Komplit Kanker Serviks dan Simak Rumus Dosis Pemberian Vaksin HPV Sesuai WHO

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 21 April 2022 14:51 WIB

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin measles rubella kepada siswa kelas I dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SD Negeri 8 Sumerta, Denpasar, Bali, Jumat 14 Agustus 2020. Vaksinasi measles rubella dan kanker serviks tersebut menyasar siswa kelas I dan kelas VI di setiap sekolah dasar se-Denpasar yang dilakukan secara bertahap dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 termasuk mengatur jumlah siswa yang hadir ke sekolah. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta -Saat ini pemerintah telah mewajibkan vaksin HPV untuk cegah kanker serviks. Kementerian Kesehatan menyebutkan, program vaksinasi HPV menyasar pelajar perempuan usia kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar.

Lalu bagaimana pemberian dosis vaksin HPV sesuai dengan panduan WHO?

Kanker serviks merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh HPV yang menyerang leher rahim. Hal inilah yang membuat kanker serviks ini sering disebut sebagai pembunuh diam-diam.

Dikutip dari idai.or.id, vaksin human papilloma virus (HPV) merupakan vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus HPV.

Virus HPV ini dapat menginfeksi manusia pada sel epitel di kulit dan membran mukosa seperti pada daerah kelamin, dan juga dapat menyebabkan keganasan atau kanker. Adapun cara penularan virus ini adalah melalui kontak atau hubungan seksual.

Ada 2 jenis vaksin HPV di Indonesia yang beredar, yaitu bivalen dan tetravalen. Bivalen mengandung 2 tipe virus HPV (16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher rahim, sedangkan tetravalen mengandung 4 tipe virus HPV (6,11,16,dan 18) yang dapat mencegah sekaligus kanker leher rahim dan juga kutil kelamin atau genital ward.

Melansir dari Antara, Ketua SAGE, Dr Alejandro Cravioto mengatakan vaksin HPV sangat efektif untuk pencegahan HPV serotipe 16 & 18 yang menyebabkan 70 persen kanker serviks.

Advertising
Advertising

SAGE Merekomendasikan dosis vaksis HPV ini berdasarkan usia.
1. Untuk anak perempuan usia 9-14 tahun sebanyak satu sampai dua dosis.
2. Untuk wanita berusia 15-20 tahun sebanyak satu sampai dua dosis.
3. Untuk wanita berusia lebih dari 21 tahun diberikan dua dosis dengan interval 6 bulan.
4. Individu dengan immunocompromised, termasuk mereka dengan HIV, harus menerima tiga dosis jika memungkinkan, dan bila tidak, setidaknya menerima dua dosis.

Dr. Princess Nothemba (Nono) Simelela selaku Asisten Direktur Jenderal WHO mengatakan rekomendasi dosis tunggal vaksin HPV berpotensi membuat 90 persen anak perempuan divaksinasi pada usia 15 tahun pada tahun 2030.

RINDI ARISKA
Baca : Tak Cuma 1, Vaksin HPV Bisa untuk Beberapa Macam Kanker

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

17 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

3 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

3 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

8 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya