Pentingnya Bergerak 3 Menit per Jam, Cegah Penyakit Kronis

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 12 September 2021 12:55 WIB

Ilustrasi duduk (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Duduk bekerja selama berjam-jam dapat merusak kesehatan metabolisme dan penyebabkan penyakit kronis. Kebiasaan ini juga memicu kenaikan kadar gula darah dan kolesterol, bahkan pada orang yang tampaknya sehat.

Sebuah penelitian praktis meskipun kecil menunjukkan berdiri dan bergerak setiap 30 menit selama sekitar tiga menit dapat mengurangi dampak kesehatan dari terlalu banyak duduk. Dilansir dari Channel News Asia, studi ini menemukan menaiki beberapa anak tangga, melakukan jumping jacks atau squat, atau bahkan melakukan 15 langkah selama istirahat dalam durasi pendek ini dapat mengontrol gula darah di antara pekerja kantoran tanpa mengganggu alur kerja.

Tetapi penelitian, yang melibatkan 16 pekerja paruh baya yang berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2 juga menunjukkan istirahat dua kali dalam satu jam selama tiga menit ini kemungkinan menggambarkan durasi minimal untuk melakukan gerakan guna melindungi kesehatan metabolisme. Sementara 15 langkah setiap satu jam mungkin merupakan awal yang baik, tetapi kegiatan itu seharusnya bukan satu-satunya aktivitas yang diambil untuk mengurangi lama duduk.

Bagi kebanyakan orang, duduk tidak hanya biasa tetapi konstan. Menurut studi epidemiologi, orang dewasa di Amerika Serikat biasanya duduk sekitar 6,5 jam sehari tanpa disela berdiri atau berjalan.

Kebiasaan duduk dalam waktu lama ini kemungkinan semakin sering dialami banyak orang selama pandemi Covid-19. Data awal menunjukkan banyak orang sekarang lebih tidak aktif daripada 2019, terutama jika memiliki anak dan pekerjaan. Duduk tanpa henti seperti itu menekan kesehatan metabolisme.

Advertising
Advertising

"Setiap jam bangun yang dihabiskan dalam posisi tidak bergerak (duduk atau berbaring) meningkatkan risiko sindrom metabolik dan diabetes tipe 2," ungkap studi tersebut.

Studi baru yang diterbitkan Agustus 2020 di The American Journal of Physiology: Endocrinology and Metabolism ini dilakukan para peneliti di Institut Karolinska di Stockholm, Swedia. Mereka memutuskan untuk melihat apa yang akan terjadi jika pekerja kantoran setuju untuk membagi waktu duduk selama tiga minggu di tempat kerja.

Mereka mulai dengan merekrut 16 pria dan wanita paruh baya di Stockholm dengan pekerjaan di meja dan riwayat obesitas, menempatkan mereka pada risiko tinggi masalah metabolisme seperti diabetes. Peneliti memeriksa kesehatan metabolisme para sukarelawan saat ini dan meminta mereka untuk memakai monitor aktivitas selama seminggu untuk mendapatkan angka dasar.

Kemudian, setengah dari sukarelawan melanjutkan kehidupan normal sebagai kontrol dan sisanya mengunduh aplikasi ponsel yang mengingatkan setiap 30 menit selama hari kerja untuk bangun dan aktif selama tiga menit. Mereka berjalan menyusuri aula, menaiki tangga, berbaris di tempat, berjongkok, melompat, atau berkeliaran dengan cara apa pun yang dianggap nyaman, dapat ditoleransi, dan tidak terlalu mengganggu atau menghibur rekan kerja.

Tetapi, mereka harus mengambil minimal 15 langkah sebelum aplikasi merekam gerakan sebagai jeda aktivitas. Eksperimen berlanjut selama tiga minggu, setelah itu semua orang kembali ke lab untuk putaran tes metabolisme lain. Para peneliti menemukan hasil kedua kelompok agak berbeda.

Kelompok banyak duduk menunjukkan masalah berkelanjutan dengan resistensi insulin, kontrol gula darah. dan kadar kolesterol. Tetapi, sukarelawan lain, yang berdiri dan bergerak saat bekerja, menunjukkan kadar gula darah puasa yang lebih rendah di pagi hari, yang berarti tubuh dapat mengontrol gula darah dengan lebih baik di malam hari, yang merupakan indikator penting kesehatan metabolisme.

Gula darah juga stabil di siang hari, dengan lonjakan dan penurunan yang lebih sedikit daripada kelompok kontrol, dan jumlah kolesterol HDL yang bermanfaat dalam aliran darah meningkat. Perbaikan ini sedikit, tetapi mungkin berarti dari waktu ke waktu dan akan berpengaruh pada tingkat keparahan risiko diabetes tipe 2.

Menariknya, manfaat yang ditimbulkan juga bergantung pada seberapa sering dan seberapa ketat pekerja mematuhi peringatan aplikasi. Mereka yang bangun secara teratur dan paling aktif umumnya mengelola 75 langkah atau lebih selama tiga menit, meningkatkan metabolisme paling banyak. Lainnya, yang melakukan lebih sedikit langkah atau sering mengabaikan peringatan aplikasi, kurang mendapat manfaat. Tetapi kesehatan metabolisme mereka agak membaik, kata Erik Naslund, profesor di Institut Karolinska, yang mengawasi studi baru tersebut.

Naslund menyarankan agar pekerja mengunduh aplikasi atau atur alarm di komputer atau ponsel untuk mengingatkan agar bangun setiap setengah jam. Berjalanlah selama beberapa menit atau melakukan joging di tempat.

“Pergi ke kamar mandi atau minum kopi juga diperhitungkan," kata Naslund. “Secara umum, penting untuk memperkenalkan lebih banyak aktivitas fisik ke dalam hidup kita.”

Baca juga: Mengenali Perbedaan Hepatitis A, B, C, D, dan E

Berita terkait

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

26 menit lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker

2 jam lalu

12 Penyebab Kantuk Berat yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Kanker

Rasa kantuk merupakan hal normal yang terjadi dalam tubuh. Tapi, ada beberapa penyebab kantuk berat yang harus diwaspadai. Ini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Yang Perlu Diperhatikan Pasien Diabetes kala Cuaca Panas Ekstrem

1 hari lalu

Yang Perlu Diperhatikan Pasien Diabetes kala Cuaca Panas Ekstrem

Berikut tips tetap terhidrasi dan sehat selama cuaca panas ekstrem bagi pasien diabetes yang mungkin mengalami respons dari obat.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

2 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

3 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

3 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

3 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

4 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

4 hari lalu

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

4 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya