Mengapa Hasil Tes Swab PCR di Dua Tempat Bisa Berbeda?

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Jumat, 13 Agustus 2021 19:02 WIB

Petugas kesehatan mengambil sampel swab dari seorang lansia untuk tes asam nukleat Covid-19 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, 3 Agustus 2021. Kota Wuhan yang menjadi lokasi pertama ditemukannya Covid-19, kembali meluncurkan kampanye tes asam nukleat di tengah merebaknya virus Corona varian delta. Xinhua/Wu Zhizun

TEMPO.CO, Jakarta - Tes swab reverse-transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR) atau yang dikenal PCR disebut sebagai gold standard untuk mengonfirmasi infeksi Covid-19. Tapi ternyata tes ini masih memiliki celah, hasil tes PCR di satu tempat dan tempat lain ternyata bisa berbeda. Mengapa begitu?

Dilansir dari laman Pharmacy Universitas Islam Indonesia (UII), Minggu, 3 Desember 2020, tes swab PCR bisa mendeteksi virus penyebab Covid-19 dengan sensitivitas mencapai 86 persen dan nilai spesifisitas 96 persen. Tes ini disebut lebih akurat daripada tes antigen dan antibodi.

Tes PCR menggunakan sampel asam nukleat untuk memastikan keberadaan virus corona. Sedangkan antigen dan antibodi mengukur protein atau memeriksa antibodi yang mengukur Imunoglobulin atau IgG dan IgM.

Lalu, mengapa hasil tes PCR bisa berbeda meskipun lebih akurat dibandingkan dengan dua tes lainnya?

Dosen Farmasi UII, Suci Hanifah, dalam artikelnya yang dimuat di laman Pharmacy UII, mengatakan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan hasil tes PCR berbeda di tempat yang satu dengan yang lain.

Advertising
Advertising

Faktor pertama adalah faktor pra-analisis yang meliputi teknik sampling dan penyiapan spesimen. Teknik sampling yang kurang tepat bisa menyebabkan hasil tes yang berbeda. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan lokasi pengambilan sampel yang tepat untuk tes swab ada di saluran napas atas atau nasofaring (bagian tenggorokan yang ada di belakang hidung).

Selain ketepatan pengambilan sampling, sangat penting menyimpan spesimen dengan hati-hati. Spesimen harus segera disimpan di tabung tertutup agar terhindar dari kontaminasi virus. Jika tidak bisa diuji langsung, simpan spesimen dalam suhu 2 hingga 8 derajat Celcius jika spesimen akan diuji kurang dari 12 hari, tapi jika spesimen akan diuji dalam waktu lebih dari 12 hari, simpan spesimen dalam suhu -70 derajat Celcius.

Faktor kedua adalah faktor analisis yang tidak valid. Validitas analis
sendiri dipengaruhi oleh ketepatan preparasi, instrumen, dan metode. Pilihlah laboratorium yang terpercaya dan profesional karena laboratorium demikian akan melakukan kontrol kualitas secara berkala.

Faktor terakhir adalah faktor pasca analisis, yaitu intepretasi hasil.
Interpretasi hasil swab PCR didasarkan nilai Cycle Threshold (CT) yang menunjukkan frekuensi perubahan RNA virus menjadi DNA, sehingga diinterpretasikan sebagai hasil positif Covid-19. Interpretasi hasil yang berbeda akan membuat hasi tes swab PCR juga berbeda.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Covid-19: Mungkinkah Beda Rumah Sakit Beda Hasil Swab Test? Ini Jawab Ahli

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

17 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

20 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

21 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya