Efikasi Vaksin Turun dan Varian Covid-19 Bertambah, Apa Vaksinasi Tetap Ampuh?
Reporter
Antara
Editor
Rini Kustiani
Kamis, 16 September 2021 10:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama menjelaskan ihwal Covid-19 yang terus bermutasi menjadi virus baru dan kaitannya dengan vaksinasi. Tak sedikit orang bertanya apakah vaksinasi tetap efektif seiring banyaknya varian Covid-19 saat ini, mulai dari Alfa, Beta, Gamma, Lambda, Kappa, Delta, dan Mu?
Tjandra Yoga memastikan vaksinasi Covid-19 tetap efektif meski tingkat efikasi vaksin sekarang turun karena muncul mutasi atau varian baru virus corona. "Walaupun efikasi vaksin turun, tetapi masih bisa dipakai untuk menangani varian-varian yang ada, terutama mencegah penyakit berat dan kematian," kata Tjandra Yoga dalam Kuliah Pakar bertajuk "Peran Biomedis di Era dan Pasca Pandemi" yang digelar Universitas YARSI, Rabu 15 September 2021.
Vaksin Pfizer-BioNTech misalkan, yang menurut analisis Public Health England 80 persen efektif mencegah infeksi dari Covid-19 varian Delta. Hasil ini diperoleh setelah para peneliti menganalisis 14.019 pasien dan 166 di antaranya menjalani perawatan di rumah sakit di Inggris. Dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech 88 persen efektif melawan penyakit simtomatik dan 96 persen efektif mencegah pasien dengan Covid-19 varian Delta menjalani rawat inap.
Sebuah studi laboratorium kecil di New York juga memperlihatkan vaksin berbasis mRNA yakni Pfizer dan Moderna, sekitar 94-95 persen efektif mencegah Covid-19 varian Delta. Vaksin Pfizer diketahui memiliki efikasi sebesar 95 persen dari infeksi SARS-CoV-2.
Sementara untuk vaksin Sinovac, menurut studi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Guangzhou, Cina, dua suntikan vaksin memberikan kemanjuran 59 persen terhadap varian Delta. Efikasi untuk infeksi Covid-19 kategori sedang sebesar 70,2 persen. Studi tersebut melibatkan 628 pasien, termasuk 153 orang yang terkonfirmasi Covid-19 varian Delta.
Tjandra Yoga Aditama yang pernah menjabat Direktur WHO Asia Tenggara, ini menjelaskan, apabila efikasi vaksin kian turun, maka langkah berikutnya adalah modifikasi vaksin, bukan membuat vaksin baru. "Sekarang ini tingkat efikasi vaksin belum turun signifikan," katanya. "Jangan kemudian mengira kalau tingkat efikasi turun lagi maka harus membuat vaksin Covid-19 yang baru. Cukup modifikasi dalam tempo enam sampai delapan minggu."
Baca juga:
Tak Ada Efek Samping Setelah Vaksin, Ragu Benar Divaksin atau Tidak?