TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan data Our World in Data per 4 Januari 2022, Indonesia sudah menyuntikkan 281.574.183 dosis vaksin COVID-19 dan capaian tersebut membuat Indonesia masuk jajaran 5 besar negara dengan cakupan vaksinasi terbanyak di dunia. Namun demikian, vaksinasi COVID-19 terus digalakkan pemerintah sebagai salah satu upaya mencegah kemungkinan lonjakan kasus varian Omicron.
“Diharapkan pada Maret atau April nanti, target sasaran vaksinasi 208,2 juta penduduk akan terselesaikan,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G.Plate.
Langkah itu tetap berjalan bersamaan dengan vaksinasi pada berbagai kelompok usia dan rencana memulai pemberian vaksinasi penguat atau booster. Diharapkan kekebalan komunal atau herd immunity akan segera tercapai sehingga masyarakat lebih terlindungi, terutama sebagai antisipasi COVID-19 varian baru Omicron.
Johnny menyebutkan meski saat ini cakupan vaksinasi Indonesia terbilang tinggi, target masih harus dikejar. Terhitung dari 6 Januari 2021, sekitar 80 persen sasaran vaksinasi telah mendapatkan suntikan dosis pertama dan lebih dari 55 persen telah mendapatkan dua dosis.
Saat ini, vaksinasi untuk anak 6-11 tahun yang dimulai sejak Desember 2021 masih berjalan. Berdampingan dengan upaya perluasan vaksinasi ke seluruh Indonesia, pemerintah juga merencanakan pemberian vaksin booster mulai 12 Januari 2021.
“Ini adalah kerja besar melibatkan perjuangan dan dukungan berbagai pihak dari pusat hingga daerah, termasuk para pembuat opini publik seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, kalangan akademisi, dan yang terpenting peran aktif masyarakat. Kita sudah sampai sejauh ini, harus tetap dipertahankan,” tegas Johnny.
Hasil kerja keras dalam vaksinasi COVID-19 tersebut juga telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan cakupan vaksinasi terbanyak di dunia. Indonesia mengikuti Cina, India, dan Amerika Serikat setelah berhasil mencatatkan cakupan vaksinasi sebanyak 166,67 juta sasaran.
“Capaian seperti ini harus kita jadikan motivasi untuk tetap bergerak. Jangan lengah, karena perkembangan COVID-19 masih sangat dinamis. Terlebih dengan masuknya Omicron ke Indonesia dan telah terjadi transmisi lokal. Vaksinasi, protokol kesehatan, dukung 3T, itu harus,” jelas Johnny.
Menkominfo juga mengimbau masyarakat untuk selalu bijak bermobilitas guna menekan potensi penyebaran varian Omicron. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah telah memutuskan memperketat pintu masuk ke Indonesia.
Pemerintah resmi menutup sementara masuknya WNA secara langsung maupun transit di negara asing, yang pernah tinggal dan/atau dalam kurun waktu 14 hari dari negara atau wilayah yang mengkonfirmasi adanya transmisi virus varian Omicron, yakni Afrika Selatan, Botswana, Norwegia, Prancis. Negara atau wilayah yang secara geografis berdekatan dengan negara transmisi komunitas kasus varian Omicron, yakni Angola, Zambia, Zimbabwe, Malawi, Mozambique, Namibia, Eswatini, Lesotho, serta negara atau wilayah dengan jumlah kasus konfirmasi lebih dari 10.000 kasus varian Omicron macam Inggris dan Denmark.
Baca juga: Gejala Omicron yang Sama Sekali Berbeda dengan Infeksi Covid-19 Sebelumnya