Kompres Dingin atau Panas untuk Cedera? Simak Dulu Penjelasan Berikut

Reporter

Bisnis.com

Senin, 19 Juli 2021 21:48 WIB

Ilustrasi wanita cedera otot. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Cedera atau nyeri diredakan kompres panas atau dingin telah menjadi tradisi lama. Metode ini dapat membantu mengendalikan rasa sakit, peradangan, pembengkakan, dan kekakuan pada daerah sakit dan cedera.

Pada dasarnya, penggunaan kompres panas digunakan untuk nyeri dan kekakuan otot kronis. Sementara kompres dingin untuk peradangan dan pembengkakan. Akan tetapi, dokter dapat meresepkan kombinasi dari dua terapi tergantung pada cedera. Melansir dari Times of India, berikut jenis dan waktu harus menggunakannya.

Terapi panas (Termoterapi)
Terapi ini idealnya digunakan pada nyeri kronis, nyeri sendi, dan kekakuan. Cara yang disarankan adalah mandi air panas sebelum melakukan kegiatan fisik apapun karena dapat melemaskan otot.

Terapi panas tidak boleh diterapkan pada luka akut dengan peradangan yang disebabkan pendarahan di jaringan. Membiarkan panas ke daerah yang terluka akan meningkatkan aliran darah sehingga memperburuk situasi. Oleh sebab itu, terapi panas harus diterapkan dalam situasi berikut:
-Otot tertarik
-Keseleo
-Osteoartritis
-Iritasi kronis dan kekakuan pada tendon.
-Pemanasan otot atau jaringan yang kaku sebelum beraktivitas.
-Menghilangkan rasa sakit jika terjadi cedera leher atau punggung, termasuk punggung bagian bawah.

Untuk penggunaannya, suhu kompres panas haruslah hangat. Ada berbagai cara untuk menerapkan kompres panas, di antaranya:
-Panas kering: Seperti bantalan pemanas listrik, botol air panas, dan sauna. Panas kering dapat diterapkan hingga 8 jam.

Advertising
Advertising

-Panas lembab: Seperti handuk panas, paket pemanas lembab, atau mandi air panas. Ini lebih efektif daripada panas kering dan membutuhkan waktu lebih sedikit untuk menunjukkan hasil.

Terapi panas dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Disarankan untuk menggunakan terapi panas selama 15-20 menit pada luka ringan. Cedera sedang hingga parah membutuhkan terapi panas yang lebih lama, seperti mandi air hangat. Sementara untuk wanita hamil dan penderita diabetes, dermatitis, penyakit pembuluh darah, deep vein thrombosis, multiple sclerosis (MS) harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menerapkan terapi panas karena berisiko lebih tinggi mengalami luka bakar dan komplikasi.

Terapi Dingin (Krioterapi)
Terapi ini paling efektif dalam waktu 48 jam setelah cedera. Terapi ini mengobati sendi atau otot yang bengkak dan meradang, yang harus diterapkan dalam kasus-kasus seperti:

-Osteoartritis
-Cedera baru
-Encok
-Terkilir
-Iritasi pada tendon setelah aktivitas
-Migrain

Ada berbagai cara untuk menerapkan kompres dingin ke area yang terluka, di antaranya:
-Produk krioterapi: Ini termasuk produk seperti pak es, semprotan pendingin, dan pijat es.

-Peregangan krio: Gunakan suhu dingin untuk mengurangi kejang otot selama peregangan.

-Kriokinetik: Jenis terapi ini menggabungkan pengobatan dingin dan olahraga aktif. Ini adalah alat yang berguna dalam kasus keseleo ligament.

-Mandi es: Merupakan bentuk lain dari krioterapi.

Untuk hasil yang lebih baik, oleskan kompres es yang dibungkus handuk ke area yang terluka beberapa kali sehari. Anda tidak boleh mengoleskan es lebih dari 20 menit karena dapat merusak saraf, kulit, dan jaringan.

Orang dengan penyakit jantung harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menerapkan kompres dingin. Jika terapi dingin tidak berhasil dalam 48 jam, konsultasikan dengan dokter.

Baca juga: Lama Tak Olahraga, Perhatikan Hal Ini saat Mulai Lagi

Berita terkait

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

5 hari lalu

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

8 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

9 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

11 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

25 hari lalu

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.

Baca Selengkapnya

Berpuasa Ramadan Tetap Berolahraga, Ini 5 Pilihan Latihan Kalistenik Ringan

40 hari lalu

Berpuasa Ramadan Tetap Berolahraga, Ini 5 Pilihan Latihan Kalistenik Ringan

Kalistenik salah satu pilihan olahraga yang sesuai untuk dilakukan selama Ramadan

Baca Selengkapnya

Ini Tanda-tanda Lutut Terkena Tumor Metastasis dari Kanker Paru-paru

47 hari lalu

Ini Tanda-tanda Lutut Terkena Tumor Metastasis dari Kanker Paru-paru

Nyeri lutut juga dapat terjadi akibat komplikasi yang tidak biasa dari kanker paru-paru seperti sindrom neoplastik.

Baca Selengkapnya

7 Manfaat Lari, Tidak Hanya Olahraga Kardio

47 hari lalu

7 Manfaat Lari, Tidak Hanya Olahraga Kardio

Ada 7 manfaat lain dari olahraga lari yang secara tidak langsung dirasakan pelari menurut para ahli.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan saat Latihan Angkat Beban

58 hari lalu

5 Kesalahan saat Latihan Angkat Beban

Berikut deretan kesalahan umum yang harus dihindari saat latihan angkat beban untuk mengurangi risiko cedera dan memaksimalkan manfaat.

Baca Selengkapnya