Pelaku dan Saksi Bullying pun Kena Dampak Negatif Perilaku Perundungan

Reporter

Tempo.co

Senin, 7 Juni 2021 20:17 WIB

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bullying merupakan situasi di mana terjadi penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan seseorang maupun sekelompok orang. Salah satu jenis bullying yang sering terjadi dan banyak terdapat banyak korban yaitu perundungan di sekolah atau school bullying.

Menurut organisasi dunia yang melindungi hak-hak anak, UNICEF, bullying atau perundungan dibagi menjadi tiga karakteristik yaitu, disengaja atau untuk menyakiti, terjadi secara berulang-ulang, dan ada perbedaan kekuasaan. Aksi mendorong, merebut barang, mengolok atau mengejek orang lain bisa jadi terkesan biasa saja karena hal tersebut biasa terjadi dan lazim, tanpa disadari praktek bullying telah terjadi.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI mencatat, sepanjang 2011 hingga 2019, untuk bullying baik di pendidikan maupun sosial media, angkanya mencapai 2.473 laporan dan trennya terus meningkat. Sedangkan untuk pengaduan kekerasan terhadap anak mencapai 37.381 kasus.

Menurut situs resmi pemerintah Amerika Serikat, stopbullying.gov, faktor yang mempengaruhi anak-anak untuk melakukan tindikan bullying yaitu, untuk mencapai atau mempertahankan kekuatan sosial atau untuk meningkatkan status mereka dalam kelompok sebaya mereka.

Lebih lanjut, untuk menunjukkan kesetiaan mereka dan menyesuaikan diri dengan kelompok sebaya mereka, untuk mengecualikan orang lain dari kelompok sebaya mereka, untuk menunjukkan siapa yang termasuk dan bukan bagian dari kelompok, untuk mengontrol perilaku teman-temannya. Selain itu masih banyak faktor-faktor yang menyebabkan anak melakukan tindakan bullying, mulai dari faktor keluarga, emosional, hingga sekolah.

Advertising
Advertising

Efek bullying tidak hanya dirasakan oleh korban saja, pelaku bullying dan yang menyaksikan bullying juga mendapatkan efek negatif. Untuk anak-anak korban bullying akan menerima berbagai efek mulai dari psikologis, sosial, fisik, maupun emosional. Adapun yang dirasakan seperti, depresi dan kecemasan, meningkatnya perasaan sedih dan kesepian, perubahan pola tidur dan makan, dan hilangnya minat pada aktivitas yang biasa mereka nikmati. Masalah-masalah ini dapat bertahan hingga dewasa.

Sedangkan pelaku bullying juga menerima dampak dari perlakuannya yaitu, cenderung terlibat dalam kekerasan dan perilaku berisiko lainnya hingga dewasa. Sedangkan untuk yang mengamati atau saksi perilaku bullying akan mendapat efek kesehatan mental yang meningkat, termasuk depresi dan kecemasan. Hal inilah yang membuatnya menjadi malas termasuk sekolah.

Oleh sebab itu, peran orang tua, konselor sekolah, guru, dan profesional kesehatan mental penting untuk membantu anak-anak mengembangkan hubungan dengan sekolah dan teman sebaya yang sehat, serta mempelajari keterampilan sosial dan emosional yang baru.

GERIN RIO PRANATA

Baca: Terus Waspadai School Bullying, Perundungan di Dunia Pendidikan bertumpuk

Berita terkait

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

7 jam lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

1 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

2 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

3 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

4 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

4 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

5 hari lalu

Kasus Bullying di Binus School Serpong Dilimpahkan ke Kejaksaan, Pelaku tidak Ditahan

Kasus bullying atau perundungan di sekolah Internasional Binus School Serpong segera memasuki babak baru.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

5 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

8 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

12 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya