Cemas Akibat Berita Buruk COVID-19, Atasi dengan Cara Berikut

Reporter

Antara

Sabtu, 10 Juli 2021 08:45 WIB

ilustrasi meditasi (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Rasa cemas yang muncul saat menerima berita buruk terkait COVID-19 merupakan respons wajar buat siapa saja. Namun, perlu diwaspadai jika kecemasan sudah berubah menjadi berlebihan hingga menghambat aktivitas sehari-hari.

"Pandemi merupakan kondisi yang tidak terhindarkan. Kini yang paling penting adalah bagaimana cara kita merespons kondisi pandemi,” ujar spesialis kejiwaan Klinik Angsamerah, I Gusti Ngurah Agastya.

Berikut sejumlah kiat untuk mengurangi kecemasan saat menerima berita buruk tentang pandemi, seperti dipaparkan oleh Agastya dan psikolog klinis dan forensik Kasandra Putranto.

Pastikan informasi COVID-19 dari sumber yang valid
Menurut Agastya, memastikan informasi dari sumber yang terpercaya merupakan langkah yang sangat penting. “Jika mendengar informasi COVID-19 dari mulut ke mulut atau hanya dari media sosial, justru akan membuat kita jadi lebih cemas, takut, dan sedih," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Kasandra. Dalam situasi pandemi, salah satu langkah utama yang harus dilakukan adalah menjaga diri dan keluarga dari hoaks atau berita bohong.

Advertising
Advertising

“Bayangkan, sekarang dengan teknologi informasi di masa kini, potensi ledakan informasi hoaks dan berita bohong sangat tinggi,” jelasnya.

Batasi informasi dan interaksi dengan menghindari sumber-sumber emosi
Berita buruk terkait COVID-19 yang beredar di masyarakat merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan. Menurut Kasandra, puasa menggunakan media sosial bisa menjadi solusi. Selaras dengan Kasandra, Agastya mengatakan kesadaran untuk memberi batasan kepada diri sendiri saat menggali informasi terkait COVID-19 harus diutamakan.

“Jika berita tersebut sudah mempengaruhi aktivitas kita sehari-hari hingga tidak bisa berfungsi secara normal, ini merupakan warning dan harus stop dulu,” kata Agastya.

Jaga pikiran dan suasana hati tetap positif
“Kita harus berusaha serta menjaga pola pikir dan energi menjadi sesuatu yang positif,” ujar Agastya.

Sesuatu yang positif itu salah satunya bisa didapatkan dari informasi terpercaya. Menurut Agastya, informasi yang jelas akan membuat pikiran merespons dengan lebih positif. Selain itu, kita perlu meyakinkan kepada diri sendiri pandemi ini akan berlalu dan akan melalui masa sulit ini secara bersama-sama, jelas Agastya.

Bangun dan cari dukungan sosial terdekat
Tak bisa dipungkiri, saat menghadapi masa krisis seperti ini, dukungan sosial sangat diperlukan. Dukungan sosial bisa bersumber dari keluarga, teman, lingkungan pekerjaan, bahkan komunitas. Meski selama pandemi di rumah saja, kita tetap bisa menelepon atau melakukan panggilan video agar tetap terhubung dengan orang lain.

“Saat ini kita berada di masa kritis, apapun yang kita pilih untuk lakukan akan berbalik kepada diri kita. Saat ini yang paling tepat adalah berbuat baik kepada sesama untuk saling membantu,” kata Kasandra.

Kendalikan perasaan dengan aktivitas positif relaksasi, meditasi, dan olahraga
Salah satu cara untuk mengendalikan perasaan cemas adalah dengan teknik relaksasi.
“Teknik relaksasi merupakan teknik pernapasan secara lambat dan perlahan agar menenangkan perasaan. Itu bisa untuk menenangkan perasaan-perasaan yang kurang nyaman,” ujar Agastya.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah meditasi di rumah dan berolahraga dengan menyesuaikan kondisi.

Baca juga: Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi dengan Stop Konsumsi Berita Buruk

Berita terkait

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

17 jam lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

5 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

10 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

13 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

19 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya