5 Jenis Junk Food yang Banyak Disukai Namun Berbahaya bagi Kesehatan

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Jumat, 17 September 2021 19:56 WIB

Ilustrasi anak makan junk food. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang tak kenal junk food, makanan yang mengandung kadar lemak, garam dan gula yang tinggi namun minim nutrisi seperti serat, vitamin, serta mineral.

Mengonsumsi junk food terlalu sering dapat menyebabkan komplikasi kesehatan jangka pendek maupun panjang. Misalnya penambahan berat badan, diabetes, juga masalah pada jantung. Singkatnya, junk food adalah makanan yang tak sehat.

Kesehatan tubuh bergantung kepada apa yang kita makan setiap hari. Makanan berguna sebagai bahan pembangun sel-sel dalam tubuh. Sel-sel tubuh kemudian bertanggung jawab atas fungsi seluruh bagian tubuh. Apabila tak mendapat asupan nutrisi yang cukup, terlalu jauh jika berharap mendapatkan tubuh yang sehat. Dengan demikian, penting memperhatikan apa yang baik dan tak baik untuk tubuh.

Berikut lima jenis makanan junk food yang kerap dimakan:

1. French fries atau kentang goreng

Advertising
Advertising

Kentang goreng, keripik kentang, serta camilan gorengan lainnya merupakan sumber kolesterol, lemak trans, dan garam. Ketiganya berdampak buruk bagi kesehatan, mereka bekerja menyumbat arteri. Kentang goreng kaya akan lemak. Apabila Anda makan kentang goreng sebanyak 220 gram, artinya Anda sudah melampaui batas aman untuk lemak trans. Melansir laman Know It Info, sebanyak 50-60 persen kalori dalam french fries berasal dari lemak.

2. Burger

Burger bisa dikatakan sebagai junk food terburuk. Burger mengandung segala yang tak baik dimakan bagi kesehatan. Sausnya mengandung gula dan natrium yang tinggi, rotinya sarat akan lemak trans, kemudian keju mengandung banyak lemak susu. Lalu mayones yang mengandung bahan pengawet, serta kuning telur.

Berdasarkan laman Fat Free Kitchen, burger vegetarian biasanya mengandung 35 persen kalori, sedangkan 47 persen kalori pada burger non-vegetarian berasal dari lemak.

3. Es krim

Junk food yang tak baik bagi kesehatan berikutnya adalah es krim. Es krim yang kental merupakan yang terburuk. Biasanya, satu porsi es krim bisa mengandung lebih dari 15 gram lemak, kemudian gula dalam kadar tinggi. Akibatnya, terlalu banyak makan es krim dapat meningkatkan lingkar pinggang.

4. Kue

Kue krim mengandung karbohidrat mentah yang diproses tinggi. Jenis roti yang digunakan membuat kue ini memiliki indeks glikemik tinggi yang dikombinasikan dengan jumlah gula yang tinggi. Dengan begitu, mengonsumsi terlalu banyak kue dapat mengakibatkan kadar gula darah meningkat secara signifikan dan cepat.

5. Popcorn

Sebagian popcorn berdampak buruk terhadap kesehatan. Meskipun sebagian lain dinyatakan baik bagi kesehatan. The Center for Science in the Public Interest pada November 2009 membandingkan beberapa popcorn dan minuman kombo yang dijual di bioskip-bioskop utama di AS. Mereka menemukan bahwa kombo popcorn yang dijual di jaringan bioskop terbesar di Amerika Serikat mengandung 1.610 kalori dan 60 gram lemak jenuh.

Kadar kalori yang tinggi bisa diakibatkan karena jagung dimasukkan ke dalam minyak kelapa. Popcorn yang dimasak dalam minyak menunjukkan tingkat lemak jenuh yang lebih rendah, akan tetapi tingkat kalori dan natriumnya sama.

ANNISA FEBIOLA

Baca juga: Mengenali Jenis Junk Food dari Makanan Sehari-hari

Berita terkait

Museum of Ice Cream Menghidupkan Kembali Jiwa Anak-anak dengan Ice Cream

21 jam lalu

Museum of Ice Cream Menghidupkan Kembali Jiwa Anak-anak dengan Ice Cream

Museum of Ice Cream bernuansa pink cerah sehingga memberikan sedikit warna dan kesenangan tersendiri bagi yang mengunjunginya.

Baca Selengkapnya

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

14 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

15 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Lagu Popcorn D.O. EXO Kuasai Tangga Lagu iTunes 28 Negara, Termasuk Indonesia?

15 hari lalu

Lagu Popcorn D.O. EXO Kuasai Tangga Lagu iTunes 28 Negara, Termasuk Indonesia?

Lagu "Popcorn" dari D.O. EXO telah mendominasi tangga lagu iTunes global hanya dalam dua hari setelah dirilis.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

22 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

23 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

23 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya