Ingin Menjadi Diplomat? Tak Hanya Bisa Bahasa Asing, Persiapkan ini

Reporter

Tempo.co

Rabu, 21 Juli 2021 13:57 WIB

Seorang WNI berjalan di depan kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa 17 Maret 2020. Sejumlah layanan di KBRI KL terpaksa dihentikan untuk sementara waktu setelah Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan bahwa pemerintah Malaysia memutuskan untuk melaksanakan 'lockdown' (Perintah Kawalan Pergerakkan) mulai 18 Maret hingga 31 Maret 2020 di seluruh negara bagian dalam rangka mengatasi penyebaran wabah COVID-19. ANTARA FOTO/Rafiuddin Abdul Rahman

TEMPO.CO, Jakarta – Baru-baru ini Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mengumumkan akan membuka lowongan Diplomat sebanyak 50 formasi di Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2021. Ini merupakan kabar gembira, mengingat peminat pekerjaan ini tinggi, terutama bagi sebagian besar anak muda. Selain identik dengan bekerja di luar negeri, bekerja menjadi diplomat juga memberikan tantangan tersendiri dalam meniti karir di negara orang.

Aziz Nurwahyudi, S.IP., M.M., M.A., mengungkapkan seorang diplomat dituntut harus bisa memainkan peran sebagai whole package atau mampu menguasai segala bidang. Maksudnya, selain menjadi seorang negosiator, politikus, budayawan, ekonom juga harus mempunyai tampilan elegan di mata dunia internasional. Hal ini sesuai dengan tugas pokok seorang diplomat yaitu sebagai representing, promoting, protecting, dan reporting.”Karena seorang diplomat mewakili sebuah negara, bukan pribadi,” tutur Aziz dalam Career Seminar: Set Your Career For Your Bright Future, seperti dikutip Tempo dari laman resmi UII pada 21 Juli 2021.

Aziz menerangkan, pendidikan menjadi persiapan dasar bagi seseorang yang berkeinginan menjadi seorang diplomat. Pendidikan dengan jurusan hubungan internasional (HI), komunikasi, sastra, manajemen, dan politik menjadi merupakan jurusan yang diprioritaskan meskipun tidak menutup kemungkinan kesempatan untuk jurusan lain. Mengutip dari laman Northeastern University, berkarir menjadi diplomat tidak ada persyaratan pendidikan khusus, tetapi yang terpenting adalah pemahaman mengenai hubungan internasional dan diplomasi.

Sebagaimana dilansir dari laman resmi Kemenlu RI, e-cpns.kemlu.go.id, untuk syarat utama menjadi diplomat di Indonesia yakni harus lulus ujian masuk PNS dan mempunyai nilai mumpuni untuk TOEFL atau IELTS. Selain itu, beberapa prestasi menunjang juga dapat membantu membuka peluang lebih besar pendaftar untuk diterima. Dilansir dari laman Career Center Berkeley Education, setidaknya sebagai seorang delegasi negara, seorang diplomat harus memiliki skill berupa beradaptasi dengan budaya asing dengan cepat, komunikasi lisan dan tulis, diplomasi, manajerial, bahasa asing, dinamika politik dalam negeri, dan negosiasi.

Diplomat juga berpeluang untuk menumbuhkan potensi karirnya melalui jenjang pangkat atau gelar. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, berikut jenjang jabatan diplomatik

  1. Diplomat Ahli Pertama terdiri atas Atase dan Sekretaris III
  2. Diplomat Ahli Muda, terdiri atas Sekretaris II dan Sekretaris 1
  3. Diplomat Ahli Madya, terdiri atas Counsellor, Minister Counsellor dan Minister
  4. Diplomat Ahli Utama, merupakan tingkatan tertinggi yang memimpin suatu perwakilan negara sebagai duta besar.
Advertising
Advertising

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Moon Jae-in Batal Temui Yoshihide Suga Setelah Dilecehkan Diplomat Jepang

Berita terkait

Mama Lauren Meninggal 14 Tahun Lalu, Ini Akhir Kisah Perjalanannya dan Ramalan Kiamat Kecil

1 hari lalu

Mama Lauren Meninggal 14 Tahun Lalu, Ini Akhir Kisah Perjalanannya dan Ramalan Kiamat Kecil

Sebelum meninggal 14 tahun lalu, pada 17 Mei 2010, Mama Lauren sempat memberikan ramalan terakhirnya. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

1 hari lalu

14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

Mama Lauren kondang sebagai peramal, ia meninggal 14 tahun lalu. Apa ramalan terakhirnya?

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Nakba ke-76, Duta Besar Al-Shun Teringat Penderitaan Rakyat Palestina

3 hari lalu

Peringati Hari Nakba ke-76, Duta Besar Al-Shun Teringat Penderitaan Rakyat Palestina

Dubes Palestina untuk Indonesia mengecam tindakan Israel di Palestina dalam peringatan 76 tahun Hari Nakba.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

3 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Masaki Yasushi Beri Penghargaan kepada Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang

3 hari lalu

Duta Besar Masaki Yasushi Beri Penghargaan kepada Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang

Perhimpunan Alumni dari Jepang (PERSADA) Jawa Barat telah berkontribusi mempromosikan hubungan persahabatan antara Jepang dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

7 hari lalu

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB untuk memprotes pemungutan suara yang mendukung keanggotaan penuh Palestina

Baca Selengkapnya

Duta Besar Zuhair Al-Shun Berharap Amerika Serikat Tak Lagi Halangi Palestina Jadi Anggota PBB

8 hari lalu

Duta Besar Zuhair Al-Shun Berharap Amerika Serikat Tak Lagi Halangi Palestina Jadi Anggota PBB

Duta Besar Palestina berharap Amerika Serikat tak lagi menghalangi upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh di PBB.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Palestina Optimis Pemerintahan Prabowo Subianto akan Tetap Dukung Palestina

8 hari lalu

Duta Besar Palestina Optimis Pemerintahan Prabowo Subianto akan Tetap Dukung Palestina

Duta Besar Palestina mengatakan kebijakan Indonesia soal dukungan terhadap Palestina akan tetap sama di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina

8 hari lalu

Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina

Diplomat Cina disarankan angkat kaki dari Manila yang menggambarkan naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Austria Tertarik Berkontribusi di IKN

10 hari lalu

Austria Tertarik Berkontribusi di IKN

Dubes Austria untuk Indonesia menyatakan ada banyak ketertarikan dari negaranya untuk berkontribusi di IKN.

Baca Selengkapnya