12 Langkah Menurunkan Risiko Stroke

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 22 September 2021 15:09 WIB

Ilustrasi stroke. bbc.com

TEMPO.CO, Jakarta - Stroke terjadi kala pasokan darah ke otak terganggu atau terputus. Tanpa oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup, kematian sel otak terjadi dalam beberapa menit sehingga berdampak pada fungsi otak.

Stroke perlu ditangani secepatnya karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Tindakan penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi.

Umumnya, stroke terjadi secara tiba-tiba. Namun, ada beberapa gejala stroke yang mudah dikenali, seperti keseimbangan mulai terganggu, penglihatan kabur, wajah mati rasa, tidak mampu mengangkat salah satu lengan, serta kesulitan berbicara dan memahami pembicaraan.

Ada banyak penyebab dan faktor risiko stroke. Ini termasuk faktor-faktor di luar kendali, seperti usia dan riwayat keluarga, faktor gaya hidup. Beberapa penyebab dan faktor risiko yang paling menonjol dan harus diwaspadai selain usia dan riwayat keluarga adalah obesitas, kebiasaan merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.

Salah satu dari faktor-faktor itu atau bahkan kombinasinya secara signifikan dapat meningkatkan risiko terkena stroke, juga risiko serangan jantung. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa. Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:

Advertising
Advertising

Stroke iskemik
Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam dua jenis, stroke trombotik dan stroke embolik.

Stroke hemoragik
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan pendarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu beberapa kondisi yang mempengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah, dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri dari dua jenis, yaitu pendarahan intraserebral dan subarachnoid.

Setiap bagian otak mengendalikan bagian tubuh yang berbeda-beda sehingga gejala stroke tergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakan. Itulah mengapa gejala atau tanda stroke bisa bervariasi pada setiap pengidap. Namun, umumnya stroke muncul secara tiba-tiba. Ada tiga gejala utama stroke yang mudah dikenali, yaitu:

-Salah satu sisi wajah terlihat menurun dan tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata terkulai.

-Tidak mampu mengangkat salah satu lengan karena terasa lemas atau mati rasa.

-Tidak hanya lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga mengalami kelemahan.

-Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meskipun penderita terlihat sadar.

Cara termudah untuk mengurangi risiko stroke adalah dengan menghindarinya sejak awal. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjalani hidup bebas stroke, melansir Asia One.

Berhenti merokok
Jika perokok, berhenti merokok adalah salah satu cara paling sederhana dan paling cepat untuk mengurangi risiko stroke. Asap rokok dapat menyebabkan timbunan lemak di arteri leher utama dan mengentalkan darah, meningkatkan risiko emboli dan trombosis. Nikotin dalam rokok juga secara langsung meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke.

Turunkan berat badan
Indeks massa tubuh (BMI) tinggi sangat terkait dengan peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol. Untuk mengurangi risiko stroke, Anda harus memulai program penurunan berat badan jika BMI berada dalam kisaran kelebihan berat badan atau obesitas, 25 ke atas. Usahakan untuk menjaga BMI di bawah 25 untuk mengurangi risiko stroke.

Kurangi alkohol
Konsumsi alkohol meningkatkan tekanan darah. Mengurangi asupan alkohol akan membantu menurunkan tekanan darah dan risiko stroke.

Olahraga teratur
Selain dapat membantu menurunkan berat badan, olahraga juga dapat memperkuat dan mengkondisikan jantung untuk memompa darah lebih efisien dari waktu ke waktu, mengurangi ketegangan yang ditempatkan pada arteri sehingga menurunkan risiko stroke.

Lakukan pemeriksaan rutin
Untuk mengawasi kesehatan kardiovaskular, Anda harus memeriksakan tekanan darah dan kadar kolesterol secara teratur. Manajemen yang tepat dari tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi sangat penting untuk mengurangi risiko stroke.

Makan buah dan sayuran segar
Penelitian telah menunjukkan konsumsi buah dan sayuran dikaitkan dengan risiko stroke yang lebih rendah. Jadi, makanlah banyak buah dan sayuran segar.

Makanan berserat
Serat juga bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara umum. Masukkan makanan seperti jelai, kacang polong, dan biji-bijian dalam pola makan secara teratur untuk menuai manfaatnya.

Kurangi garam
Konsumsi garam yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairan, yang menyebabkan peningkatan tekanan darah. Karena itu, Anda harus membatasi konsumsi garam antara 1.500-2.300 mg atau sekitar setengah sendok teh garam setiap hari. Perhatikan label makanan dan pilih alternatif rendah sodium untuk makanan olahan jika memungkinkan karena cenderung mengandung banyak sodium.

Kurangi makanan berlemak
Mengurangi makanan tinggi kolesterol, lemak trans, dan lemak jenuh akan membantu mengurangi risiko penumpukan timbunan lemak di dinding arteri sehingga menurunkan risiko stroke.

Minum obat penurun kolesterol
Obat penurun kolesterol seperti Statin, Simvastatin, Atorvastatin, atau Rosuvastatin membantu mengurangi kemungkinan penumpukan timbunan lemak di sepanjang dinding arteri atau trombosis dan dengan demikian membantu mengurangi risiko stroke.

Minum obat antiplatelet
Obat antiplatelet seperti Clopidogrel, Aspirin, atau Dipyridamole mencegah sel darah yang disebut trombosit saling menempel membentuk gumpalan, membuat darah kurang lengket dan mengurangi risiko stroke.

Minum antikoagulan
Obat antikoagulan seperti Warfarin, Rivaroxaban, Dabigatran, atau Apixaban adalah pengencer darah yang mencegah pembentukan gumpalan darah baru dan yang sudah ada agar tidak membesar. Mereka bekerja dengan mengganggu proses pembekuan darah di tubuh. Dengan demikian, mereka menurunkan risiko emboli dan stroke. Meskipun dapat mencegah stroke dengan cara-cara ini, ingatlah untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai pengobatan apapun untuk pencegahan stroke.

Baca juga: Jangan Abaikan 5 Sakit Kepala Ini, Bisa Berakibat Fatal

Berita terkait

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

2 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

4 hari lalu

Polisi Tangkap Rio Reifan 5 Kali karena Narkoba, Sederet Bahaya Konsumsi Sabu

Artis Rio Reifan kelima kali ditangkap polisi karena kasus narkoba. Apa itu sabu dan bahaya menggunakannya?

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

8 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dilakukan Wanita untuk Menangkal Stroke

Pakar kesehatan membagi lima tips buat kaum wanita untuk menurunkan risiko terserang stroke. Pasalnya, risiko pada perempuan dinilai lebih besar.

Baca Selengkapnya

Macam Perawatan Kulit untuk Rosacea, Suntik sampai Laser

8 hari lalu

Macam Perawatan Kulit untuk Rosacea, Suntik sampai Laser

Dermatolog mengatakan pengobatan penyakit kulit rosacea bisa dilakukan dengan beberapa modalitas seperti suntik atau laser.

Baca Selengkapnya

Makanan yang Dianjurkan Pakar Saraf untuk Pasien Stroke

8 hari lalu

Makanan yang Dianjurkan Pakar Saraf untuk Pasien Stroke

Pakar saraf menyarankan pasien stroke memakan kacang-kacangan karena mengandung antioksidan tinggi. Apa lagi yang dianjurkan?

Baca Selengkapnya

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

8 hari lalu

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

Setelah minum air dingin memunculkan fibrilasi atrium (AFib). Apa bahayanya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

8 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

9 hari lalu

Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

9 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

10 hari lalu

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.

Baca Selengkapnya