Panduan Merawat Pasien Covid-19 yang Isolasi Mandiri di Rumah Menurut WHO

Reporter

Tempo.co

Kamis, 22 Juli 2021 17:55 WIB

Relawan Dompet Dhuafa membawa makanan untuk diberikan kepada warga positif COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di Kawasan Kramat Jati, Jakarta, Jumat, 16 Juli 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Saat menjalani isolasi mandiri di rumah, pasien Covid-19 tetap harus mengikuti instruksi dan arahan dari tenaga kesehatan. Baik dalam melakukan protokol perawatan, maupun penggunaan obat-obatan.

Melansir postingan di instagram resmi WHO Indonesia, saat pasien Covid-19 mengalami demam, nyeri otot, atau sakit kepala, pasien bisa meminum parasetamol dengan syarat sudah minta petunjuk dosis dari tenaga kesehatan.

“Dosis orang dewasa umumnya satu atau dua tablet 500 mg atau 1 tablet 650 mg, maksimal 4 kali dalam 24 jam. Jarak antar dosis mimum minimal empat jam,” seperti dikutip Tempo dari laman @whoindonesia pada Kamis, 22 Juli 2021.

Sementara untuk mereka yang berusia di bawah 18 tahun atau berat badan di bawah 50 kg, diharuskan menanyakan dosis maksimum kepada tenaga kesehatan. Apabila demam berlanjut, bisa menempelkan kain basah dingin di dahi.

Namun, jika kadar oksigen pasien 90 persen atau lebih, tetapi masih di bawah 94 persen, disarankan segera menghubungi tenaga kesehatan atau minta perawatan rumah sakit. Nantinya, tenaga kesehatan mungkin akan meresepkan steroid, pasien diharuskan mengikuti instruksi dari tenaga kesehatan, dan dilarang melakukan pengobatan sendiri.

Advertising
Advertising

“Jika kadar oksigen di bawah 90 persen, Anda mengalami Covid-19 berat,” seperti dikutip dari infografik milik WHO Indonesia.

Saat melakukan perawatan mandiri, pasien dilarang melakukan pengobatan sendiri dengan antibiotik. Sebab, antibiotik tidak berdampak pada virus. Pasien juga dilarang melakukan pengobatan mandiri dengan steroid. Karena penggunaan steroid tidak sesuai aturan dapat berdampak serius dan mengancam keselamatan nyawa, juga menjadi penyebab terjadiya infeksi mukormikosis (jamur hitam).

WHO tidak merekomendasikan pasien isolasi mandiri menggunakan hidroksiklorokuin, lapinavir atau ritonavir. Saat ini WHO juga belum merekomendasikan penggunaan remdesivir pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, apa pun tingkat keparahan penyakitnya, sebab belum ditemukan bukti kuat manfaat kegunaan remdesivir.

Lebih lanjut, WHO menyarankan agar pengobatan Covid-19 ivermektin hanya dilakukan dalam uji klinis.

DELFI ANA HARAHAP

Baca juga: Ahli Tak Rekomendasikan Penggunaan Tabung Oksigen Saat Isolasi Mandiri

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

4 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

20 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

23 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

26 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

27 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

28 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya