasien Diabetes kala Cuaca Panas Ekstrem

Berikut tips tetap terhidrasi dan sehat selama cuaca panas ekstrem bagi pasien diabetes yang mungkin mengalami respons dari obat.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

6 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

8 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya