Takut Jomblo atau Lajang? Hati-Hati Efek Anuptafobia

Reporter

Tempo.co

Selasa, 31 Mei 2022 11:38 WIB

Ilustrasi wanita jomblo. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kamu takut jomblo atau lajang? Merasa khawatir tak kunjung menemukan jodoh atau pasangan? Hati-hati bisa jadi itu merupakan gejala dari anuptafobia. Fobia ini seringkali dikaitkan sebagai lawan dari gamofobia (takut pada pernikahan). Rasa takut akan kesepian menjadi penyebab utama timbulnya fobia ini.

Anuptafobia adalah sebutan untuk kondisi ketakutan untuk tetap melajang. Kasus anuptafobia bisa terjadi di beragam level, mulai kasus anuptafobia sangat ringan hingga parah. Kondisi ini bisa muncul karena berbagai faktor, baik faktor internal (peristiwa traumatik) maupun kecenderungan internal (faktor keturunan atau geentika).

Sebagian besar orang ingin menghabiskan waktu dengan partner atau pasangan hidup di kehidupan masa tuanya. Melansir hellogiggles.com, rasa takut akan kesendirian yang berlebihan bisa menimbulkan rasa cemas, panik, dan takut. Kondisi ini dianggap mempunyai disfungsional dalam hubungan.

Dikutip thehealthboard.com, anuptafobia berpotensi membuat orang bertindak tidak rasional untuk menemukan pasangan. Seseorang dapat berambisi untuk segera memiliki pasangan dan cepat menikah tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Menurut penderita anuptafobia, perjanjian pernikahan seumur hidup menjamin hidupnya tidak akan sendirian. Tidak jarang, orang dengan anuptafobia ini akan tetap bertahan walau dengan kondisi hubungan beracun (toxic relationship) karena ketakutan sendirian.

Gejala fobia ini bisa sangat bervariasi. Dikutip optimistminds.com, beberapa orang dengan gangguan ini mungkin menghindari pernikahan karena mereka merasa panik saat menghadirinya. Sementara, sebagian penderita ini justru sangat tertarik untuk menghadiri pernikahan atau acara sosial lainnya dengan harapan dapat bertemu dengan pasangan hidup.

Advertising
Advertising

Pengobatan anuptafobia dapat diatasi dengan membantu penderitanya tidak memandang kehidupan lajang sebagai sebuah kejahatan. Dalam beberapa kasus, terapi bicara, perilaku kognitif dan desensitisasi membantu meringankan anuptafobia. Namun, dalam kondisi ringan, anuptafobia tidak membutuhkan terapi.

Terapi biasanya diperlukan ketika rasa takut menjadi lajang begitu kuat sehingga berakibat buruk bagi kehidupan yang dijalani. Dapat dikatakan, banyak orang yang menderita ketakutan akan berakhir melajang di hidupnya. Akan tetapi, selama ketakutan ini tidak menguasai akal sehat, hal itu adalah kondisi wajar yang dialami manusia.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Ketakutan Terus Melajang Mungkin Anda Mengidap Fobia ini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

6 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

7 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Punya 12 Perayaan Unik yang Jatuh Setiap Tanggal 14, Apa Itu?

16 hari lalu

Korea Selatan Punya 12 Perayaan Unik yang Jatuh Setiap Tanggal 14, Apa Itu?

Tanggal 14 menjadi angka spesial dalam kalender Korea Selatan. Tak hanya Black day, ternyata Korea punya 12 perayaan unik yang berkaitan dengan cinta.

Baca Selengkapnya

Apa itu Black Day yang Diperingati Setiap 14 April di Korea Selatan

18 hari lalu

Apa itu Black Day yang Diperingati Setiap 14 April di Korea Selatan

Black day adalah hari yang didedikasikan untuk para jomblo di Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

23 hari lalu

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.

Baca Selengkapnya

Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

36 hari lalu

Jembatan di Baltimore Ambruk Ditabrak Kapal, Psikolog Sebut Munculnya Gefirofobia. Apa Itu?

Ambruknya Jembatan Francis Scott Key di Baltimore memunculkan gefirofobia atau fobia melintasi jembatan. Pakar sebut cara mengatasinya.

Baca Selengkapnya

Cerita Minna Lim Ciptakan Aplikasi Biro Jodoh di Singapura

47 hari lalu

Cerita Minna Lim Ciptakan Aplikasi Biro Jodoh di Singapura

Aplikasi biro jodoh online kian menjamur, hal ini menginspirasi seorang wanita bernama Minna Lim untuk membuat aplikasi itu setelah ia bercerai.

Baca Selengkapnya

Prioritaskan Karir, Populasi Lajang di Cina 239 Juta Jiwa

55 hari lalu

Prioritaskan Karir, Populasi Lajang di Cina 239 Juta Jiwa

Perempuan di Cina enggan menikah karena khawatir akan menghambat perkembangan karir dan tak siap dengan beban anak.

Baca Selengkapnya

Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

57 hari lalu

Terapi Kesehatan yang Sempat Viral dan Masih Populer

Berikut lima tren kesehatan yang sempat viral dan masih populer sampai sekarang. Ingat, tak semua baik dilakukan dan cocok untuk setiap orang.

Baca Selengkapnya

Makna Menangis dari Sisi Ilmiah, Benarkah Ada Gunanya?

19 Februari 2024

Makna Menangis dari Sisi Ilmiah, Benarkah Ada Gunanya?

Banyak hal terkait menangis dari sisi ilmiah, termasuk melepaskan hormon bahagia yang membantu mengobati luka dan meredakan stres. Adakah gunanya?

Baca Selengkapnya