Resolusi Hidup Bahagia di Tahun Baru dalam Pandangan Stoicisme

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Sabtu, 1 Januari 2022 12:41 WIB

ilustrasi bahagia 2018 (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Awal tahun baru adalah momen yang tepat untuk melakukan refleksi diri terhadap apa-apa yang pernah Anda lakukan dan apa saja yang hendak Anda lakukan ke depan. Tujuan utama dan yang paling tinggi adalah mencapai kebahagiaan hidup (eudaimonia).

Setiap diri manusia memiliki cara pandang tersendiri dalam memaknai kebahagiaan. Ada yang berhasil tercapai dan ada juga yang luput dengan pemaknaannya itu. Bagi yang belum tercapai, barangkali bukan karena usaha Anda yang salah atau kurang dalam menggapai kebahagiaan hidup. Namun, letak kesalahannya justru terjadi pada bagaimana Anda memaknai arti kebahagiaan itu.

Tak ada salahnya, Anda melakukan refleksi dan kemudian membuat resolusi hidup bahagia di tahun baru 2022 ini. Dalam hal ini, penting dan perlu untuk merefleksikan pandangan hidup bahagia menurut Stoicisme atau filsafat Stoa. Seperti diketahui, filsafat Stoa adalah salah satu aliran filsafat klasik yang memiliki pengaruh besar hingga saat ini.

Dilansir dari buku berjudul “Di Mana Letak Kebahagiaan?” (2014), Stoicisme mengatakan bahwa suatu kebodohan jika seseorang menempatkan kenikmatan, kepuasan, kesenangan, dan kesuksesan sebagai pilihan utama di dalam hidup. Orang-orang pada umumnya berpikir bahwa hal itu semuanya adalah kebahagiaan. Namun, bagi Stoicisme, hal ini hanya datang dari luar yang bersifat sementara.

Secara tegas Stoicisme mengatakan, kebahagiaan adalah menjalani hidup menurut kebajikan yang tidak lain adalah hidup sesuai dengan kodrat manusia. Cicero menambahkan kebajikan lain, bahwa hidup dengan pantas dan jujur adalah suatu kebahagiaan. Karena itu hendaknya orang menginginkannya di dalam hidup ini.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, jika hidup manusia di jalan kodratnya, maka ia tidak membutuhkan lagi intervensi peraturan dan undang-undang. Sebab, kebajikan bukanlah berupa peraturan, pun bukan berupa teori tentang kebajikan dan keadilan, melainkan suatu bentuk perpanjangan kodrat yang sekaligus menjadi pembentuk kehendak manusia itu.

Stoicisme lalu merumuskan paling tidak enam kebajikan yang berfungsi untuk membentuk etika yang baik bagi hidup manusia. Di antaranya pendidikan, keadilan, moderat, konsistensi, discernment, dan kebaikan.

Dikutip dari Clemen dan Alexandria dalam bukunya yang berjudul “Quod deteris Poriori”, prinsip baik tertinggi menurut Stoicisme adalah hidup berdasarkan kodrat dan kebajikan yang berdasarkan pada kodrat tersebut. Artinya, tidak ada kebahagiaan di luar itu. Kebahagiaan, seperti misalnya dalam rupa keindahan tubuh, kecantikan, kesuksesan bukanlah kebahagiaan dan keindahan sesungguhnya, karena sifatnya hanyalah sementara.

Akan tetapi, kebahagiaan bagi Stoicisme adalah yang tidak berakhir. Kebahagiaan yang seperti itu hanya bisa ditemukan ketika menjalani hidup menurut kodrat manusia. Clemen dari Alexandria mensintesiskan dengan berkata, “Dogma para filsuf Stoicisme adalah hidup menurut kodrat.”

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Hari Kebahagiaan Internasional, Simak Hal Penting Ini untuk Bahagia

Berita terkait

Luhut Ingatkan Prabowo Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan, Apa Ciri-ciri Orang Toxic?

12 hari lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan, Apa Ciri-ciri Orang Toxic?

Orang toxic mengarah kepada karakter orang yang suka menghasilkan dampak negatif.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

15 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

18 hari lalu

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

Merasa terjebak dalam hubungan tak bahagia? Berikut tanda Anda harus mengakhiri hubungan karena sudah tak mungkin diperbaiki.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

19 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

19 hari lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

21 hari lalu

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

Biasanya, ketika melakukan penelitian dalam dunia medis, peneliti kerap menggunakan tikus. Lantas, mengapa tikus kerap menjadi hewan percobaan?

Baca Selengkapnya

5 Tanda-tanda Seseorang Mengalami Otak Popcorn

46 hari lalu

5 Tanda-tanda Seseorang Mengalami Otak Popcorn

Salah satu dampak utama dari otak popcorn adalah efeknya yang merugikan fokus pada otak.

Baca Selengkapnya

Finlandia Pertahankan Posisi Teratas Negara Paling Bahagia di Dunia

58 hari lalu

Finlandia Pertahankan Posisi Teratas Negara Paling Bahagia di Dunia

Menurut laporan World Happiness Report, Finlandia bertahan di posisi pertama negara paling bahagia, disusul Denmark dan Islandia

Baca Selengkapnya

Inilah Definisi Kebahagiaan Hidup dari Beberapa Ahli dan Filsuf

5 Maret 2024

Inilah Definisi Kebahagiaan Hidup dari Beberapa Ahli dan Filsuf

Para filsuf ada yang menyebut kebahagiaan tergantung diri sendiri, dibuat oleh diri sendiri, dan belajar untuk tidak rakus terhadap keinginan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Rahasia Kebahagiaan dari 5 Negara Terbahagia di Dunia

5 Maret 2024

Mengintip Rahasia Kebahagiaan dari 5 Negara Terbahagia di Dunia

Rahasia 5 negara berikut jadi negeri dengan tingkat kebahagiaan tinggi di dunia. Finlandia, Denmark, Swiss hingga Norwegia.

Baca Selengkapnya