Hoarding Disorder, Penyakit Sulit Membuang Barang Karena Merasa Semua Berguna

Reporter

Tempo.co

Minggu, 3 Oktober 2021 15:23 WIB

Roland Borsky beraktivitas di kantornya yang penuh sesak dengan berbagai produk Apple di Vienna, Austria, 28 September 2018. Total koleksi produk Apple milik Roland mencapai 1.100 barang, lebih banyak dari barang koleksi yang disimpan di Apple Museum, Praha, Republik Cek, yang berjumlah 472 barang. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pernah pada satu momen tertentu, Anda kesulitan, atau tidak tahu harus bagaimana menyingkirkan barang-barang yang Anda miliki. Atau Hoarding disorder?

Bukan tidak tahu ke mana harus membuangnya, tetapi bagi Anda setiap barang yang ada di kamar atau yang Anda miliki semuanya punya arti atau berfungsi. Entah kapan, Anda merasa barang-barang tersebut akan ada gunanya pada satu waktu tertentu.

Intinya, semua barang yang Anda miliki ada manfaatnya, ada artinya, sehingga Anda eman-eman bila harus menyingkirkan atau membuangnya. Akibatnya, barang-barang yang Anda punya menumpuk, padahal tak ada satu pun atau banyak yang sebenarnya Anda tidak perlukan.

Kondisi atau situasi tersebut disebut dengan hoarding disorder. Pada tingkat tertentu dengan tingkat keparahan yang membuat seseorang tak tahu dan kesulitan membuang barang-barang yang miliki, kondisi ini bisa menjadi penyakit kejiwaan.

Berdasarkan penjelasan Hoarding.iocdf.org, disebutkan bahwa hoarding disorder adalah penyakit kejiwaan obsessive compulsive disorder di mana pengidapnya menimbun barang secara berlebihan, yang mungkin dianggap tidak berharga oleh orang lain. Pengidap mengalami kesulitan mendalam untuk membuang atau menyingkirkan benda-benda yang dianggapnya berharga.

Advertising
Advertising

Situs psychiatry.org menjelaskan, penimbunan yang dilakukan pengidap hoarding disorder tidak sama dengan seseorang yang mengumpulkan barang-barang tertentu atau kolektor. Kolektor kerap mengumpulkan barang tertentu yang disukai, lalu dirawat dan dipajang dengan rapi. Sedang orang dengan horading disorder biasa juga disingkat HD kerap menyimpan barang secara acak dan menyimpannya sembarangan.

Dalam beberapa kasus, pengidap hoarding disorder memiliki kekhawatiran akan membutuhkan barang tersebut di masa depan, sehingga tidak mau membuangnya. Kasus lain, pengidap HD menganggap barang yang ditimbunnya sangat berharga, memiliki nilai sentimental, sementara beberapa lainnya merasa nyaman dikelilingi benda-benda yang mereka timbun.

<!--more-->

Akibat kebiasaan menumpuk barang secara berlebihan, rumah atau kamar yang ia tempati tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya, puncaknya pengidap akan mengalami kerusakan fungsi sosial, susah bersosialisasi, terganggu dalam pekerjaan dan lain sebagainya.

Dirangkum mayoclinic.org dan Anxiety Canada terdapat gejala yang bisa ditandai sebagai gangguan hoarding disorder di antaranya:

  • Menyimpan barang yang tidak diperlukan secara berlebihan.
  • Kesulitan membuang atau berpisah dengan barang-barang yang dianggap berharga, terlepas dari nilai sebenarnya.
  • Merasa perlu menyimpan barang-barang, dan kesal ketika disuruh membuang.
  • Penumpukan barang di ruangan membuat ruang hidup tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya.
  • Meyakini barang-barang yang dikumpulkan bersifat unik dan akan dibutuhkan di masa depan.
  • Memiliki kedekatan emosional dengan barang yang dikumpulkan, sebagai pengingat saat bahagia atau mewakili orang atau hewan peliharaan yang dicintai.
  • Merasa tidak ingin menyia-nyiakan apapun.
  • Mengalami gangguan signifikan dalam bidang fungsi sosial, pekerjaan, dan fungsi penting lainnya, dibuktikan dengan kesehatan fisik yang terganggu, ketinggalan potensi akademis, mengisolasi diri, memiliki tekanan emosional, mengalami konflik dengan keluarga (bisa karena pihak keluarga memaksa membuang barang yang ditimbun).
  • Mengumpulkan barang fungsional dan non-fungsional, bisa termasuk tisu bekas, botol bekas, bungkus permen, majalah lama, mainan tua atau rusak, kertas sekolah yang tidak penting, batu, daun, dan lainnya.

Selain dapat menyebabkan masalah dalam hubungan, aktivitas sosial maupun pekerjaan, American Psychiatric Association menyatakan gangguan HD memiliki konsekuensi potensial lainnya, temasuk masalah kesehatan dan keselamatan, seperti bahaya kebakaran, bahaya tersandung dan pelanggaran kode kesehatan.

Selain itu, hoarding disorder dapat menyebabkan ketegangan dan konflik keluarga, isolasi diri, kesepian, keengganan meminta orang lain memasuki rumah dan ketidakmampuan untuk melakukan tugas sehari-hari.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala umum horading disorder, sebaiknya bicarakan segera dengan dokter atau ahli kesehatan mental. Guna mendapat diagnosa dan perawatan yang cepat dan tepat.

DELFI ANA HARAHAP

Baca juga: Menumpuk Koleksi Barang, Normal atau Tidak?

Berita terkait

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

3 hari lalu

Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.

Baca Selengkapnya

Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

11 hari lalu

Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

Suami dokter Qory itu juga mendapat hukuman tambahan berupa konseling kejiwaan.

Baca Selengkapnya

Polisi Periksa Kejiwaan Pembakar Sajadah Masjid di Sunter Jaya

26 Januari 2024

Polisi Periksa Kejiwaan Pembakar Sajadah Masjid di Sunter Jaya

Polisi belum bisa menyimpulkan apakah pembakar sajadah masjid ini adalah orang yang sama dengan kasus sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Ayah Pelaku Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa akan Jalani Visum Kejiwaan

10 Desember 2023

Ayah Pelaku Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa akan Jalani Visum Kejiwaan

Panca Darmansyah menjadi tersangka pembunuhan 4 anak di Jagakarsa

Baca Selengkapnya

Deretan 6 Miskonsepsi Tentang Terapi Mental

23 November 2023

Deretan 6 Miskonsepsi Tentang Terapi Mental

Berikut ini beberapa minkonsepsi umum tentang terapi yang mungkin jadi faktor penghalang dalam mencari bantuan psikologis yang dibutuhkan.

Baca Selengkapnya

Ini 3 Rumah Sakit yang Sediakan Konsultasi Kejiwaan untuk Pasien Caleg Gagal 2024

17 November 2023

Ini 3 Rumah Sakit yang Sediakan Konsultasi Kejiwaan untuk Pasien Caleg Gagal 2024

Ini rumah sakit yang sediakan layanan konsultasi kejiwaan untuk pasien caleg gagal 2024

Baca Selengkapnya

RSUD Kabupaten Tangerang Buka Pengobatan Kejiwaan untuk Caleg Gagal 2024, Begini Prosedurnya

17 November 2023

RSUD Kabupaten Tangerang Buka Pengobatan Kejiwaan untuk Caleg Gagal 2024, Begini Prosedurnya

Para caleg di Pemilu 2024 yang mengalami gangguan jiwa bisa langsung datang ke klinik jiwa di RSUD Kabupaten Tangerang.

Baca Selengkapnya

Status Hukum Ibu yang Tusuk Anak Kandung Masih Menunggu Pemeriksaan Kejiwaan

22 Oktober 2023

Status Hukum Ibu yang Tusuk Anak Kandung Masih Menunggu Pemeriksaan Kejiwaan

status hukum J yang menusuk anak kandungnya masih menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan visum et repertum psikiatrikum.

Baca Selengkapnya

Polisi Dalami Kejiwaan Wanita yang Tenggelamkan Bayi ke Ember, Diduga Sindrom Baby Blues

17 Oktober 2023

Polisi Dalami Kejiwaan Wanita yang Tenggelamkan Bayi ke Ember, Diduga Sindrom Baby Blues

Polres Metro Jakarta Selatan menggandeng psikiater untuk menyelidiki kondisi kejiwaan perempuan yang menenggelamkan bayi ke ember.

Baca Selengkapnya

Mengenal Hoarding Disorder dan Langkah Untuk Mengatasinya

11 Oktober 2023

Mengenal Hoarding Disorder dan Langkah Untuk Mengatasinya

Hoarding disorder adalah penyakit kejiwaan obsessive compulsive disorder dimana pengidapnya menimbun barang secara berlebihan, yang mungkin dianggap tidak berharga oleh orang lain.

Baca Selengkapnya