Ketahui Gejala dan Faktor Risiko Intoleransi Laktosa

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 9 Juni 2022 10:25 WIB

Ilustrasi minum susu. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Laktosa merupakan jenis gula yang ditemukan dalam produk susu. Beberapa orang tidak dapat mencernanya dengan baik sehingga menyebabkan reaksi pada pencernaan. Kondisi ini disebut dengan intoleransi laktosa.

Melansir dari Healthline, intoleransi laktosa ialah gangguan pencernaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan mencerna laktosa, karbohidrat utama dalam produk susu. Gangguan ini umumnya terjadi pada orang dewasa.

Orang dengan intoleransi laktosa mengalami gejala setelah makan atau minum suatu produk susu yang mengandung laktosa. Tanda dan gejala intoleransi laktosa biasanya dimulai dari 30 menit hingga dua jam setelah makan atau minum makanan yang mengandung laktosa.

Dikutip dari Mayo Clinic, tanda dan gejala umum dari intoleransi laktosa antara lain diare, mual dan muntah, keram perut, dan perut kembung gas.

Adapun tingkat keparahan gejala intoleransi laktosa bervariasi. Tingkat keparahannya berdasarkan seberapa banyak laktosa yang dapat Anda toleransi dan seberapa banyak yang telah Anda makan.

Advertising
Advertising

Untungnya, gejala ini hanya berlangsung sebentar. Anda tidak akan mengalami kondisi yang buruk, kecuali jika Anda mengonsumsi laktosa dalam jumlah besar atau memiliki kondisi lain yang diperburuk oleh iritasi pencernaan yang disebabkan oleh intoleransi laktosa.

Faktor-faktor yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap intoleransi laktosa meliputi:

1. Bertambahnya usia

Umumnya intoleransi laktosa muncul pada usia dewasa. Kondisi tersebut jarang terjadi pada bayi dan anak kecil.

2. Etnis

Intoleransi laktosa paling sering terjadi pada orang-orang keturunan Afrika, Asia, Hispanik, dan Indian Amerika.

3. Lahir prematur

Bayi yang lahir prematur mungkin mengalami penurunan kadar laktase karena usus kecil tidak mengembangkan sel penghasil laktase sampai akhir trimester ketiga.

4. Penyakit yang mempengaruhi usus kecil

Masalah usus kecil dapat menyebabkan intoleransi laktosa termasuk pertumbuhan bakteri yang berlebihan, penyakit celiac dan penyakit Crohn.

5. Perawatan kanker tertentu

Jika Anda pernah menjalani terapi radiasi untuk kanker di perut Anda atau Anda memiliki komplikasi usus akibat kemoterapi, risiko Anda terkena intoleransi laktosa meningkat.

RINDI ARISKA

Baca juga: Apa Itu Intoleransi Laktosa? Beda dengan Alergi Susu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

9 jam lalu

Jokowi Percaya Bahlil Pimpin Satgas Gula dan Bioetanol, Ini 7 Tugas Pokoknya

Presiden Jokowi tunjuk Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Satgas Gula dan bioetanol. Apa saja tugas-tugasnya?

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

2 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

5 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

7 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

7 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

9 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

11 hari lalu

Bapanas Naikkan Harga Acuan Gula Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Badan Pangan Nasional (Bapanas) merespons kenaikan harga gula di tingkat konsumen. Saat ini harga gula sudah jauh melampaui Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp 15.500 per kilogram. Karena itu, Bapanas menaikan HAP gula mulai 5 April 2024 menjadi Rp 17.500 per kilogram.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

11 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes

Berikut makanan yang sebaiknya Anda hindari jika Anda menderita diabetes.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

12 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

13 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya