3 Jenis Kateter Urine, Apa Saja Perbedaannya?

Reporter

Tempo.co

Editor

Bram Setiawan

Sabtu, 4 Juni 2022 09:41 WIB

Ilustrasi tes urine. ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kateter urine dipasang di tubuh untuk mengalirkan air seni dari kandung kemih. Mengutip laman NHS Inform, kateter ini digunakan orang yang kesulitan buang air kecil.

Kateter urine juga berguna untuk mengatasi masalah jaringan perut atau pembesaran prostat untuk melepaskan air seni. Orang yang mengalami kandung kemih lemah yang mempengaruhi kemampuan buang air kecil juga membutuhkan kateter urine.

Katater ini juga dimanfaatkan untuk mengosongkan kandung kemih setelah melahirkan, jika ibu memiliki anestesi epidural. Pengosongan kandung kemih, sebelum, saat, atau sesudah operasi, seperti rahim, indung telur, usus.

Kateter intermiten yang sementara dimasukkan ke dalam kandung kemih dan dikeluarkan setelah kosong. Kateter menetap ini digunakan selama berhari-hari atau hitungan pekan. Posisi kateter ditahan benda sepeti balon yang menggembung di kandung kemih.

Mengutip Medline Plus untuk jika menetap, pasien bisa membersihkan bagian kateter yang berada di luar tubuh menggunakan air dan sabun setiap hari. Setiap buang air untuk mencegah infeksi. Jika memiliki kateter suprapubik, dibersihkan lubang di perut menggunakan sabun dan air setiap hari, kemudian tutup kain kasa kering.

Jenis kateter urine

  1. Kateter urine intermiten
Advertising
Advertising

Kateter urin intermiten dimasukkan beberapa kali sehari untuk menguras isi kandung kemih. Mengutip National Health Service UK, kateter intermiten dimasukkan ke dalam kandung kemih melalui uretra atau tabung yang membawa urine keluar dari tubuh).

Salah satu ujung kateter akan dibiarkan terbuka untuk mengalirkan air ke toilet. Pilihan lain bisa dilekatkan di kantong penampung urine.

  1. Kateter urine menetap

Kateter urine menetap dipasang seperti cara memasukkan kateter intermiten. Tapi kateter menetap dibiarkan selama beberapa bulan sebelum diganti dengan yang baru.

Kateter menetap ditahan di kandung kemih menggunakan benda menyerupai balon berisi air. Kateter menetap terkadang dilengkapi katup yang bisa dibuka untuk mengalirkan urine di toilet.

  1. Kateter eksternal

Kateter eksternal (kateter kondom) digunakan di luar tubuh. Biasanya dipakai orang yang tidak memiliki masalah penahanan urine. Mengutip Healthline, kateter kondom digunakan langsung di organ reproduksi pria, kemudian perangkatnya dihubungkan ke kantong penyaluran air seni.

Biasanya kateter kondom lebih nyaman digunakan dan minim risiko infeksi dibandingkan kateter menetap. Tapi, kateter ini perlu diganti setiap hari agar tak menyebabkan iritasi kulit.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Unisa Tarik Mahasiswi Praktik yang Bikin Konten Pasang Kateter Urine Pasien

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

3 hari lalu

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

Di Indonesia pernah ditemukan kasus batu ginjal langka. Ukurannya sebesar kepala manusia.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Bicara Domba, dari Evolusi dan Ras hingga Kondom dan Kloning

23 hari lalu

Guru Besar IPB Bicara Domba, dari Evolusi dan Ras hingga Kondom dan Kloning

Domba disebut pakar ekologi dari IPB ini sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sekaligus salah satu hewan ternak yang unik.

Baca Selengkapnya

Urolog Sebut Pantangan buat Pemudik dengan Pembesaran Prostat

34 hari lalu

Urolog Sebut Pantangan buat Pemudik dengan Pembesaran Prostat

Berikut hal-hal yang tak boleh dilakukan pemudik dengan pembesaran prostat agar tak terjadi masalah yang lebih serius.

Baca Selengkapnya

Kondom Bantu Cegah Infeksi Menular Seksual Hingga 90 Persen

20 Februari 2024

Kondom Bantu Cegah Infeksi Menular Seksual Hingga 90 Persen

Penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penyakit menular yang disebabkan oleh hubungan seksual, seperti HIV atau Infeksi Menular Seksual,

Baca Selengkapnya

Seberapa Perlu Pria Memeriksa Kondisi Prostat?

11 Februari 2024

Seberapa Perlu Pria Memeriksa Kondisi Prostat?

Untuk mencegah pembesaran prostat yang mengakibatkan kanker, perlu dilakukan pemeriksaan sebelum terlambat.

Baca Selengkapnya

Sebelum Didiagnosis Kanker, Raja Charles III Alami Pembesaran Prostat. Berikut Penjelasan Kondisi Ini

6 Februari 2024

Sebelum Didiagnosis Kanker, Raja Charles III Alami Pembesaran Prostat. Berikut Penjelasan Kondisi Ini

Raja Charles III didiagnosis menderita kanker meski tak dirinci jenisnya. Sebelumnya, ia dirawat karena mengalami pembesaran prostat.

Baca Selengkapnya

4 Gejala Kanker Kandung Kemih Termasuk Kencing Berdarah, Cek yang Lainnya

1 Februari 2024

4 Gejala Kanker Kandung Kemih Termasuk Kencing Berdarah, Cek yang Lainnya

Kencing berdarah adalah gejala paling umum kanker kandung kemih yang dialami 80 persen pasien. Cek gejala lainnya.

Baca Selengkapnya

Musim Hujan Bikin Sering Buang Air Kecil, Ini 10 Tips Mengontrolnya

23 Januari 2024

Musim Hujan Bikin Sering Buang Air Kecil, Ini 10 Tips Mengontrolnya

Musim hujan membuat kita sering buang air kecil. Bagaimana cara mengontrolnya?

Baca Selengkapnya

Penyebab Pembesaran Prostat dan Cara Mencegahnya

23 Januari 2024

Penyebab Pembesaran Prostat dan Cara Mencegahnya

Pembesaran prostat atau yang dikenal sebagai hiperplasia prostat benigna (BPH) adalah kondisi umum yang dialami oleh pria. Terutama seiring bertambahnya usia.

Baca Selengkapnya

Kenali Jenis-jenis Amiloidosis, Penyakit Kelainan Protein

12 Januari 2024

Kenali Jenis-jenis Amiloidosis, Penyakit Kelainan Protein

Amiloidosis adalah kelainan langka yang terjadi ketika protein dalam tubuh bermutasi menjadi protein cacat

Baca Selengkapnya