Eksotika Tenun Badui

Reporter

Editor

Kamis, 29 Januari 2009 08:59 WIB

TEMPO/Arnold Simanjuntak

TEMPO Interaktif, Jakarta: Ciri khasnya gampang dikenali. Terbuat dari benang kapas warna hitam atau hitam bergaris putih dan tekstur kainnya kasar. Inilah tenun Badui. Boleh jadi kesederhanaannya terkait dengan Badui yang identik sebagai kawasan terisolasi di Provinsi Banten. Pesona keindahan alamnya seolah menyimpan misteri.

"Tetapi, Badui sebenarnya memiliki keindahan tenun luar biasa. "Kami baru sadar ternyata potensi tenunnya sangat-sangat eksotis," kata Ny Okke Hatta Rajasa, Ketua Cita Tenun Indonesia (CTI) yang menggelar pameran Kamis lalu di Jakarta.

emang, sejak era 70-an, pemerintah berupaya mengajak masyarakat Badui membuka diri. Kendati keterkungkungan masyarakat, terutama di daerah Badui Dalam, tidak benar-benar bisa melepaskan isolasinya, toh seperti dituturkan Okke, tenunnya punya potensi yang besar.

Menurut Okke, masyarakat di sana sudah melakukan sistem perniagaan sederhana. Mereka ke Jakarta atau kota besar dengan berjalan kaki. Lalu, dari pintu ke pintu, perkantoran menjajakan pernik kerajinan, madu, dan aneka tenun atau kain Badui.

"Kearifan lokal serta sikap sederhana mereka membuka jalur perdagangan mengenalkan pesona keindahan dan eksotisme tenunnya," kata Dhanny Dahlan, yang ditunjuk Cita Tenun Indonesia memimpin proyek Badui. Selama dua bulan, Dhanny membina para perajin tenun. Dia berhasil memberikan penyegaran ide pada motif, warna, dan bahan baku dibanding yang selama ini sangat sederhana.

Pemilihan putih dan hitam merupakan warna sakral atau pakem sebagai kepercayaan mereka. "Kami pun melakukan pendekatan lalu memberikan pembelajaran terutama kepada masyarakat Badui Luar yang lebih terbuka dan mau melakukan pengembangan diri," tutur Dhanny.

Tahun ini, memajukan tenun Badui menjadi salah satu program kerja CTI, selain rencana mengembangkan tenun di daerah lain seperti Buton di Sulawesi Tenggara, Bali, dan Nusa Tenggara Timur.

Program ini membentuk desa wisata binaan dan di setiap daerah dilibatkan ahli tenun, perancang busana, dan desainer interior. Peran pakar tenun untuk meningkatkan kualitas tenunan dengan memberi contoh dan pelatihan. Adapun perancang busana dan desainer interior mengolah tenun menjadi produk modern.

Tim Dhanny terdiri atas Wignyo Rahadi dari Tenun Gaya sebagai penasihat tenun, perancang Era Soekamto, dan desainer interior Ary Juwono. Desember lalu, tim mengunjungi Desa Kanekes di Badui Luar, sentra tenun 30 keluarga penenun.

Berbeda dari tenun Baduy Dalam, tenun dari Badui Luar lebih berwarna-warni, dengan motif khas kotak-kotak. "Mereka membeli benang katun dan pewarna dari luar, tetapi semua motifnya sama," kata Wignyo lagi.

Di acara pameran, CTI memperkenalkan berbagai jenis dan ukuran ketebalan benang agar tenunan mereka lebih diterima pasar. Meskipun kain warna hitam bergaris putihnya sangat cocok untuk desain interior modern, menurut Ary, ketebalannya harus ditambah agar lebih tahan pakai.

Diakui Wignyo, untuk mengubah benang katun mereka dengan benang halus atau sutra bukan pekerjaan mudah. Harus diarahkan pelan-pelan melalui pelatihan intensif. "Saya bersyukur mereka mau terbuka dan menyerap pelajaran baru."

Lain lagi Era Soekamto yang sangat menikmati merancang aneka baju, kain, celana dan gaun dari tenun itu. Perancang berwajah manis ini mengakui tenun asli bermotif suat yang mirip songket itu ternyata dapat menjadi busana menarik. Awalnya dia kagum betapa indah dan eksotisnya tenun Badui.

Dulu, ia hanya mengenal kain poleng hitam yang bahannya kasar. Berkat kerja keras timnya, kini ia puas tekstur tenunnya lebih halus dengan warna cantik beragam seperti marun, merah, biru, ungu, dan sebagainya.

Hari itu, Era memperagakan 18 koleksi dari tenun Badui seperti aneka atasan atau kemeja gaya baby doll, kebaya, dan baju kurung ala vintage. Juga gaun-gaun etnik kontemporer rok ikat dan celana panjang dengan sentuhan modern lewat pernik bordir, mote, mutiara.

Era terpukau tenun Badui yang diolahnya menjadi blazer, beskap, atau kemeja resmi ala Chanel dan Christian Dior yang wah. "Ketika seorang teman bule melihatnya, mereka bengong menyangka blazer resmi saya adalah label mahal mancanegara. Begitu saya sebut asalnya, dia nyaris tak percaya," ujarnya bangga.

HADRIANI P

Advertising
Advertising

Berita terkait

Vokalis Coldplay Chris Martin Pakai Baju SukkhaCitta Brand Indonesia

2 hari lalu

Vokalis Coldplay Chris Martin Pakai Baju SukkhaCitta Brand Indonesia

Founder SukkhaCitta Denica Riadini Flesch bangga Chris Martin mengenakan salah satu karya brandnya.

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

14 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

15 hari lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

18 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

21 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

27 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

36 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

40 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

45 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

56 hari lalu

Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.

Baca Selengkapnya