Pengguna Rokok Elektrik Naik 10 Kali Lipat, Ketahui 4 Bahaya Vape

Reporter

Tempo.co

Selasa, 7 Juni 2022 17:01 WIB

Bahaya Rokok Elektrik

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan atau Kemenkes RI mengeluarkan Laporan survei global penggunaan tembakau pada usia dewasa atau Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021. Hasil survei menunjukkan bahwa konsumsi rokok elektrik di Indonesia meningkat 10 kali lipat. Lalu, apa efek samping dari penggunaan rokok elektrik atau vape ini?

Survei dilaksanakan pada 2011 dan diulang pada 2021 dengan melibatkan sebanyak 9.156 responden. Dalam temuannya, selama kurun waktu 10 tahun terakhir, terjadi peningkatan signifikan jumlah perokok dewasa. Dari 60,3 juta pada 2011 menjadi 69,1 juta perokok pada 2021 atau mengalami kenaikan sebanyak 8,8 juta orang.

Hasil survei GATS juga menunjukkan adanya kenaikan prevalensi perokok elektrik hingga 10 kali lipat, dari 0.3 persen pada 2011, menjadi 3 persen pada 2021. Sementara itu, prevalensi perokok pasif juga tercatat naik menjadi 120 juta orang, seperti dikutip dari kemkes.go.id.

Sementara itu, melansir laman p2ptm.kemkes.go.id, sejak dilegalkan pada pertengahan 2018 lalu, peredaran rokok elektrik di Indonesia memang semakin luas dan mudah dijangkau lantaran harganya yang murah. Di samping itu, masyarakat menganggap bahwa rokok elektrik lebih aman dibanding rokok konvensional.

Padahal, menurut Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto, rokok konvensional dan elektrik sama-sama berbahaya. Keduanya mengandung nikotin yang dapat menimbulkan efek ketagihan atau adiksi. Bila digunakan terus menerus, dampak jangka panjangnya dapat memicu penyakit kardiovaskular, kanker paru-paru, dan penyakit berbahaya lainnya.

Advertising
Advertising

“Kedua produk ini juga mengandung karsinogen atau bahan-bahan yang menginduksi kanker melalui kegiatan merokok yang melalui saluran pernapasan dan paru. Kalau dipakai jangka panjang akan menimbulkan kanker,” kata Agus Dwi Susanto, dalam acara diskusi bersama pakar kesehatan dan ekonomi di Gedung Adyatma, Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Januari 2020.

Sementara itu, mengutip laman cancer.org, rokok elektrik dan jenis perangkat ‘vaping’ lainnya masih cukup baru. Sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan dalam jangka waktu yang lebih lama untuk mengetahui efek kesehatan jangka panjangnya. Sedangkan penelitian tentang perangkat ini diperumit oleh fakta bahwa banyak perangkat berbeda yang dijual. Serta, banyak bahan kimia berbeda dapat digunakan di dalamnya.

Kendati efek jangka panjang dari rokok elektrik masih belum diketahui, namun semua produk tembakau, termasuk rokok elektrik, dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi pengguna.

Pada 2019 ada laporan penyakit paru-paru serius pada beberapa orang yang menggunakan rokok elektrik atau perangkat vaping lainnya. Gejala termasuk batuk, kesulitan bernapas, atau nyeri dada. Mual, muntah, atau diare. Serta Kelelahan, demam, atau penurunan berat badan

<!--more-->

Efek Samping Rokok Elektrik atau Vape

Melansir dari Web MD, beberapa efek samping rokok elektrik atau Vape yaitu:

1. Kanker paru-paru dan masalah lainnya

Karena menghirup nikotin atau tetrahydrocannabinol (THC) melalui rokok elektrik, risiko utama menggunakan rokok elektrik adalah berkaitan dengan paru-paru. Minyak atau liquid vape terdiri dari sejumlah bahan kimia dan logam yang mungkin berbahaya bagi paru-paru, termasuk: nikel, timah, timbal, perasa seperti diacetyl, dan partikel ultra-halus lainnya.

Pengguna mungkin mengalami kesulitan bernapas, batuk berlebihan, nyeri dada, mual, kelelahan, muntah, dan bahkan demam akibat penggunaan rokok elektrik yang berlebihan. Dalam kasus atau proses yang lebih parah, pengguna bahkan mungkin perlu dirawat di rumah sakit.

Spesialis penyakit dalam dan pengobatan remaja di CareMount Medical Nadine Cohen mengatakan beberapa zat yang ditemukan dalam rokok elektrik juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker bila digunakan dalam jangka panjang. “Dalam jangka pendek, nikotin dapat menyebabkan masalah tidur dan kegelisahan, serta gejala lain seperti mual, muntah, dan sariawan di mulut dan lidah,” katanya.

2. Merusak otak

Terlepas dari apakah itu dari rokok tradisional atau rokok elektrik, nikotin adalah zat berbahaya, terutama bagi remaja. Nikotin dapat berbahaya bagi bagian otak yang mengontrol suasana hati, pembelajaran, perhatian, dan kontrol impuls. Nikotin secara negatif mempengaruhi bagaimana sinapsis, koneksi antara sel-sel otak, terbentuk. Banyak perangkat Vape juga menghasilkan uap yang mengandung timbal, yang dapat menyebabkan kerusakan otak.

Menurut ahli bedah saraf bersertifikat Marc Arginteanu, rokok elektrik dapat menyebabkan sel punca cedera. Sehingga mengurangi kemampuan otak untuk memperbaiki kerusakan selama sisa hidup seseorang. Selain itu, vaping menyebabkan percepatan proses penuaan dan membuat otak lebih rentan terhadap penyakit neurodegeneratif, kata dia.

3. Penyakit mulut dan gusi

Mulut dapat menjadi indikator utama kesehatan tubuh secara keseluruhan. Tetapi kandungan nikotin pada rokok elektrik justru menghancurkan bakteri dan jaringan sehat di rongga mulut. Ini lantaran nikotin dapat mengurangi aliran darah dan nutrisi ke gusi, yang membutuhkan nutrisi tersebut untuk tetap sehat. “Jaringan gusi sehat yang rusak dapat menyebabkan berbagai masalah mulut,” kata kata Dr. Bill Busch, dari DMD, MAGD.

4. Masalah jantung

Rokok elektrik yang mengandung nikotin juga dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Nikotin meningkatkan tekanan darah dan memacu adrenalin, menghasilkan peningkatan detak jantung dan risiko serangan jantung yang lebih besar. Potensi penyakit arteri koroner dan masalah sirkulasi darah juga meningkat. Pengguna rokok elektrik 56 persen lebih mungkin mengalami serangan jantung daripada bukan pengguna, menurut penelitian.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Rokok Elektrik dan Rokok Konvensional Sama Saja Bahayanya, Jadi Setop Merokok

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

14 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

2 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

2 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

5 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

6 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

6 hari lalu

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

Tim IDI Medan mengatakan risiko penggunaan rokok elektrik serupa dengan rokok konvensional. Keduanya memiliki bahaya ketergantungan yang sama.

Baca Selengkapnya