Sebab Penyintas Covid-19 Bisa Kembali Terinfeksi

Reporter

Antara

Rabu, 21 Juli 2021 19:22 WIB

Keluarga dan kerabat berdoa di pemakaman khusus protokol Covid-19 di TPU Cikadut, Bandung, Jawa Barat, 19 Juli 2021. Semakin banyak korban Covid-19 yang meninggal saat isolasi mandiri setelah rumah sakit tak mampu lagi menerima pasien baru. TEMPO/Prima mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus positif COVID-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan adanya mutasi baru virus corona. Selain penyebarannya yang cepat, varian Delta juga menyerang para penyintas COVID-19.

Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, dr. Syahril Mansyur Sp.P., mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan penyintas COVID-19 masih bisa terpapar virus lagi, salah satunya kontak erat dengan yang terinfeksi.

"Penyintas bisa kena lagi atau reinfeksi apabila bertemu lagi dengan kontak erat atau pergi ke zona merah," kata Syahril.

Tak hanya penyintas, virus juga bisa menyerang masyarakat yang telah melakukan vaksinasi COVID-19, tak terkecuali yang sudah dua dosis sekali pun. Menanggapi hal tersebut, Syahril menegaskan vaksin tidak 100 persen membuat tubuh menjadi kebal sepenuhnya dari paparan COVID-19. Vaksinasi akan menjadi efektif jika setidaknya masyarakat sudah 70-80 persen divaksin dan disiplin menjalani protokol kesehatan.

"Vaksin tidak melindungi 100 persen sehingga menjadi kebal COVID. Maka dari itu, ada 70-80 persen komoditas agar divaksin untuk menciptakan herd immunity. Kalau yang divaksin sedikit, maka tidak ada dampak, bahkan akan ada penularan," ujar Syahril.

Advertising
Advertising

"Untuk yang sudah divaksin, antibodi yang timbul mungkin tidak cukup untuk membunuh virus yang masuk. Apalagi orang yang sudah divaksin terus terpapar mereka yang terinfeksi COVID. Apalagi dengan varian yang baru, karena mereka sudah bermutasi lebih canggih dan mengelabui kekebalan yang ada," imbuhnya.

Medical Senior Manager PT Kalbe Farma, dr. Esther Kristiningrum, mengatakan bagi penyintas COVID-19 yang belum pernah mendapatkan vaksin bisa mengikuti vaksinasi setidaknya tiga bulan setelah sembuh.

"Karena tujuan kita adalah bagaimana mencari herd immunity, maka sekarang yang diutamakan adalah yang belum terkena COVID-19. Jika sudah pernah, tubuh sudah membentuk antibodi terhadap COVID dan seiring berjalannya waktu, antibodi menurun," kata Esther. "Tapi, belum jelas berapa lama antibodi akan menurun sehingga dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menganjurkan vaksinasinya setelah tiga bulan sembuh."

Ia menambahkan, "Sebenarnya kalau sudah sembuh bisa saja (langsung divaksin). Namun, vaksin yang ada masih terbatas dan fokus ke herd immunity sehingga diutamakan bagi yang belum terinfeksi COVID-19 karena belum ada kekebalan terkait COVID-19."

Baca juga: Sudah Negatif Covid-19 tapi Penciuman Belum Normal? Kenali Gejala Long Covid

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

8 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

8 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

19 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

3 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

8 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya