Gizi Buruk Pengaruhi Tingginya Kasus Covid-19 pada Anak

Reporter

Antara

Jumat, 9 Juli 2021 15:00 WIB

Ilustrasi stunting atau gizi buruk. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Satgas Penanganan COVID-19 mencatat sekitar 30-50 persen balita meninggal dari total kematian anak akibat COVID-19. Indonesia merupakan kasus dengan COVID-19 pada anak yang tertinggi di dunia. Hal itu terlihat dari jumlah kematian anak balita selama pandemi yang meningkat hampir 50 persen. Setidaknya ada 1.000 kematian anak di Indonesia setiap minggu.

Anak dengan kondisi gizi buruk atau bahkan stunting cenderung lebih rentan terhadap ancaman COVID-19. Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof Dr dr Aman Bhakti Pulungan SpA, mengatakan tingginya kasus COVID-19 pada anak berkaitan dengan kondisi asupan gizi pada anak.

“Tingginya kasus COVID-19 pada anak menunjukkan asupan gizi anak perlu lebih diperhatikan sebab kecukupan gizi pada anak akan meningkatkan imunitas tubuh dalam menangkal virus dan bakteri,” ujar Aman.

Sebelumnya, Anggota DPR RI Komisi IV fraksi PKB Luluk Nur Hamidah juga mengingatkan agar pemerintah memberi perhatian lebih terhadap anak-anak dari keluarga kurang mampu yang berisiko kekurangan asupan gizi. Dalam hal bantuan sosial untuk keluarga dengan anak stunting, disampaikan Luluk harus berbeda dengan bantuan sosial untuk masyarakat lain.

“Bantuan untuk keluarga yang punya stunting itu enggak boleh sama dengan keluarga miskin yang lain karena berbeda kebutuhannya," kata Luluk.

Advertising
Advertising

Untuk itu, keakuratan data sangatlah penting sehingga akan bisa dipilah di satu desa yang mana bansos yang berupa sembako itu bisa dipisahkan antara keluarga yang punya stunting dan tidak. Keluarga yang punya stunting isian dari bantuan sembako bisa dibedakan, bisa disertakan bantuan berupa ikan atau sejenis olahan ikan. Luluk juga meminta susu kental manis tidak boleh diberikan dalam bansos karena kandungannya merupakan gula dan tidak layak konsumsi.

"Kalau Indonesia tidak mau punya masalah di kemudian hari, daya saing ditentukan oleh seberapa kuat kita melahirkan generasi yang sehat,” imbuh Luluk.

Susu kental manis hingga saat ini masih menjadi yang banyak diberikan untuk anak dan balita meskipun BPOM telah mengeluarkan larangan untuk tidak memberikan kental manis sebagai minuman susu. Namun, dengan alasan harga yang lebih ekonomis dan ditambah sebagai dampak pandemi, orang tua terpaksa memberikan kental manis untuk anak.

Baca juga: Awas, Otak Lemah dan Stunting Bisa Disebabkan Gizi Buruk

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

12 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

4 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

6 hari lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya