Kenali Gejala Tipes, Demam Tinggi hingga Muncul Ruam

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 24 Februari 2022 13:28 WIB

Ilustrasi wanita sakit. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang umum terjadi di Indonesia. Orang dewasa maupun anak-anak bisa mengalaminya. Penyakit ini tidak bisa disepelekan. Apabila dibiarkan bisa berakibat fatal. Sehingga penting bagi Anda untuk mengenali gejala-gejala penyakit tipes.

Melansir dari WebMD, tipes adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica serotype typhi atau Salmonella typhi. Bakteri tersebut berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi seseorang.

Gejala tipes baru akan muncul setelah masa inkubasi bakteri selesai. Masa inkubasi adalah rentang waktu sejak pertama kali bakteri menyerang melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi. Umumnya, gejala akan muncul pada 7-14 hari pasca terpapar bakteri.

Sedangkan gejala muncul paling lambat yaitu dalam waktu 30 hari kemudian. Namun, apabila kekebalan tubuh melemah, maka gejala paling cepat dapat muncul sekitar tiga hari setelah terpapar.

Orang-orang sering menganggap tipes adalah sebuah penyakit. Faktanya, tipes merupakan kondisi yang menandakan seseorang terinfeksi bakteri Salmonella typhi. Untuk mengetahui seseorang mengalami tipes, berikut adalah gejala-gejala yang muncul menurut WebMD:

  • Nafsu makan menurun
  • Sakit kepala
  • Nyeri tubuh yang hebat
  • Demam tinggi
  • Badan menjadi lesu
  • Mengalami diare
  • Mual hingga muntah
Advertising
Advertising

Mengutip Medical News Today, dua gejala utama pada seseorang yang mengalami sakit tipes adalah demam dan ruam. Pada saat demam, seseorang akan mengalami peningkatan suhu yang terus meningkat secara bertahap hingga mencapai 39-40 derajat Celcius.

Sedangkan ruam yang dialami oleh pasien berupa bintik-bintik berwarna merah mawar. Ruam tersebut biasanya terdapat di bagian leher dan perut.

India, Pakistan, dan Mesir dikenal sebagai negara yang berisiko tinggi masyarakatnya terkena tipes. Sedangkan di seluruh dunia, tipes dialami oleh lebih dari 21 juta orang setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, sekitar 200 ribu orang meninggal.

Pada beberapa kasus serius dan sulit diobati, tipes mengakibatkan usus seseorang menjadi berlubang. Kondisi tersebut bisa mengakibatkan peritonitis, infeksi jaringan yang melapisi bagian dalam perut. Meskipun jarang terjadi, namun kondisi ini berakibat fatal hingga kematian.

Satu-satunya pengobatan yang efektif adalah pemberian antibiotik. Jenis antibiotik yang umum digunakan adalah Ciprofloxacin dan Ceftriaxone. Selain antibiotik, seseorang yang terinfeksi direkomendasikan untuk rehidrasi dengan minum air putih yang cukup.

Terdapat beberapa infeksi lain yang disebabkan oleh bakteri sejenis, yaitu paratifoid. Infeksi ini disebabkan oleh Salmonella enterica. Gejalanya mirip tipus namun tidak berakibat fatal.

RISMA DAMAYANTI

Baca juga: Penyebab Sakit Tipes Begini Proses Penularannya

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

7 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

1 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

2 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

3 hari lalu

Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

Bisakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga disembuhkan? Tentu saja asal tak terlambat diobati karena komplikasinya beragam.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

3 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

6 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

8 hari lalu

IDAI Anjurkan Pemberian Parasetamol Anak Saat Demam Suhunya 38 Derajat ke Atas, Alasannya?

Hal ini karena saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam sebenarnya sistem imun sedang memerangi virus dan bakteri.

Baca Selengkapnya

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

9 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

10 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya