Perlunya Buka Tutup Sekolah Cegah Anak Kena Omicron

Reporter

Antara

Jumat, 14 Januari 2022 22:00 WIB

Sejumlah anak mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN 01 Pondok Bambu, Jakarta, Kamis, 13 Januari 2022. Sekolah pembelajaran tatap muka (PTM) di DKI Jakarta tetap berjalan meski telah ditemukan kasus COVID-19 varian Omicron di beberapa sekolah. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah berlangsung di sejumlah daerah. Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, menyarankan pemerintah memberlakukan mekanisme buka tutup sekolah sebagai upaya pencegahan varian Omicron pada anak-anak.

“Yang terakhir mekanisme kontrol buka tutup sekolah sebaiknya dilakukan secara transparan untuk memberikan keamanan bagi publik,” jelasnya.

Menanggapi mulai ditemukannya kasus COVID-19 di sekolah, ia menegaskan kepatuhan anak-anak usia 11 tahun ke bawah belum bisa menerapkan protokol kesehatan 100 persen karena belum lengkapnya vaksinasi pada anak usia tersebut.

Kemudian, adanya laporan dari beberapa negara yang mengatakan proporsi akibat infeksi COVID-19 akibat varian Omicron lebih banyak dibandingkan varian-varian COVID-19 sebelumnya. Bahkan, Omicron membuat anak-anak di beberapa negara dilaporkan banyak dirawat di rumah sakit, termasuk adanya temuan transmisi lokal varian Omicron di Indonesia.

Akibatnya, anak berpotensi mengalami komplikasi berat, yaitu sindrom peradangan multisistem pada anak-anak (MIS-C) dan komplikasi long COVID-19, meski gejala Omicron dapat dikatakan lebih ringan dan tidak semua orang mengalami hal tersebut.

Advertising
Advertising

“Kalau sudah ketemu pasiennya itu, kasihan sekali. Saya di kardiologi anak, anak-anak dengan MIS-C itu kontraksi jantungnya sangat lemah, bisa gagal jantung,” katanya.

Dengan memperhatikan seluruh hal tersebut, dia meminta pemerintah untuk mengevaluasi kembali berjalannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah. Beberapa saran yang ia berikan selain buka tutup sekolah yaitu opsi pada anak dan keluarga untuk diperbolehkan memilih pembelajaran dilakukan secara daring atau luring yang didasarkan kondisi dan profil risiko masing-masing keluarga.

Pada anak yang memiliki komorbid, dia mengimbau segera melakukan pemeriksaan diri terlebih dulu ke dokter yang menangani. Ia juga mengatakan untuk anak-anak yang telah melengkapi vaksinasi dan cakap melaksanakan proses tersebut dapat mengikuti PTM di sekolah.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengaku pihaknya telah mengirimkan surat resmi perihal evaluasi itu kepada sejumlah kementerian, seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,Riset, dan Teknologi, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri pada Kamis, 13 Januari 2022, bersama dengan empat organisasi profesi lain, yaitu PDPI, PAPDI, PERKI, dan PERDATIN. Piprim berharap surat yang dikirimkan tersebut dapat segera mendapatkan jawaban dari kementerian terkait, untuk segera melakukan penindakan lebih lanjut.

Baca juga: Tangkal Omicron Tak Cukup dengan Vaksinasi, Apa Lagi?

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

17 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

22 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya