Waspadai Kanker Pankreas, Gejalanya Mirip Maag

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Senin, 27 Desember 2021 11:32 WIB

Pelaksanaan Endoscopic Ultrasound-Guided Radiofrequency Ablation (EUS-RFA) oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi Rinaldi Lesmana lakukan pengobatan kanker pankreas

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi, Rinaldi Lesmana mengatakan kanker pankreas menjadi salah satu kanker yang jarang terjadi. Walau begitu, kanker jenis ini tetap harus diwaspadai oleh masyarakat. "Deteksi dan penanganan dini merupakan kunci utama penanganan kanker pankreas ini," kata Rinaldi Lesmana pada diskusi virtual oleh distributor alat bedah kesehatan, PT Sometech Indonesia pada pertengahan Desember 2021.

Salah satu sosok populer yang sempat mengalami kanker pankreas adalah pendiri Apple, Steve Jobs. "Steve Jobs meninggal karena kanker pankreas. Ketika ditemukan, banyak kondisi kanker pankreas yang sudah di stadium lanjut," kata Rinaldi.

Hal itu pula yang membuat penanganan kanker pankreas sulit dilakukan. Selain itu, pengobatannya pun jadi mahal, serta tingkat keberhasilannya rendah. Rinaldi mengingatkan bahwa kanker pankreas akan lebih mudah ditangani ketika ditemukan pada stadium awal. Sayang, yang menjadi masalah adalah sulit untuk menemukan kanker pankreas.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Pertama adalah posisi organ pankreas yang berada di belakang lambung. Hal ini cukup membuat sulit mendeteksi masalah yang kesehatan yang terjadi. "Lokasi yang tersembunyi membuat tumor kecil yang menjadi penanda awal kanker pankreas, tak tertangkap pemeriksaan yang umum dilakukan, misalnya pemeriksaan USG perut," kata Rinaldi.

Tumor di pankreas baru bisa terlihat jelas dengan peralatan diagnosis lanjutan seperti endoscopic ultrasound (EUS).

Advertising
Advertising

Rinaldi menjelaskan, sebenarnya gejala awal kanker pankreas mirip seperti gejala gangguan pencernaan lain seperti maag, mual dan kembung. Para pasien biasanya akan mengalami sakit maag biasa. Rinaldi menyarankan agar orang yang sudah menjalani terapi medis setelah mengalami gangguan pencernaan namun tidak mengalami perbaikan sebaiknya melakukan pemeriksaan lebih dalam. "Perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menggali faktor penyebab pastinya. Bila ditemukan dini, pengobatannya akan lebih mudah," kata Rinaldi.

Terkait penanganan, selain pilihan terapi konvensional seperti operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Semua terapi itu bisa diterapkan sendiri-sendiri atau dikombinasikan. Umumnya, untuk stadium awal dilakukan dengan operasi pengangkatan jaringan tumor, adapun untuk stadium lanjut menggunakan kemoterapi dan atau radioterapi.

Rinaldi menjelaskan, selain 3 jenis pilihan terapi konvensional itu, saat ini ada pula terapi jenis baru yaitu Endoscopic Ultrasound-Guided Radiofrequency Ablation (EUS-RFA). Terapi ini memanfaatkan energi radio frekuensi untuk mengablasi alias menghilangkan jaringan tumor atau kanker pankreas.Tak seperti tindakan operasi konvensional, prosedur EUS-RFA tidak invasif (tidak memerlukan pembedahan), karena menggunakan jarum elektroda yang diarahkan langsung ke lokasi tumor dengan panduan EUS sehingga posisinya presisi. Melalui jarum itulah energi radiofrekuensi disalurkan untuk menghancurkan jaringan tumor.

Memang terapi kanker pankreas menggunakan EUS-RFA di Indonesia memang masih sedikit. Namun dari pengalamannya menangani pasien, terapi EUS-RFA menunjukkan hasil yang baik.“Pasien dengan kanker pankreas tipe insulinoma, dengan tindakan EUS-RFA, setelah lebih dari 6 bulan dilakukan, hasil evaluasi hasilnya membaik, kadar gula pasien tersebut lebih normal,” kata Rinaldi.

Pasien lain yang mengalami kanker pankreas jenis neuroendocrine dan memilih terapi EUS-RFA juga mengalami perkembangan yang baik. Evaluasi setelah setahun pasca tindakan memperlihatkan tumornya mengecil, bahkan hampir hilang. “Ada juga pasien kanker pankreas berusia 92 tahun yang menjalani terapi EUS-RFA, sudah 6 bulan tumornya tidak berkembang,” kata Rinaldi.

Sampai saat ini, penyedia layanan terapi EUS-RFA untuk kanker pankreas terbilang langka. Di Indonesia, layanan itu antara lain terdapat di RS Medistra dan MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta. Rinaldi mengatakan saat ini tindakan EUS-RFA untuk terapi kanker pankreas memang belum bisa diklaim menggunakan BPJS Kesehatan. "Pasien yang mau melakukan pengobatan dengan tindakan EUS-RFA dapat menggunakan biaya pribadi atau asuransi swasta,” katanya.

Baca: Waspadai 6 Tanda Berikut, Bisa Jadi Itu Kanker Pankreas

Berita terkait

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

1 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

2 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Tim Cook Bertemu Jokowi, Anak Pekerja Galangan Kapal yang Jadi CEO Apple

13 hari lalu

Tim Cook Bertemu Jokowi, Anak Pekerja Galangan Kapal yang Jadi CEO Apple

Tim Cook melakukan kunjungan ke istana negara bertemu Presiden Jokowi. Ini profil anak pekerja galangan kapal yang menjadi CEP Apple.

Baca Selengkapnya

OJ Simpson Meninggal, Kilas Balik Kasus Pembunuhan Mantan Istri dan Pencurian yang Melibatkannya

17 hari lalu

OJ Simpson Meninggal, Kilas Balik Kasus Pembunuhan Mantan Istri dan Pencurian yang Melibatkannya

OJ Simpson meninggal karena kanker prostat. Mantan atlet NFL ini dipenuhi kontroversi, antara lain dugaan pembunuhan dan lakukan pencurian.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

17 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

18 hari lalu

OJ Simpson Meninggal Setelah Lawan Kanker Prostat, Ini Kasus Kontroversialnya Diduga Menjadi Pembunuh

OJ Simpson meninggal pada usia 76 tahun. Ia sempat menjadi sorotan publik dikaitkan dengan kematian mantan istrinya, Nicole Brown Simpson.

Baca Selengkapnya

Macam Pemicu Heartburn, Termasuk Makan sebelum Olahraga

19 hari lalu

Macam Pemicu Heartburn, Termasuk Makan sebelum Olahraga

Berikut lima hal penting lain yang perlu diperhatikan untuk menangkal heartburn dan mengurangi gejalanya.

Baca Selengkapnya

Alarm untuk Konsumen iPhone, Apple Deteksi Bahaya Spyware di 92 Negara

20 hari lalu

Alarm untuk Konsumen iPhone, Apple Deteksi Bahaya Spyware di 92 Negara

Apple mengingatkan soal risiko spyware kepada sejumlah pengguna dari berbagai negara. Manajemen meminta notifikasi ditanggapi secara serius.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 48 Tahun Silam: Kilas Balik Berdirinya Apple Computer

30 hari lalu

Hari Ini 48 Tahun Silam: Kilas Balik Berdirinya Apple Computer

Perusahaan itu adalah Apple Computer Inc, yang didirikan hari ini 48 tahun silam di sebuah garasi kecil milik keluarga Jobs di Los Altos, California.

Baca Selengkapnya

Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

31 hari lalu

Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

Minum kopi sebelum penerbangan tak hanya meningkatkan risiko kembung, tapi juga menyebabkan dehidrasi yang berujung pada rasa mual dan sakit kepala.

Baca Selengkapnya