Gampang Banget Tersinggung Coba Konsultasi Ahli, Siapa Tahu Terjangkit Delusi

Reporter

Tempo.co

Selasa, 29 Juni 2021 17:29 WIB

Ilustrasi wanita kecewa atau marah. Unsplash.com/Joshua Rawson Harris

TEMPO.CO, Jakarta - Delusi merupakan gangguan mental serius yang juga dikenal dengan psikosis, yang ditandai dengan ketidaksinambungan antara pemikiran, imajinasi, emosi dengan realitas yang sebenarnya. Penderita delusi sangat mempercayai apa yang ia bayangkan, meski hal tersebut tidak sesuai kenyataan.

Penderita delusi akan menunjukkan beberapa gejala termasuk mudah tersinggung, mudah marah, atau suasana hati buruk, mengalami halusinasi (melihat, mendengar, atau merasakan hal-hal yang tidak benar-benar ada).

Melansir Cleveland Clinic, terdapat enam jenis delusi yang dapat dialami penderitanya, yakni:

Erotomania, penderita delusi ini sering mengalami perasaan bahwa orang lain yang bahkan tak dikenal suka pada dirinya. Bahkan tak jarang pengidap delusi erotomania mencoba menghubungi seseorang yang menjadi objek delusi, dan kadang sampai mengutintnya.

Grandiose, orang dengan delusi ini memiliki harga diri, kekuasaan, pengetahuan, atau identitas yang berlebihan. Mereka mungkin percaya bahwa dirinya memiliki bakat yang hebat atau telah membuat penemuan penting.

Advertising
Advertising

Cemburu, mereka yang mengidap delusi cemburu percaya bahwa pasangannya atau pasangan seksualnya tidak setia.

Penganiayaan, pengidap delusi jenis ini percaya bahwa dia maupun orang terdekatnya sedang dianiaya, atau percaya bahwa ia dan orang terdekatnya sedang dimata-matai seseorang yang berniat mencelakai. Tidak jarang orang dengan gangguan ini berulang kali membuat keluhan kepada otoritas hukum.

Somatik, seseorang dengan jenis gangguan delusi ini percaya bahwa dia memiliki cacat fisik atau masalah medis.

Campuran, jenis delusi campuran terjadi saat seseorang memiliki dua atau lebih jenis delusi yang sudah disebutkan.

Sementara itu, penyebab terjadinya delusi belum diketahui. Namun para peneliti sedang melihat peran berbagai faktor genetik, biologis, dan lingkungan atau psikologis.

Genetik, seperti gangguan mental lainnya, gangguan delusi juga memiliki kecenderungan diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya.

Biologis, para peneliti sedang mempelajari bagaimana kelaianan pada area otak tertentu mungkin terlibat dalam perkembangan gangguan delusi. Ketidakseimbangan bahan kimia tertentu di otak, yang disebut neurotransmitter, juga telah dikaitkan dengan pembentukan gejala delusi. Neurotrasmitter adalah zat yang membantu sel-sel saraf di otak mengirimkan pesan satu sama lain. Ketidakseimbangan dalam bahan kimia ini dapat mengganggu transmisi pesan, yang menyebabkan gejala.

Lingkungan atau psikologis, bukti menunjukkan bahwa gangguan delusi dapat dipicu oleh stres, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan. Orang-orang yang cenderung terisolasi, seperti imigran atau mereka yang memiliki penglihatan dan pendengaran buruk juga agak lebih rentan mengembangkan gangguan delusi.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Delusi Versi Halusinasi, Apa Bedanya?

Berita terkait

Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

11 hari lalu

Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.

Baca Selengkapnya

Ragam Pemicu Pria Memutus Cinta, Tak Suka Dikekang dan Dikuasai

14 hari lalu

Ragam Pemicu Pria Memutus Cinta, Tak Suka Dikekang dan Dikuasai

Seperti juga perempuan, laki-laki pun punya banyak alasan untuk memutus hubungan cinta. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

16 hari lalu

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.

Baca Selengkapnya

Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

32 hari lalu

Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

Menyaksikan gerhana dapat membangkitkan berbagai emosi dan memiliki efek psikologis yang signifikan pada masing-masing orang.

Baca Selengkapnya

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

35 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Stigma Negatif pada Penderita Psoriasis yang Berdampak ke Psikologis

42 hari lalu

Stigma Negatif pada Penderita Psoriasis yang Berdampak ke Psikologis

Penderita psoriasis kerap mendapatkan stigma negatif dalam kehidupan sehari-hari sehingga berdampak ke psikologis.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

49 hari lalu

Polisi Sebut Ibu Pembunuh Anak Terindikasi Skizofrenia, Gangguan Mental Macam Apa?

Skizofrenia memiliki korelasi pada tindakan-tindakan tragis, seperti pembunuhan. Polisi sebut ibu pembunuh anak di Bekasi Utara pun terindikasi itu.

Baca Selengkapnya

4 Kemiripan Kasus Cinta Segitiga Maut dan Pembunuhan Ade Sara 2014

54 hari lalu

4 Kemiripan Kasus Cinta Segitiga Maut dan Pembunuhan Ade Sara 2014

Kematian Indriana oleh sepasang kekasih mengingatkan dengan kasus pembunuhan Ade Sara pada 2014. Apa saja kemiripannya?

Baca Selengkapnya

Kasus Pembunuhan Cinta Segitiga yang Didalangi Devara Putri, Pembunuh Bayaran Masih Teman

54 hari lalu

Kasus Pembunuhan Cinta Segitiga yang Didalangi Devara Putri, Pembunuh Bayaran Masih Teman

Tiga tersangka, yaitu Devara Putri dan kekasihnya Didot serta Reza dijerat pasal pembunuhan berencana dan diancam pidana maksimal hukuman mati.

Baca Selengkapnya

Kenali 6 Tanda Trust Issue, Susah Jika Sudah Tak Lagi Percaya

56 hari lalu

Kenali 6 Tanda Trust Issue, Susah Jika Sudah Tak Lagi Percaya

Trust issue merupakan kondisi di mana seseorang tidak mudah percaya dengan orang lain. Apa tanda-tandanya?

Baca Selengkapnya