Risiko Terserang Kanker Kerongkongan Paling Rentan di Usia Ini

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 15 Mei 2022 22:05 WIB

Kanker kerongkongan

TEMPO.CO, Jakarta - Risiko orang berusia 45-64 tahun terkena kanker kerongkongan hampir dua kali lipat. Kasus kanker kerongkongan itu juga mengalami peningkatan 50 persen dalam kondisi prakanker kerongkongan Barrett antara 2012 dan 2019.

“Pertumbuhan prevalensi yang kuat ini harus menjadi perhatian dokter dan kita harus mempertimbangkan skrining lebih banyak pasien paruh baya untuk kanker kerongkongan jika mereka berisiko lebih tinggi,” kata Bashar J. Qumseya, profesor kedokteran dan kepala endoskopi di Universitas Florida, Gainesville.

Tim peneliti menilai tingkat esofagogastroduodenoskopi (EGD) selama jangka waktu ini dan tidak menemukan peningkatan yang mungkin menjelaskan data prevalensi. EGD adalah tes endoskopi diagnostik untuk memeriksa kerongkongan, lambung, dan bagian pertama dari usus kecil (duodenum).

Kanker kerongkongan dan kerongkongan Barrett paling sering ditemukan pada lansia pria kulit putih dan penelitian menemukan insiden tertinggi terus terjadi di antara yang berusia di atas 65 tahun. Tetapi, para peneliti menemukan tingkat kanker hampir dua kali lipat pada kelompok usia 45-64 tahun, dari 49 per 100.000 menjadi 94 per 100.000. Sedangkan prevalensi kerongkongan Barrett pada kelompok ini meningkat sekitar 50 persen, dari 304 menjadi 466 per 100.000 pasien.

Kanker kerongkongan, yang biasanya dideteksi dengan endoskopi, seringkali merupakan pembunuh senyap dengan gejala minimal hingga menjadi stadium lanjut. Esofagus Barrett lesi prekursor utama untuk adenokarsinoma esofagus, yang dimulai di sel kelenjar di lapisan esofagu, terutama disebabkan oleh refluks asam kronis.

Advertising
Advertising

Faktor risiko lain termasuk usia lanjut, laki-laki, obesitas, merokok, dan minum alkohol. Qumseya mengatakan pasien paruh baya dengan beberapa faktor risiko akan mendapat manfaat dari skrining lebih awal dan/atau lebih sering, membandingkannya dengan manfaat skrining kanker kolorektal sebelumnya.

"Banyak pasien di Amerika sekarang menjalani kolonoskopi mulai dari usia 45 tahun. Jadi, melakukan endoskopi pada saat yang sama pada pemilik beberapa faktor risiko dapat membantu menangkap lebih banyak pasien dengan esofagus Barrett dan kanker esofagus," katanya. "Dari analisis lain yang dilakukan dengan kumpulan data ini, kami tahu bahkan pasien dengan empat atau lebih faktor risiko kanker kerongkongan tidak menjalani endoskopi. Jadi, dari perspektif pasien dan penyedia, kita bisa berbuat lebih baik."

Studi ini merupakan analisis lintas seksi dari data catatan kesehatan elektronik (EHR) dari OneFlorida Clinical Data Research Network, yang mencakup lebih dari 40 persen penduduk Florida. Para peneliti menganalisis catatan berdasarkan tiga kategori usia, 18-44, 45-64, dan di atas 65 tahun.

Analisis lebih lanjut pada basis data sedang berlangsung dan hasil akhir akan siap dalam enam bulan ke depan. Qumseya mencatat beberapa keterbatasan penelitian, hanya mencakup orang dewasa yang tinggal di Florida. Jadi, belum tentu mewakili populasi Amerika Serikat. Itu bukan uji coba terkontrol secara acak yang mengikuti satu kelompok pasien dari waktu ke waktu.

Selain itu, seperti halnya basis data apapun, mungkin ada masalah dengan data itu sendiri. EHR yang dianalisis adalah pasien yang mengunjungi rumah sakit atau kantor dokter sehingga tidak menunjukkan apakah mereka sudah memiliki penyakit pada saat kunjungan itu atau apakah kondisi tersebut telah sembuh.

Dalam analisis terakhir, tim peneliti berencana untuk mengunjungi kembali basis data untuk mencoba membedakan antara dua jenis kanker esofagus, yakni adenokarsinoma esofagus, yang biasanya mempengaruhi esofagus bagian bawah, dan karsinoma sel skuamosa, yang mempengaruhi esofagus bagian atas.

Baca juga: Kanker Esofagus, Penyebab dan Gejala

Berita terkait

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

1 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

3 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

4 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

6 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

10 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Penyebab dan Cara Mencegah Dysphonia atau Suara Serak

11 hari lalu

Penyebab dan Cara Mencegah Dysphonia atau Suara Serak

Untuk mengatasi dan mencegah suara serak, penting untuk memahami penyebab yang mendasarinya serta tindakan pencegahan yang efektif.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

11 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

11 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

14 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

16 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya