7 Fakta Soal Mabuk Perjalanan yang Jarang Diketahui
Reporter
Tempo.co
Editor
Dwi Arjanto
Sabtu, 7 Mei 2022 06:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Mabuk perjalanan merupakan kondisi yang kerap dialami banyak orang. Meski demikian, terdapat beberapa fakta terkait mabuk perjalanan yang tidak banyak diketahui. Apa saja faktanya?
Dilansir dari Verywell Health, berikut merupakan 7 fakta mabuk perjalanan yang jarang diketahui :
- Beberapa orang lebih berisiko mengalami mabuk perjalanan
Menurut studi, mabuk perjalanan dapat dialami oleh siapa saja. Akan tetapi, beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi. Mereka adalah anak-anak usia 2-12 tahun, wanita (terutama ibu hamil), dan orang yang mengalami sakit kepala migrain.
- Mual dan muntah bukan satu-satunya gejala mabuk perjalanan
Setiap orang dapat mengalami gejala mabuk perjalanan yang berbeda-beda. Selain mual dan muntah, beberapa gejala umum mabuk perjalanan antara lain keringat dingin, kelelahan, pusing, sakit kepala, perubahan suasana hati, kulit pucat, dan mengantuk.
Sebagian orang dapat mengalami kelelahan yang parah karena gerakan saat perjalanan. Orang-orang ini memiliki subkategori mabuk perjalanan yang disebut sindrom sopite.
Mual dan muntah bukanlah gejala sindrom sopite. Sindrom ini ditandai dengan kelelahan ekstrem, kantuk, dan perubahan suasana hati.
- Beberapa obat-obatan dapat memicu mabuk perjalanan
Beberapa jenis obat telah terbukti dapat memicu atau memperparah gejala mabuk perjalanan. Obat-obatan tersebut termasuk aralen phosphate, azasite, pil KB, bifosfonat, digitek, obat yang mengandung estrogen, inbrija, obat nyeri narkotik, antiinflamasi nonstreroid seperti ibuprofen dan naproxen, paxil, filokontin, prozac, dan zoloft.
Melewatkan atau mengubah waktu minum obat-obatan di atas mungkin dapat membantu. Namun, pastikan untuk berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu.
- Hormon juga berperan dalam meningkatkan risiko mabuk perjalanan
Hormon estrogen menyebabkan wanita lebih rentan mengalami mabuk perjalanan. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa siklus menstruasi turut berpengaruh dalam meningkatkan risio mabuk perjalanan.
Berikutnya: Beberapa kondisi seperti adanya cairan di telinga, vertigo...
<!--more-->
- Beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan gejala serupa mabuk perjalanan
Beberapa kondisi seperti adanya cairan di telinga, vertigo posisi paroksimal jinak (BPPV), meniere, sejumlah infeksi dan cedera dapat menyebabkan gejala yang sama seperti mabuk perjalanan. Beberapa kondisi serius, seperti stroke, juga dapat menyebabkan gejala serupa dan harus segera ditangani.
- Mengubah aktivitas dapat membantu mengatasi gejala mabuk perjalanan
Aktivitas-aktivitas yang membuat kita fokus pada sesuatu di dalam kendaraan yang bergerak dapat memicu atau memperburuk gejala mabuk perjalanan. Ini termasuk membaca, merajut, atau menonton film.
Menghentikan aktivitas tersebut mungkin membantu mengatasi gejala yang muncul. Anda juga dapat mencoba untuk berpindah tempat duduk dan melihat ke luar jendela.
- Pikiran dapat memicu mabuk perjalanan
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengira mereka akan terkena mabuk perjalanan lebih mungkin untuk mengalaminya. Jika Anda memiliki pemikiran demikian, sebaiknya segera cari pengalih perhatian.
Itulah fakta-fakta terkait mabuk perjalanan yang tidak banyak diketahui. Jika Anda kerap mengalami gejala mabuk perjalanan, cobalah untuk berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan tentang cara mencehah dan mengatasinya.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca : Makanan untuk Mengatasi Mabuk Perjalanan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.