Kelegaan Emosional dan Detoksifikasi Bisa Muncul dari Efek Menangis

Reporter

Tempo.co

Editor

Bram Setiawan

Minggu, 19 Juni 2022 18:17 WIB

Ilustrasi pria menangis. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika menangis seseorang akan merasa kelegaan. Itu sebabnya, menangis bermanfaat baik untuk kesehatan mental. Menangis pun juga baik manfaatnya untuk kesehatan fisik.

Merujuk Penn Medicine, saat menangis tubuh melepaskan sejumlah racun dan hormon yang mempengaruhi peningkatan stres. Itu sebabnya, setelah menangis orang akan merasakan emosinya lebih baik dan mudah tidur. Efek menangis juga membantu memperkuat tubuh.

Manfaat menangis untuk kesehatan fisik dan suasana hati

  1. Kesehatan mata

Dokter mata Diane Hilal-Campo mengatakan, menangis membantu penyerapan air mata yang meningkatkan penglihatan secara keseluruhan, dilansir Real Simple.

Air mata memiliki kekuatan untuk membunuh bakteri. "Air mata 98 persen air, tetapi juga mengandung garam, minyak lemak, dan 1.500 protein berbeda, juga bahan kimia antibakteri lisozim yang membantu melawan infeksi,” katanya

Dokter mata Yuna Rapoport juga berpendapat sama. “Menangis sebenarnya cukup baik untuk mata kita, terutama mata kering,” katanya.

  1. Kelegaan emosional
Advertising
Advertising

Menangis cara alami untuk menunjukkan atau melepaskan emosi. Menangis memiliki efek kelegaan (katarsis). Tidak menangis hampir sama kondisinya seperti menghambat ekspresi. Kondisi itu mempengaruhi masalah kesehatan mental dan rentan terhadap gangguan penyakit.

Emosi yang kuat seperti menangis bisa menjadi hasil dari energi emosional yang berlebihan sehingga air mata benar-benar membantu melepaskannya. "Menangis yang baik adalah pelepasan katarsis dan sering menghasilkan perasaan lebih ringan dan jernih ketika selesai," kata konselor kesehatan mental Kelly Houseman.

  1. Detoksifikasi

Mengutip Healthline, air mata emosional bermanfaat peningkatan emosi baik yang mempengaruhi kesehatan mental. Itu sebabnya, menangis bersifat detoksifikasi atau penawar racun, karena melepaskan segala emosi buruk atau berbagai hal negatif dalam tubuh.

  1. Memperbaiki suasana hati

Menangis tergolong salah satu cara terbaik untuk menenangkan diri. Peneliti telah menemukan menangis mengaktifkan sistem saraf parasimpatis. Kondisi itu membantu tubuh untuk beristirahat, tapi manfaatnya tidak langsung. Mungkin perlu beberapa menit untuk mengeluarkan air mata sebelum merasakan efek menenangkan dari menangis.

Menangis juga memperbaiki suasana hati. Ketika menangis tersedu-sedu, paru-paru akan menghirup lebih banyak oksigen. Kondisi itu akan mendinginkan dan membantu menurunkan suhu otak. Otak yang dingin lebih menyenangkan untuk tubuh dan pikiran daripada otak yang hangat. Akibatnya, suasana hati pun akan membaik sedikit demi sedikit.

  1. Meredakan nyeri

Ketika menangis ada dorongan air mata emosional yang melepaskan hormon oksitosin dan endorfin. Oksitosin dijuluki hormon cinta yang mempengaruhi emosi baik seperti kasih sayang dan cinta. Adapun endorfin zat penekan rasa sakit yang dikeluarkan oleh otak. Oksitosin maupun endorfin membuat orang merasa emosionalnya akan lebih baik, karena meringankan rasa sakit fisik atau nyeri.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca: Menangis Bermanfaat Kesehatan Fisik, Mengurangi Infeksi Mata dan Meredakan Nyeri

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Gejala ADHD pada Wanita, Tak Selalu Sama dengan Pria

4 hari lalu

Gejala ADHD pada Wanita, Tak Selalu Sama dengan Pria

Sejumlah faktor berperan dalam perbedaan ciri ADHD pada perempuan. Karena itulah gejalanya bisa berbeda dari laki-laki.

Baca Selengkapnya

Perbaiki Suasana Hati dan Kesehatan Mental dengan Makanan Sehat Berikut

4 hari lalu

Perbaiki Suasana Hati dan Kesehatan Mental dengan Makanan Sehat Berikut

Pola makan seimbang secara keseluruhan yang mengandung banyak makanan padat nutrisi baik untuk kesehatan mental dan suasana hati.

Baca Selengkapnya

Perhatikan Sinyalnya, Siapa Tahu Teman Sendiri adalah Belahan Jiwa Anda

15 hari lalu

Perhatikan Sinyalnya, Siapa Tahu Teman Sendiri adalah Belahan Jiwa Anda

Berikut tujuh sinyal pasangan adalah belahan jiwa, siapa tahu dia teman sendiri yang sudah sering menghabiskan waktu bersama.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

17 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

17 hari lalu

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.

Baca Selengkapnya

7 Ciri-ciri Sigma Male yang Perlu Diketahui

17 hari lalu

7 Ciri-ciri Sigma Male yang Perlu Diketahui

Berikut ciri-ciri yang bisa dikenali dari orang yang memiliki karakter sigma male.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

24 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

25 hari lalu

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.

Baca Selengkapnya

Gejala Post Holiday Blues dan 5 Kiat Mengurangi Risikonya

31 hari lalu

Gejala Post Holiday Blues dan 5 Kiat Mengurangi Risikonya

Suasana liburan yang terbawa saat memulai rutinitas bekerja mempengaruhi perasaan atau gangguan emosi. Kondisi itu menandakan post holiday blues

Baca Selengkapnya

Memahami Penyebab Post-Holiday Blues yang Biasa Menyerang usai Liburan

32 hari lalu

Memahami Penyebab Post-Holiday Blues yang Biasa Menyerang usai Liburan

Post-holiday blues adalah perubahan suasana hati sebagai akibat dari transisi antara masa liburan kepada kondisi rutin yang harus dihadapi kembali.

Baca Selengkapnya