COVID-somnia, Gangguan Tidur di Masa Pandemi Covid-19 dan Dampaknya

Reporter

Antara

Jumat, 7 Januari 2022 21:25 WIB

Wanita mengalami susah tidur atau insomnia. Freepik.com/Jcomp

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi observasional terhadap lebih dari 230.000 rekam medis pasien yang dimuat dalam jurnal The Lancet Psychiatry (April 2021) menyatakan satu dari tiga orang penyintas COVID-19 akan mengalami gangguan saraf atau psikiatri dalam kurun waktu enam bulan setelah terinfeksi virus corona. Gangguan psikiatri yang paling umum ditemukan adalah insomnia dan gangguan kecemasan.

Sebanyak 13 persen dari pasien COVID-19 terdiagnosis mengalami keluhan ini. Diagnosis tersebut menjadi yang pertama kali. Artinya, mereka tidak pernah memiliki riwayat gangguan tersebut sebelumnya.

Istilah COVID-somnia atau Coronasomnia mulai dikenal sekitar musim panas 2020 untuk menggambarkan dampak pandemi global terhadap pola tidur seseorang. Data yang diperoleh dari hampir seluruh belahan dunia memperlihatkan adanya jumlah besar populasi yang mengalami kesulitan tidur.

Pada 2020, British Sleep Society melaporkan kurang dari separuh penduduk Inggris bisa tidur yang menyegarkan. Sementara di Amerika Serikat, masalah kurang tidur sudah dianggap sebagai epidemi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegaha Penyakit (CDC). Sejak pandemi COVID-19, kasus insomnia semakin meningkat hingga mencapai 40 persen.

Gangguan tidur selama pandemi COVID-19 ini disebut sebagai tandemik (epidemi yang disebabkan, diperburuk oleh, dan berjalan beriringan dengan pandemi) oleh Dr. Abinav Singh, direktur medis The Indian Sleep Center. Pandemi COVID-19 telah mengubah hampir semua aspek kehidupan sehari-hari.

Advertising
Advertising

Anak-anak dan orang tua menyesuaikan diri dengan bersekolah jarak jauh. Jutaan pekerja beralih ke bekerja jarak jauh, dirumahkan, atau kehilangan pekerjaan sama sekali. Banyak orang mengalami penyakit dan kehilangan anggota keluarganya karena COVID-19. Belum lagi adanya ketidakpastian sosial ekonomi yang berkesinambungan.

Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila orang mengalami sulit tidur. Dengan begitu, banyak beban dan kecemasan yang datang secara simultan.

Spesialis kedokteran jiwa Leonardi A. Goenawan mengemukakan tiga hal yang dianggap jadi penyebab gangguan tidur. Pertama, stres yang meningkat. Stres emosional akibat pandemi dapat mengubah arsitektur tidur, memperpendek durasi gelombang lambat yang bersifat restoratif, meningkatkan rapid eye movement (REM), dan cenderung membuat orang lebih sering terbangun di malam hari.

Dalam suatu penelitian dikatakan kondisi ini dapat tetap terjadi selama dua tahun setelah orang mengalami tekanan emosional yang berat seperti pada pandemi ini. Menurut dokter di RS Pondok Indah – Puri Indah itu, stres juga akan meningkatkan kadar kortisol, hormon yang bekerja berlawanan dengan melatonin, hormon yang bertanggung jawab untuk kualitas tidur.

Selama hormon kortisol tetap dalam konsentrasi yang tinggi, maka produksi melatonin akan terganggu, sehingga kualitas tidur juga akan terganggu. Terjebak di rumah juga memberikan tekanan tersendiri. Tidak bisa keluar rumah selama berhari-hari, melakukan segalanya dari rumah bersama seluruh anggota keluarga yang juga sedang berusaha menyesuaikan diri untuk belajar atau bekerja secara daring, kurangnya paparan sinar matahari, selain menimbulkan stres, juga akan mengganggu irama sirkadian (proses alami yang mengatur siklus tidur-bangun setiap hari).

Kedua, hilangnya rutinitas harian. Protokol menjaga jarak mengubah banyak aspek dalam menjalankan kesenangan pribadi hingga kehidupan sosial. Hilangnya berbagai aktivitas ini akan menimbulkan perasaan terisolasi dan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.

Sementara berbagai aktivitas yang normal memiliki kontribusi yang besar untuk menjaga stabilitas irama sirkadian karena berfungsi sebagai penanda waktu. Sejak pandemi, seluruh aktivitas menjadi sangat minim bahkan hilang.

Ketiadaan aktivitas rutin tersebut cenderung membuat tidur lebih larut dan bangun lebih siang. Di samping kualitas tidur menjadi buruk, gangguan pada irama sirkadian tersebut juga akan berdampak pada fungsi biologis lain, termasuk pencernaan, respons imunitas, dan lainnya.

Ketiga, meningkatkan konsumsi informasi. Terlalu banyak mengonsumsi informasi akan secara bermakna meningkatkan tekanan mental dalam bentuk kecemasan dan ketakutan. Belum lagi berhadapan dengan disinformasi dan hoaks. Durasi berada di depan monitor atau waktu layar dikaitkan dengan menurunnya kualitas tidur, terutama apabila dilakukan pada malam hari. Sinar biru dari monitor akan merangsang tubuh untuk mempertahankan kadar kortisol tetap tinggi dan menekan produksi melatonin.

Itulah sekilas dampak pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental, terutama pengaruhnya pada kualitas tidur. Dia menegaskan tidur adalah bagian paling sentral dalam kehidupan untuk memastikan seluruh fungsi tubuh dapat melakukan tugas dengan baik melalui keteraturan irama sirkadian yang akan menjaga tubuh tetap sehat, produktif, dan sejahtera.

Anda dapat berusaha membuat suasana menjadi kondusif sehingga tidur lebih nyenyak dengan persiapan seperti memastikan tubuh dalam kondisi bersih dan nyaman, menghindari paparan layar gawai sebelum tidur, menyalakan musik pengantar tidur, dan berdoa. Bagaimana pun, semua orang perlu menyadari pentingnya menyikapi kondisi pandemi ini dengan tetap berusaha rileks dan mendapatkan hiburan atau aktivitas yang menyenangkan agar terhindari dari gangguan mental. Gangguan mental seperti munculnya kecemasan tidak boleh diremehkan karena dapat memicu gangguan kesehatan akibat menurunnya imun.

Baca juga: Cegah Lonjakan Varian Omicron, Pemerintah Galakkan Vaksinasi Covid-19

Berita terkait

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

3 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

3 hari lalu

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

7 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

7 hari lalu

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mencegah Jet Lag ala Pramugari setelah Penerbangan Jarak Jauh

8 hari lalu

8 Cara Mencegah Jet Lag ala Pramugari setelah Penerbangan Jarak Jauh

Pramugari dan pakar perjalanan berbagi cara mencegah jet lag setelah penerbangan jarak jauh, dari mengatur waktu sampai jalan-jalan sore hari.

Baca Selengkapnya

4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?

8 hari lalu

4 Tipe Tidur dan Pengaruhnya pada Kesehatan, Anda Masuk yang Mana?

Penelitian selama 10 tahun menemukan empat tipe tidur pada lebih dari 3.000 orang. Apa saja dan pengaruhnya pada kesehatan?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya