5 Penjelasan Mengapa Menyimpan Lemak di Tubuh Tak Baik untuk Kesehatan
Reporter
Tempo.co
Editor
Iqbal Muhtarom
Senin, 13 September 2021 12:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam daftar nutrisi dan medis, lemak sering kali diasosiasikan dengan hal-hal yang tak baik. Mendengarnya seperti sesuatu yang buruk bagi tubuh. Tubuh berlemak seperti menjadi tempat yang baik untuk munculnya penyakit. Tapi benarkah begitu?
Lemak memang berbahaya, terutama yang berada di sekitar pinggang, meningkatkan risiko penyakit serius. Selain itu, konsumsi lemak juga dikaitkan dengan peningkatan berat badan. Lalu, apa saja bahaya lemak bagi kesehatan tubuh?
Lemak termasuk salah satu dari makronutrien yang sangat penting bagi tubuh. Sama halnya dengan karbohidrat, protein, dan lainnya. Lemak dapat memengaruhi hormon, peradangan, dan tingkat racun di dalam tubuh. Di samping manfaatnya yang baik bagi tubuh, ada pula bahayanya.
Lemak, terutama yang berada di sekitar pinggang, meningkatkan risiko penyakit serius. Selain itu, konsumsi lemak juga dikaitkan dengan peningkatan berat badan. Lalu, apa saja bahaya lemak bagi kesehatan tubuh?
- Berisiko lebih banyak peradangan
Peradangan dapat memicu penambahan lemak. Sel-sel lemak dapat memicu respons inflamasi sehingga menyebabkan datangnya penyakit. ScienceDaily melaporkan bahwa tikus dan manusia yang kelebihan berat badan, sel-sel lemak atau adiposit, akan mengeluarkan sinyal bahaya palsu—tidak diserang oleh patogen. Akibatnya, sel-sel kekebalan menjadi gelisah, hingga menyebabkan peradangan.
“Intinya adalah, Anda memberi makan dan memberi makan sel-sel lemak ini dan mereka berbalik dan menggigit Anda kembali. Mereka menyimpan energi, tetapi bereaksi negatif terhadapnya terlalu banyak,” jelas Willa Hsueh, peneliti utama dalam studi tersebut.
- Meningkatkan risiko osteoporosis
Obesitas pernah dianggap sebagai pelindung terhadap pengeroposan tulang, tetapi penelitian terbaru menemukan bahwa ini tidak benar. Salah satu hormon terkait obesitas tubuh, adiponektin, telah dikaitkan dengan osteoporosis dan risiko patah tulang.
<!--more-->
Laman Chatelaine juga menyebutkan adanya studi baru yang menyatakan bahwa lemak visceral dapat merusak tulang. Berdasarkan studi tersebut, orang gemuk yang punya tingkat lemak yang lebih tinggi di hati, jaringan otot dan darah, lemak yang lebih tinggi di sumsum tulang, maka berisiko osteoporosis.
- Sangat buruk untuk hormon
Kelebihan lemak perut berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat hormon pertumbuhan cenderung menurun dengan akumulasi lemak yang lebih besar di bagian tengah tubuh.
Tak hanya itu, hormon testosteron juga ditemukan meningkat seiring dengan peningkatan lemak visceral. Ilmuan-ilmuan dari University of Virginia Health System menemukan bahwa kadar hormon androgen yang tinggi pada gadis gemuk di tahap awal pubertasnya dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan yang lebih parah di kemudian hari. Misalnya sindrom ovarium polikistik.
- Menyimpan racun lingkungan
Bahaya lemak yang berikutnya adalah dapat menyimpan racun dari lingkungan. Kelebihan racun membuat tubuh jadi gemuk dan lemak menyimpan racun berlebih.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature menyebutkan bahwa penurunan berat badan dapat mengirim polutan lingkungan ke dalam aliran darah. Termasuk di dalamnya pestisida seperti DDT dan polychlorinated biphenyls yang digunakan dalam cat dan cairan otomotif.
- Mengurangi fungsi hati
Peningkatan lemak kadang terjadi di hati, akan tetapi bahayanya tak terlihat. Bahkan, orang kurus pun dapat mengalami ketidakseimbangan insulin. Oleh karenanya, mereka berisiko terkena diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Tetap ingat untuk mengonsumsi lemak sehat dengan seimbang. Sebab, lemak punya dampak yang buruk juga bagi tubuh.
ANNISA FEBIOLA
Baca juga: Kenali Batas Normal Konsumsi Lemak dan Rasakan Manfaatnya Bagi Tubuh