Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin kanker serviks kepada siswa kelas VI dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SD Negeri 8 Sumerta, Denpasar, Bali, Jumat 14 Agustus 2020. Vaksinasi measles rubella dan kanker serviks tersebut menyasar siswa kelas I dan kelas VI di setiap sekolah dasar se-Denpasar yang dilakukan secara bertahap dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 termasuk mengatur jumlah siswa yang hadir ke sekolah. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Iklan
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah belum lama ini mengumumkan mewajibkan dan menggratiskan vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks.
Kanker serviks berkembang di leher rahim wanita, yaitu pintu masuk ke rahim dari vagina. Penyakit ini dikatakan sebagai penyakit ganas yang menular melalui hubungan seksual.
Berikut adalah fakta-fakta seputar kanker serviks yang dirangkum dari berbagai sumber:
Dilansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 99 persen kasus kanker serviks terkait dengan infeksi human papillomavirus (HPV), virus yang umum ditularkan melalui kontak seksual. Meskipun sebagian besar infeksi HPV sembuh secara spontan dan tidak menimbulkan gejala, infeksi persisten bisa menyebabkan kanker serviks pada wanita.
Kanker serviks adalah kanker paling umum keempat pada wanita. Pada 2018, diperkirakan 570.000 wanita didiagnosis menderita kanker serviks di seluruh dunia dan sekitar 311.000 wanita meninggal karena penyakit itu.
Dua jenis HPV, yaitu tipe 16 dan 18, bertanggung jawab atas hampir 50 persen pra-kanker serviks tingkat tinggi.
Vaksin HPV dan skrining, serta pengobatan lesi prakanker adalah cara hemat biaya untuk mencegah kanker serviks.
HPV membutuhkan 15 sampai 20 tahun untuk mengembangkan kanker serviks pada wanita dengan sistem kekebalan normal, dan lima sampai 10 tahun pada wanita dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti pada penderita HIV yang tidak diobati.
Waktu yang lama untuk mengembangkan kanker serviks inilah yang menyebabkan penderita kanker serviks tidak merasakan gejala atau keluhan apapun. Tak heran penyakit itu dijuluki sebagai silent disease.
Kanker serviks dapat disembuhkan jika didiagnosis pada stadium dini dan segera diobati.
Pengendalian kanker serviks yang komprehensif meliputi pencegahan primer (vaksin HPV), pencegahan sekunder (penyaringan dan pengobatan lesi pra-kanker), pencegahan tersier (diagnosis dan pengobatan kanker serviks invasif), dan perawatan paliatif.
Dilansir dari Tempo, Jumat, 4 Februari 2022, gejala yang sering dikeluhkan penderita kanker serviks adalah perdarahan di luar jadwal menstruasi. Selain itu, munculnya keputihan berwarna kemerahan karena tercampur darah juga menjadi gejala yang dikeluhkan.
Dilansir dari laman p2ptm.kemkes.go.id, faktor risiko yang menyebabkan perempuan terpapar HPV dan mengalami kanker serviks adalah:
Menikah atau memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari 20 tahun);
Berganti-ganti pasangan seksual;
Berhubungan seksual dengan laki-laki yang sering berganti pasangan;
Memiliki riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul;
Merupakan perokok aktif dan/atau perokok pasif. Perempuan perokok aktif 2,5 kali lebih berisiko terkena kanker serviks dibandingkan perokok pasif yang berisiko 1,4 kali.
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
34 Tahanan Perempuan Iran Mogok Makan, Peringati Kematian Mahsa Amini
1 hari lalu
34 Tahanan Perempuan Iran Mogok Makan, Peringati Kematian Mahsa Amini
Tiga puluh empat tahanan perempuan melakukan mogok makan di penjara Iran pada Ahad untuk menandai dua tahun kematian Mahsa Amini.
Istri Bruce Springsteen Mengidap Multiple Myeloma, Kenali Penyebab Kanker Darah Itu
2 hari lalu
Istri Bruce Springsteen Mengidap Multiple Myeloma, Kenali Penyebab Kanker Darah Itu
Istri musisi Bruce Springsteen mengungkapkan perjuangannya melawan kanker darah yang disebut multiple myeloma. Kenali penyebab dan gejalanya.