Depresi Tak Cukup dengan Obat Antidepresan, Perlu Terapi Khusus

Reporter

Tempo.co

Rabu, 23 Juni 2021 20:30 WIB

Ilustrasi wanita depresi menggenggam ponsel. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Depresi menjadi satu gangguan psikologis yang kerap masih dianggap sepele. Padahal jika tidak mendapat penanganan yang tepat tentu hal ini dapat berdampak buruk bagi penderitanya.

Gejala yang muncul dari depresi bisa berbagi macam hal, misalnya diri atau kerabat menunjukkan kondisi gangguan meliputi keadaan emosi, motivasi, fungsional, dan gerakan tingkah laku koginisi lantas jangan dianggap suatu hal yang tabu.

Hal yang perlu dilakukan adalah mendukung pemeriksaan lebih lanjut dengan tenaga ahli supaya menghindari self diagnose yang justru malah tidak memperbaiki gangguan yang ada. Rujukan dilakukan jika depresi dengan komorbiditas, depresi yang membahayakan diri sendiri atau orang lain, depresi dengan ciri psikotik, depresi berat, depresi dengan katatonia, depresi yang tidak respon dengan terapi lini utama.

Pengobatannya sendiri bisa dilakukan dengan terapi farmakologi menggunakan anti depresan dan psikoterapi. Psikoterapi dilakukan untuk pasien gejala depresi ringan hingga sedang. Pasien yang tidak mengalami perbaikan gejala setelah 12 minggu menjalani psikoterapi harus diberikan anti-depresan. Ada beberapa metode psikoterapi seperti cognitive-behavioral therapy (CBT), dalam metode ini dilakukan upaya untuk mengubah cara pikir atau kognitif pasien dari pemikiran dan pandangan negatif terhadap diri sendiri, dunia, dan masa depan dan mengatur ulang perilaku,

Selanjutnya ada yang disebut dengan Metode psikotherapi seperti Terapi interpersonal/Interpersonal therapy (IPT), dalam metode ini upaya yang mengutamakan hubungan interpersonal dan masalah personal. Selama 16 sesi terapi, penderita akan perbaikan akan konflik-konfik yang berkelidan dengan interaksi lingkungan sekitarnya mulai dari keluarga, teman, pasangan dan kerabat kerja. Selain itu ada beberapa metode psikoterapi lain yang bisa dilakukan seperti Terapi psikodinamik, terapi integrative, Terapi sistemik.

Advertising
Advertising

Selanjutnya Farmakoterapi yakni pengobatan yang diberikan obat-obat antidepresan. Perlakuan penggunaan obat anti depresen ini berlangsung selama 6-12 minggu. Jenis obat-obatan yang paling sering digunakan adalah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI).

Penggunaan obat ini jadi pilihan utama sebab rendahnya risiko overdosis dan efek sampingnya, jenisnya disebutkan seperti Fluoksetin, Sertralin, Paroksetin, Fluvoksamin, Citalopram, Esitalopram.

Kemudian ada serotonin norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI), dipilih jika pasien tidak mentoleransi SSRI dan tidak merespo terapi, jenis obat yang digunakan biasanya seperti Duloksetin, Venlafaksin, Desvenlafaksin, Milnasipran.

Ada juga yang disebut antidepresan trisiklik/tricyclic antidepressants (TCA), digunakan bagi pasien dengan kondisi depresi berat atau tidak menunjukan respon pengobatan SSRI. Walaupun dikenal punya sifat efektif namun punya banyak efek samping sehingga tidak pernah menjadi pengobatan lini utama. Adapun efek samping pengobatan ini menunjukan gejala konstipasi, retensi urin, mulut kering, halusinasi, overdosis, kejang, teratogenik.

TIKA AYU

Baca: Tahun Pertama Pandemo Covid-19, Perempuan Lebih Banyak Alami Depresi

Berita terkait

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

3 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

5 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

6 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

6 hari lalu

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

7 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

7 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

10 hari lalu

Inilah Manfaat Berlari di Pagi Hari

Salah satu manfaat yang paling signifikan dari berlari di pagi hari adalah kemampuannya untuk mengurangi gejala depresi.

Baca Selengkapnya

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

11 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

12 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

13 hari lalu

Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.

Baca Selengkapnya