Banyak Sampah Plastik, Kenapa Pabrik Daur Ulang Kekurangan Pasokan?

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 10 Juni 2022 12:16 WIB

Ilustrasi Sampah Plastik. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak sampah plastik di sekitar kita. Namun kenyataannya adalah pabrik daur ulang sampah plastik kekurangan pasokan bahan baku untuk dijual kepada perusahaan pembuat produk berkemasan plastik. Fakta ini disampaikan oleh Rizky Ambardi, Head of Collect Waste4Change dan Project Manager DIVERT.

"Pabrik daur ulang sampah plastik ini rata-rata baru mengolah 40 persen dari kapasitasnya," kata Rizky Ambardi dalam jumpa daring "Bicara Ekonomi Sirkular: Pentingnya Data dan Traceability Sampah Plastik" pada Kamis, 9 Juni 2022. Artinya, menurut dia, masih ada 60 persen kapasitas pabrik yang belum optimal.

Apa penyebabnya? "Kekurangan pasokan," ujar Rizky. Padahal kenyataannya, setiap tahun ada 4,8 juta sampah plastik yang belum terkelola dengan baik. Maksud dari belum terkelola dengan baik adalah sampah tersebut tidak masuk didaur ulang. Sampah yang belum terkelola dengan baik itu umumnya dibakar di ruang terbuka (48 persen), tidak dikelola di tempat pembuangan sampah resmi (13 persen), dan sisanya mencemari saluran air sampai ke laut (9 persen).

Salah satu cara mengatasi kekurangan pasokan ini, menurut Rizky Ambardi, dengan menerapkan ekonomi sirkular. "Penerapan di lapangan tentu tidak mudah, peran dan sinergi semua pihak dalam mata rantai daur ulang harus digalakkan agar sampah sebagai bahan daur ulang dapat terkumpul kembali dan diproses menjadi produk daur ulang atau proses pengelolaan lainnya," ujarnya.

Menurut pengamatan Waste4Change, Rizky melanjutkan, kurangnya data pada fase pengumpulan sampah plastik memicu kesenjangan yang besar antara sampah plastik yang diproduksi, yang saat ini didaur ulang, dan yang berpotensi untuk didaur ulang. "Perlu upaya yang lebih besar agar dapat memperoleh bahan baku dari plastik daur ulang dalam jumlah signifikan untuk dapat diolah menjadi kemasan kembali," katanya. Kemasan plastik yang sudah terkena sambal misalkan, menurut Rizky, tidak selalu dapat didaur ulang apabila kondisinya sudah rusak.

Advertising
Advertising

(dari kiri) Unilever Senior Sustainability Manager Circular Economy Transform Plastics Pillar Lead, Jolanda de Roiij; Direktur Pengurangan Sampah, Dirjen PSLSB3, KLHK, Sinta Saptarina Soemiarno; Head of Sustainable Environment, Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi; pegiat gaya hidup ramah lingkungan, Astri Puji Lestari; Moderator Nadia Mulya; dan Head of Collect Waste4Change dan Project Manager DIVERT, Rizky Ambardi dalam jumpa daring "Bicara Sirkular Ekonomi: Pentingnya Data dan Traceability Sampah Plastik" pada Kamis, 9 Juni 2022.

Direktur Pengurangan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sinta Saptarina Soemiarno mengatakan, sampah plastik cenderung meningkat dari 11 persen di 2010 menjadi 17 persen di 2021. "Pemerintah mengamanatkan para produsen untuk melakukan upaya pengurangan sampah dari hulu, yakni pembatasan timbulan sampah, hingga hilir dengan menarik kembali kemasan paska-pakai untuk dimanfaatkan kembali atau di daur ulang," katanya. Dengan demikian, semakin sedikit kemasan yang terbuang ke tempat pembuangan akhir sampah atau TPA sesuai tujuan pembangunan ekonomi sirkular di Indonesia.

Head of Sustainable Environment, Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi mengatakan, tidak mudah mendapatkan pasokan bahan daur ulang dengan kualitas yang konsisten untuk digunakan kembali sebagai kemasan produk. "Ketika kami membutuhkan sampah plastik daur ulang, masih sangat sulit menemukan yang memenuhi kriteria," ujarnya.

Sebab itu, menurut dia, Unilever mengajak semua pihak untuk ambil bagian, berperan aktif dalam kegiatan ekonomi sirkular. Pada 2021, Maya Tamimi melanjutkan, Unilever Indonesia membantu mengumpulkan dan memproses lebih dari 45.900 ton sampah plastik melalui pengumpulan sampah plastik dari jaringan bank sampah. Unilever Indonesia menargetkan setidaknya menggunakan 25 persen plastik daur ulang pada setiap kemasannya di 2025.

Baca juga:
Air Minum Kemasan Galon Bisa Jadi Solusi Kurangi Sampah Plastik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Selebriti yang Gunakan Daur Ulang di Met Gala 2024

6 hari lalu

Selebriti yang Gunakan Daur Ulang di Met Gala 2024

Tahun ini topik berkelanjutan dengan bahan daur ulang jadi sorotan di Met Gala 2024

Baca Selengkapnya

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

13 hari lalu

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi akan berkunjung ke Kota Cilegon. Penggunaan aspal plastik dapat menjadi contoh implementasi pengolahan sampah.

Baca Selengkapnya

Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

22 hari lalu

Sempat Diboikot terkait Israel, Unilever Indonesia Sebut Kinerja Perusahaan Membaik

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap menyatakan kinerja perusahaan tersebut saat ini membaik. Sempat diterpa boikot, diduga terkait Israel

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

22 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

22 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

22 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

22 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya

Ekspansi Margin Kotor dan Peningkatan Volume, Unilever Indonesia Catat Laba Bersih 1.4 Triliun

22 hari lalu

Ekspansi Margin Kotor dan Peningkatan Volume, Unilever Indonesia Catat Laba Bersih 1.4 Triliun

Unilever Indonesia mengumumkan hasil kinerja kuartal pertama 2024 dengan mencatat peningkatan margin kotor serta pertumbuhan volume dasar yang positif.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

22 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

24 hari lalu

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

Hari Bumi 2024 menyoroti masalah plastik, termasuk sampah plastik, dan mendorong aksi global melawan produksi plastik global yang tak terkendali.

Baca Selengkapnya